Sabtu, 14 November 2015

Proposal Penelitian

USULAN PENELITIAN
ANALISIS KINERJA PEGAWAI DISPENDUKCAPIL DALAM MELAYANI PEMBUATAN AKTA KELAHIRAN DI KOTA SURAKARTA
 
OLEH
RETNO KURNIA IMSANY
NIM : 201011019

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SURAKARTA
2014

USULAN PENELITIAN
Judul Penelitian                       : Analisis Kinerja Pegawai Dispendukcapil dalam Melayani Pembuatan Akta Kelahiran di Kota Surakarta
Ruang Lingkup Ilmu               : Manajemen Sumber Daya Manusia
Pelaksanaan Penelitian
Nama peneliti                          : Retno Kurnia Imsany
NIM                                        : 201011019
NIRM                                     :
Pekerjaan                                 : Mahasiswa

Kegunaan Penelitian               : Sebagai persyaratan menyelesaikan studi program S-1, Jurusan Ilmu Administrasi Negara, Program Studi Administrasi Negara
Lokasi Peneletian                    : Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
Jangka waktu penelitian          : 3 (tiga) bulan
Pembimbimg Penelitian          : Drs. Djoko Sutanto, M. Si

Surakarta,       Februari 2014
Peneliti           

Retno Kurnia imsany
201011019       



DAFTAR ISI
Halaman Judul........................................................................................... i
Halaman persetujuan................................................................................. ii
Daftar isi.................................................................................................... iii
Halaman persetujuan................................................................................. iv
A.  Latar Belakang Masalah....................................................................... 1
B.  Rumusan Masalah ................................................................................  7
C.  Tujuan penelitian................................................................................... 7
D.  Manfaat Penelitian................................................................................ 8
E.   Kerangka Pemikiran dan Tinjauan Pustaka.......................................... 9
1.      Kerangka Pemikiran........................................................................ 9
2.      Tinjauan Pustaka............................................................................. 12
a.       Konsep Kinerja......................................................................... 12
b.      Konsep Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil..................... 16
c.       Konsep Akta Kelahiran............................................................ 19
d.      Konsep Motivasi....................................................................... 23
e.       Konsep Teori X dan Y.............................................................. 24
F.   Definisi Konsepsional dan Operasional................................................ 33
G.  Metode Penelitian................................................................................. 35
Daftar Pustaka........................................................................................... 41
Lampiran-lampiran
a.       Lembar Konsultasi Skripsi

PERSETUJUAN

Proposal Penelitian ini telah disetujui oleh dosen pembimbing skripsi. Pada program  Studi Administrasi Negara, Jurusan Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Surakarta.

                                    Hari                 :
                                    Tanggal           :










Pembimbing


Drs. Djoko Sutanto, M.Si

A.    JUDUL PENENELITIAN
Analisis Kinerja Pegawai Dispendukcapil dalam Melayani Pembuatan Akta Kelahiran di Kota Surakarta
B.     LATAR BELAKANG MASALAH
Negara Indonesia adalah Negara hukum, didalamnya terdapat aturan-aturan yang memiliki fungsi berdasarkan tujuannya masing-masing. Selain itu juga terdapat beberapa instansi dan lembaga-lembaga yang mengaturnya. Mulai dari pemeritah pusat sampai kepada pemerintah daerah. Sebelum terbentunya Negara Indonesia yang demokratis, semua aturan dan kewenangan diatur oleh pemerintah pusat, hal ini disebut dengan Sentralisasi. Ada dampak positif dan negatif yang terkandung didalamnya, salah satu dampak positifnya adalah pemerintah dapat secara langsung berinteraksi kepada daerah-daerah. Selain itu ternyata dampak negative lebih dominan dibandingkan dampak positifnya, seperti kurangnya berkembangnya suatu daerah karena diatur langsung oleh pusat dan munculnya ketidakpuasan dikarenakan banyak aspirasi yang tidak sampai ke pusat.
Pada tanggal 1 januari 2001 muncul suatu kebijakan yang disebut dengan Otonomi Daerah. Semua aturan, kewenangan, dan kebijakan diatur oleh daerah itu sendiri, inilah yang disebut dengan Desentralisasi. Setiap daerah memiliki hak sendiri-sendiri untuk mengatur, mengelola, dan memajukan daerahnya, baik dalam bidang sosial, ekonomi, dan budaya. Selain itu disetiap daerah terdapat dinas atau instansi terkait yang memiliki kepentingan masing-masing. Tetapi setiap dinas atau instansi itu memiliki kualitas pelayan dan kinerja kerja yang  berbeda-beda.
Realitas kinerja pegawai di lingkungan Pemerintah daerah sejak dimekarkan pada tahun 2004 belum seperti yang diharapkan hal ini terlihat dari kemampuan pegawai yang kurang memahami tugas pokok dan fungsi hal ini diakibatkan oleh ketidaksesuaian latar belakang pendidikan dengan pekerjaaan yang dilakukan misalnya seorang pegawai yang berlatarbelakang pendidikan STM tetapi pekerjaanya mengarsip surat dan secara nyata dapat dilihat dari kondisi-kondisi yang ditemukan sebagai berikut: prosedur administrasi belum berjalan sebagaimana mestinya, penerapan prosedur administrasi proyek yang kurang sesuai dengan ketentuan yang berlaku, pemberian tugas tidak sesuai dengan latar belakang yang dimiliki pegawai, jadwal pelaksanaan proyek pembangunan yang tidak tepat waktu, adanya keengganan pegawai untuk bekerja lebih optimal, sifat pegawai yang terlalu feodalistik, kadangkala masih ditemukannya tindakan pegawai yang tidak terpuji dimasyarakat seperti bemain judi, minum-minuman keras.
Dalam suatu organisasi terdapat hubungan kinerja perorangan (individual performance) dengan kinerja organisasi (organization performance). Dalam organisasi pemerintah maupun swasta dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan harus melalui kegiatan-kegiatan yang digerakkan oleh orang atau sekelompok orang, yang aktif berperan sebagai pelaku, dengan kata lain tercapainya tujuan organisasi karena adanya upaya yang dilakukan oleh orang dalam organisasi tersebut.
Kinerja organisasi sangat ditentukan oleh unsur pegawainya karena itu dalam mengukur kinerja suatu organisasi sebaiknya diukur dalam tampilan kerja dari pegawainya.  Seperti pengertian kinerja, yang dikemukakan oleh Agus Dharma dalam bukunya Manajemen Prestasi “Kinerja pegawai adalah sesuatu yang dicapai oleh pegawai, prestasi kerja yang diperhatikan oleh pegawai, kemampuan kerja berkaitan dengan penggunaan peralatan kantor”. (Dharma,1991:105).
Bermacam-macam pendapat dari ahli pikir yang berbeda tentang kinerja dikarenakan beda dalam penelitian, beda kegunaanya dan beda situasai dan kondisi, dapat ditafsirkan bahwa kinerja pegawai erat kaitannya dengan hasil pekerjaan seseorang dalam suatu organisasi, hasil pekerjaan tersebut dapat menyangkut kualitas, kuantitas, dan ketepatan waktu. Sedangkan kinerja pegawai dipengaruhi oleh faktor-faktor kemampuan atau pedidikan, motivasi, lingkungan, teladan pimpinan, disiplin, peraturan dan sebagainya oleh karena itu permasalan kinerja dalam suatu organisasi merupakan masalah yang  kompleks.
Kinerja pegawai dispendukcapil merupakan upaya pelaksanaan kegiatan yang berhubungan dengan pemberian pelayanan yang berlangsung dalam proses penyelenggaraan kegiatan pemerintahan antara dinas kependudukan catatan sipil.
Dinas kependudukan dan catatan sipil kota surakarta merupakan salah satu instansi pemerintah yang mempunyai tugas dan tanggung jawab dalam rangka mencapai tujuan nasional. Untuk menjalan tugas dan tanggung jawab diperlukan adanya suatu peraturan dan kebijaksanaan yang digunakan untuk mengatur proses kegiatan dalam instansi tersebut.
Berdasarkan pengamatan sementara ternyata pelaksanaan yang dilakukan pada dispendukcapil kota surakarta masih mengalami kekurangan dalam proses pelaksanaannya. Hal ini terlihat bahwa terkadang dalam pelaksanaan tugas atau kegiatan pegawai dalam memberikan pelayanan melakukan tugasnya dengan semaunya, sehingga akan menghambat tujuan yang akan hendak dicapai. Lagi pula sebagian pegawai yang melaksanakan aktifitas tinggi atau memberikan pelayanan yang baik. Sedangkan dalam proses penyelenggaraan kegiatan pegawai Dispendukcapil sangat banyak maka diperlukan adanya peningkatan kualitas pelayanan yang diberikan oleh pegawai di Dinas Kependudukan Catatan Sipil Kota Surakarta.
Efektifitas dan wewenang Dispendukcapil kota surakarta merupakan proses peningkatan kinerja yang dilaksanakan dalam memberikan pelayanan sehingga memiliki ketepatan pelaksana serta tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian diperlukan para pegawai untuk mematuhi aturan-aturan yang berlaku sesuai dengan Peraturan Pemerintah nomor Nomor 46 tahun 2011 tentang penilaian prestasi kerja pegawai negeri sipil. Dengan adanya pelaksanaan peraturan tersebut maka diharapkan agar sesuatu pekerjaan dapat dilakukan dengan efektif.
Dinas kependudukan dan catatan sipil adalah salah satu dinas yang mengatur dalam hal pembuatan KTP, pembuatan Akta Kelahiran, dan lain sebagainya. Dari kesemua tugas-tugas dinas ini, salah satu tugas yang paling menonjol dan memiliki pro dan kontra serta mendapat pandangan yang menonjol dari masyarakat adalah Pembuatan Akta Kelahiran. Sebagai warga negara sebuah akte kelahiran mempunyai manfaat yang besar serta kegunaan dari sebuah akte kelahiran ini di kemudian hari. Bagi para orang tua mengetahui bagaimana cara mengurus akte kelahiran ataupun cara membuat akte kelahiran juga penting. Walaupun di negara kita satu hal yang tak bisa dipungkiri calo pengurusan akte semacam ini juga banyak. Tetapi bila kita orang tua mengurus pembuatan akte kelahiran adalah hal yang mudah dan tidaklah sulit bila dilakukan sendiri.
Dalam pembuatan akta kelahiran ini, walaupun syarat dan ketentuan telah dipenuhi oleh masyarakat yang ingin membuatnya, tetap saja masyarakat masih mengeluhkan kinerja para pegawainya. Salah satu hal yang sering dikeluhkan oleh masyarakat adalah waktu pembuatan akta kelahiran yang cukup lama, padahal telah ditetapkan untuk pembuatan akta kelahiran waktu yang dibutuhkan lebih kurang satu minggu. Tetapi dalam kenyataanya waktu yang dibutuhkan lebih dari dua minggu dan ada juga yang berbulan-bulan. Ternyata kasus seperti ini tidak hanya terjadi di satu daerah melainkan terdapat juga di daerah-daerah lain. Jika dilihat dari sarana prasana untuk pembuatan akta itu dapat dikatakan sudah lengkap, namun jika di tinjau dari masalah waktu yang cukup lama itu disebabkan karena kelalaian para pegawai dalam melaksanakan tugas dan kewajiban serta kurangnya kontrol dari atasan kepada bawahannya.
Pegawai Negeri Sipil (PNS) baik pusat maupun daerah merupakan pilar tertinggi dalam pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan dan pembangunan disamping pilar kelembagaan (organisasi) dan ketatalaksanaan (mekanisme atau prosedur). Dengan kata lain PNS atau Birokrat sesungguhnya menjadi penyangga bagi berjalannya suatu pemerintahan. Adanya birokrasi yang cenderung lambat dan berbelit-belit, suka memperlambat orang dan membuat persoalan yang mudah menjadi sulit akan menjadikan penyelenggaraan pemerintah menjadi tidak berkualitas (Tjokromidjojo, 2003).
Jika terjadi demikian, maka suka atau tidak suka para pegawai sebagai pilar utama penyelenggaraan pemerintahan hasurlah sesuai dengan kompetensi dan dikelola sebaik mungkin, akan tetapi potret para pegawai saat ini menunjukkan gambaran yang belum memberikan dampak positif yang lebih karena tingkat profesioinalisme kinerja pegawai itu masih rendah dan belum optimal. Selain itu masih ada yang lain seperti rendahnya tingkat reabilitas, asuransi, empati, dan responsivitas, tidak memiliki tingkat integritas sebagai pegawai pemerintahan atau pegawai daerah sehingga mengakibatkan tidak tidak mempunyai daya ikat emosional dengan instansi dan tugas-tugasnya, tingginya penyalahgunaan wewenang sehingga kondisi ini berdampak pada rendahnya kinerja dalam melaksanakan tugas dan kewajiban dalam melayani masyarakat.


C.    RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, dapat dirumuskan beberapa  masalah sebagai berikut:
1.         Apakah  kinerja pegawai Dinas kependudukan dan Catatan sipil sudah sesuai dengan aturan yang berlaku?
2.         Faktor-faktor apa saja yang mendorong dan yang menghambat tingkat kinerja pegawai Dinas kependudukan dan Catatan sipil?
3.         Bagaimana pelayanan pegawai Dinas Kependudukan Catatan Sipil melayani masyarakat dalam pembuatan akta kelahiran?
D.    TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah diatas dapat disimpulkan tujuan dari penelitian ini adalah :
1.         Tujuan Fungsional :
a.       untuk  mengetahui   kinerja pegawai pada Dinas kependudukan kota Surakarta dalam pembuatan Akta Kelahiran
b.      untuk mengetahui faktor-faktor pendorong dan penghambat kinerja pegawai Dinas kependudukan dan Catatan sipil dalam pembuatan akta kelahiran
2.         Tujuan Istitusional :
a.         Sebagai bahan evaluasi agar tercipta kinerja yang optimal serta para pegawai dapat bekerja secara profesional dalam melayani masyarakat dalam pembuatan akte kelahiran
b.        Sebagai acuan untuk kedepannya dalam meningkatkan kinerja pegawai sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
c.         Untuk menemukan solusi agar bisa meningkatkan kualitas serta kinerja pegawai dalam melayani masyarakat yang mencari akte kelahiran
3.         Tujuan Individual
a.         Untuk memperoleh data sebagai bahan penyusun penulis untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat sarjana S1 Program Studi Ilmu Administrasi Negara fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Surakarta
b.        Untuk mengetahui berbagai teori yang telah penulis terima dibangku kuliah
E.     MANFAAT PENELITIAN
Berdasarkan uraian dari penelitian diatas dapat diperoleh beberapa manfaat :
1.         Manfaat Teoritis : Harapan peneliti terhadap penelitian adalah sebagai berikut :
a.         Menambah wawasan keilmuan dalam hal yang berkaitan dengan kinerja pegawai
b.        Sebagai bahan acuan bagi peneliti selanjutnya yang membahas mengenai kinerja pegawai
2.         Manfaat Praktis : Manfaat penelitian terhadap institusi yang diteliti adalah sebagai berikut:
a.         Sebagai bentuk penerapan/aplikasi dari ilmu pengetahuan yang telah diperoleh di dalam bangku perkuliahan
b.        Memeperoleh atau mencari kebenaran terhadap kinerja pegawai Dispendukcapil
c.         Untuk menemukan solusi dari permasalahan kinerja pegawai Dispendukcapil dalam melayani masyarakat
F.     KERANGKA PEMIKIRAN DAN TINJAUAN PUSTAKA
1.      Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran memberikan gambaran awal tentang langkah-langkah yang akan dijalankan dalam penelitian, yang mana penekanannya terletak pada sifat kesementaraan. Akan tetapi, selanjutnya langkah-langkah metodelogi ini akan ditetapkan selama proses pengumpulan data di lapangan sesuai dengan perkembangan pemikiran yang terjadi di lapangan.
Kerangka pemikiran ini digunakan sebagai dasar untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian yang diangkat, atau bisa diartikan sebagai mengalirkan jalan pikiran menurut kerangka logis (construct logic) atau kerangka konseptual yang relevan untuk menjawab penyebab terjadinya masalah. Untuk membuktikan kecermatan penelitian, dasar dari teori tersebut perlu diperkuat  hasil-hasil penelitian terdahulu yang relevan.
 



 

 Dalam rangka mengoptimalkan kelancaran penyelenggaraan pemerintah agar berdaya guna untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, pemerintah mengeluarkan Undang Undang No. 25 Tahun 2009 yang mengatur tentang pelayanan publik. Baik tidaknya pelayanan itu dapat dinilai dan dapat diamati. Terlebih lagi dengan adanya Peraturan Pemerintah No. 1 Tahun 1979 tentang Penilaian Kinerja Pegawai Negeri Sipil. Salah satu penyelenggaraan pemerintah yang dilakukan oleh Pegawai Negeri Sipil dalam memenuhi dan melayani kebutuhan masyarakat adalah penyelenggaraan pendaftaran penduduk dan akta kelahiran yang tercantum dalam Perda Kota Surakarta No. 6 tahun 2002.
Kegiatan pendaftaran penduduk dan pencatatan akta kelahiran dijalankan oleh instansi terkait yaitu Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil kota Surakarta dimana setiap daerah memiliki tugas, tujuan, dan fungsi masing-masing. Dari tata aturan mulai dari peraturan perundang undangan sampai dengan peraturan peraturan daerah dan kemudian berlanjut ke Discapil memunculkan kinerja pegawai Discapil itu sendiri.
Kinerja dapat juga dilihat dari perilaku individu atau perilaku para pegawai dalam menjalankan tugasnya. Selain itu dapat juga dilihat dari faktor-faktor yang dapat mempenaruhi seperti faktor pendukung dan faktor penghambat. Selain kedua faktor tersebut motivasi juga salah satu yang dapat mempengaruhi kinerja. Motivasi yang dilakukan adalah dengan memberikan penghargaan atau hukuman kepada para pegawai dan juga memberikan promosi agar kinerja yang dihasilkan efektif, efisien, dan optimal.
2.      Tinjauan Pustaka
Salah satu unsur penting dan memiliki peranan besar dalam penelitian adalah teori, karena dengan teori inilah peneliti mencoba menerangkan fenomena sosial atau fenomena alami yang menjadi pusat perhatian (Effendi dan Singarimbun, 1995). Pada dasarnya kerangka teori atau kerangka pemikiran merupakan suatu uraian yang menjelaskan variabel dan hubungan antar variabel yang dipergunakan untuk penelitian menurut teori yang sudah ada.
Menurut Bahri (2008:30) pengertian konsep adalah satuan arti yang mewakili sejumlah objek yang mempunyai ciri yang sama. Orang yang memiliki konsep mampu mengadakan abstraksi terhadap objek-objek yang dihadapi, sehingga objek-objek ditempatkan dalam golongan tertentu. Objek-objek dihadirkan dalam kesadaran orang dalam bentuk representasi mental tak berperaga. Konsep sendiri pun dapat dilambangkan dalam bentuk suatu kata (lambang bahasa).
a.         Konsep Kinerja
Kinerja adalah penentuan secara periodik efektivitas operasional organisasi, bagian organisasi dan karyawannya berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya (Srimindarti, 2006).
Beberapa teori menerangkan tentang faktor-faktor yang memengaruhi kinerja seorang baik sebagai individu atau sebagai individu yang ada dan bekerja dalam suatu lingkungan. Sebagai individu setiap orang mempunyai ciri dan karakteristik yang bersifat fisik maupun non fisik. Dan manusia yang berada dalam lingkungan maka keberadaan serta perilakunya tidak dapat dilepaskan dari lingkungan tempat tinggal maupun tempat kerjanya.
Menurut Gibson yang dikutip oleh Ilyas (2001), secara teoritis ada tiga kelompok variabel yang memengaruhi perilaku kerja dan kinerja, yaitu: variabel individu, variabel organisasi dan variabel psikologis. Ketiga kelompok variabel tersebut memengaruhi kelompok kerja yang pada akhirnya memengaruhi kinerja personel. Perilaku yang berhubungan dengan kinerja adalah yang berkaitan dengan tugas-tugas pekerjaan yang harus diselesaikan untuk mencapai sasaran suatu jabatan atau tugas.
Diagram teori perilaku dan kinerja digambarkan sebagai berikut:

Variabel individu dikelompokkan pada sub-variabel kemampuan dan keterampilan, latar belakang dan demografis. Sub-variabel kemampuan dan keterampilan merupakan faktor utama yang memengaruhi perilaku dan kinerja individu. Variabel demografis mempunyai efek tidak langsung pada perilaku dan kinerja individu.
Variabel psikologik terdiri dari sub-variabel persepsi, sikap, kepribadian, belajar dan motivasi. Variabel ini menurut Gibson (1987), banyak dipengaruhi oleh keluarga, tingkat sosial, pengalaman kerja sebelumnya dan variabel demografis. Variabel psikologis seperti persepsi, sikap, kepribadian dan belajar merupakan hal yang komplek dan sulit untuk diukur, juga menyatakan sukar mencapai kesepakatan tentang pengertian dari variabel tersebut, karena seorang individu masuk dan bergabung dalam organisasi kerja pada usia, etnis, latar belakang budaya dan keterampilan berbeda satu dengan yang lainnya.
Variabel organisasi, menurut Gibson (1987) berefek tidak langsung terhadap perilaku dan kinerja individu. Variabel organisasi digolongkan dalam sub-variabel sumber daya, kepemimpinan, imbalan, struktur dan desain pekerjaan.
Menurut Kapolmen yang dikutip oleh Ilyas (2001), ada empat determinan utama dalam produktifitas organisasi termasuk didalamnya adalah prestasi kerja. Faktor determinan tersebut adalah lingkungan, karakteristik organisasi, karakteristik kerja dan karakteristik individu. Karakteristik kerja dan karakteristik organisasi akan memengaruhi karakteristik individu seperti imbalan, penetapan tujuan akan meningkatkan motivasi kerja, sedangkan prosedur seleksi tenaga kerja serta latihan dan program pengembangan akan meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan dari individu. Selanjutnya variabel karakteristik kerja yang meliputi penilaian pekerjaan akan meningkatkan motivasi individu untuk mencapai prestasi kerja yang tinggi.
Menurut Stoner yang dikutip oleh Adiono (2002), mengemukakan bahwa prestasi individu disamping dipengaruhi oleh motivasi dan pengetahuan juga dipengaruhi oleh faktor persepsi peran yaitu pemahaman individu tentang perilaku apa yang diperlukan untuk mencapai prestasi individu. Kemampuan (ability) menunjukkan kemampuan seseorang untuk melakukan pekerjaan dan tugas.
Sedangkan menurut Notoatmodjo (2002), ada teori yang mengemukakan tentang faktor-faktor yang memengaruhi kinerja yang disingkat menjadi “ACHIEVE” yang artinya Ability (kemampuan pembawaan), Capacity (kemampuan yang dapat dikembangkan), Help (bantuan untuk terwujudnya kinerja), Incentive (insentif material maupun non material), Environment (lingkungan tempat kerja karyawan), Validity (pedoman/petunjuk dan uraian kerja), dan Evaluation (adanya umpan balik hasil kerja).
Menurut Davies (1989) yang dikutip oleh Adiono (2002), juga mengatakan bahwa faktor yang memengaruhi pencapaian kinerja adalah faktor kemampuan (ability) dan faktor motivasi (motivation). Faktor kemampuan secara psikologik terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan reality, yang artinya karyawan yang memiliki diatas rata-rata dengan pendidikan yang memadai untuk jabatannya dan keterampilan dalam mengerjakan tugas sehari-hari maka ia akan lebih mudah mencapai kinerja yang diharapkan.
Menurut teori Atribusi atau Expectancy Theory, dikemukakan oleh Heider, pendekatan atribusi mengenai kinerja dirumuskan sebagai berikut: K= M x A, yaitu K adalah kinerja, M adalah motivasi, dan A adalah ability. Konsep ini menjadi sangat populer dan sering kali diikuti oleh ahli-ahli lain, menurut teori ini, kinerja adalah interaksi antara motivasi dengan ability (kemampuan dasar).
Dengan demikian orang yang tinggi motivasinya tetapi memiliki kemampuan yang rendah akan menghasilkan kinerja yang rendah, begitu pula orang yang berkemampuan tinggi tetapi rendah motivasinya. Motivasi merupakan faktor penting dalam mendorong setiap karyawan untuk bekerja secara produktif, sehingga berdampak pada kinerja karyawan (Siagian, 1995).
b.         Konsep Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
Pencatatan sipil adalah institusi publik yang diselenggarakan negara untuk melayani masyarakat umum dan individu dengan jalan mengumpulkan, menyeleksi, mendokumentasikan, menyimpan, membetulkan, memperbarui, mengeluarkan sertifikat untuk hal- hal yang berkaitan dengan terjadinya peristiwa-peristiwa penting dan karakteristik peristiwa itu sebagaimana kaitannya dengan status sipil individu dan sebagaimana peristiwa-peristiwa penting berpengaruh pada individu dan keluarganya  dengan jalan memberikan catatan resmi tentang keberadaan, identitas dan situasi pribadi dan keluarga.
Tujuannya adalah untuk menyimpan, menjaga dan mendapatkan informasi tentang peristiwa-peristiwa penting kapanpun dibutuhkan untuk keperluan hukum, administrasi, statistik dan tujuan- tujuan lainnya. Pencatatan sipil kadang- kadang memainkan peranan dalam penciptaan catatan status sipil tertentu, seperti upacara pernikahan, kumpulan data pencatatan sipil akan menghasilkan vital statistik.
Pencatatan sipil merupakan sumber utama untuk pengumpulan data untuk membuat sistem vital statitik yang andal, berkelanjutan, permanen dan berkualitas di suatu Negara. Informasi yang tersimpan dalam sistem pencatatan sipil merupakan dasar bagi sistem vital statistik. Sumber data lain yang memberikan vital statistik seperti sample survey dan sensus penduduk dianggap sebagai teknis tak langsung atau suplementer yang dapat diadopsi berdasarkan ketentuan saat sistem pencatatan sipil yang komprehensif masih dalam taraf perkenalan atau sebagai alat bantu dalam menilai tingkat liputan sistem pencatatan yang ada sekarang.
Secara umum peranan lembaga masyarakat tercermin pada fungsi dari lembaga kemasyarakatan itu sendiri, yaitu :
1)        Memberikan pedoman pada anggota masyarakat, bagaimana mereka harus betingkah laku atau bersikap di dalam mengahadapi masalah-masalah dalam masyarakat terutama yang menyangkut kebutuhan-kebutuhan
2)        Menjaga keutuhan masyarakat
3)        Memberikan pegangan kepada masyarakat untuk mengadakan sistem pengendalian sosial. Artinya, sistem pengawasan masyarakat terhadap anggota-anggotanya (Soekanto, 2000)
Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil dalam melaksanakan tugas dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah. Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kependudukan dan pencatatan sipil. Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, Dinas Kependudukan dan Pecatatan Sipil menyelenggarakan fungsi:
1)      Penyelenggaraan kesekretariatan dinas
2)      Penyusunan rencana program, pengendalian, evaluasi dan Pelaporan
3)      Pengelolaan data dan statistic
4)      Pengelolaan administrasi kependudukan
5)      Pencatatan dengan penerbitan akta-akta kependudukan dan pencatatan sipil
6)      Pengelolaan dan pelayanan dokumen
7)      Penyelenggaraan sosialisasi
8)      Pembinaan jabatan fungsional
c.         Konsep Akta Kelahiran
Akta Kelahiran adalah Bukti Sah mengenai Status dan Peristiwa Kelahiran Seseorang yang dikeluarkan oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil. Bayi yang dilaporkan kelahirannya akan terdaftar dalam Kartu Keluarga dan diberi Nomor Induk Kependudukan (NIK) sebagai Dasar untuk Memperoleh Pelayanan Masyarakat Lainnya.
1)        Manfaat Akta Kelahiran
a)        Identitas Anak
b)        Administrasi Kependudukan : KTP, KK
c)        Untuk Keperluan Sekolah
d)       Untuk Pendaftaran Pernikahan di KUA
e)        Mendaftar Pekerjaan
f)         Persyaratan Pembuatan Paspor
g)        Untuk Mengurus Hak Ahli Waris
h)        Mengurus Asuransi
i)          Mengurus Tunjangan Keluarga
j)          Mengurus Hak Dana Pensiun
k)        Untuk Melaksanakan Ibadah Haji
Berdasarkan Undang-undang Administrasi Kependudukan No 23 Tahun 2006, pada Pasal 27 ayat 1 dan 2 di jelaskan bahwa Setiap kelahiran wajib dilaporkan oleh penduduk kepada Instansi Pelaksana di tempat terjadinya peristiwa kelahiran paling lambat 60 (enam puluh) hari sejak kelahiran. dan berdasarkan laporan tersebut, Pejabat Pencatatan Sipil mencatat pada Register Akta Kelahiran dan menerbitkan Kutipan Akta Kelahiran. Artinya, kepemilikan Akta Kelahiran adalah hak setiap warganegara dan negara melalui pegawai catatan sipilnya berkewajiban menjamin terlaksananya hak tersebut. Ini sesuai dengan yang ditetapkan dalam Konvensi Hak Anak yang telah diratifikasi negara kita pada tahun 1990 melalui Keputusan Presiden nomor 36, dalam pasal 7 dinyatakan bahwa anak akan didaftarkan segera setelah kelahiran dan sejak lahir berhak atas sebuah nama, berhak memperoleh kewarganegaraan dan sejauh memungkinkan, berhak mengetahui dan dipelihara oleh orangtuanya. Merupakan kewajiban negaralah untuk menjamin pelaksanaan hak-hak ini sesuai dengan hukum nasional.
2)        Batas waktu Pencatatan Akta Kelahiran
Dalam UU No 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan (ADMINDUK) di disebutkan bahwa:
a)        Jika selama 60 (enam puluh) hari sejak terjadi peristiwa kelahiran, namun anda belum mencatatkan peristiwa tersebut maka anda akan diberi batas waktu toleransi sampai dengan 1 (satu) tahun sejak tanggal kelahiran, pencatatan tersebut dilaksanakan setelah mendapatkan persetujuan Kepala Instansi Pelaksana setempat. (Pasal 32 ayat 1)
b)        Sedangkan pencatatan kelahiran yang melampaui batas waktu 1 (satu) tahun, dapat dilaksanakan berdasarkan penetapan pengadilan negeri tempat peristiwa kelahiran.(Pasal 32 ayat 2)
c)        Pencatatan peristiwa kelahiran yang terjadi diluar wilayah Republik Indonesia wajib dilaporkan kepada Instansi Pelaksana paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak Warga Negara Indonesia yang bersangkutan kembali ke Indonesia. (Pasal 29)
d)       Pencatatan peristiwa kelahiran yang terjadi di atas kapal laut atau pesawat terbang wajib dilaporkan oleh penduduk kepada Instansi Pelaksana paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak Warga Negara Indonesia yang bersangkutan kembali ke Indonesia.(Pasal 30)
 3)        Akta Kelahiran Kolektif
Akta kelahiran kolektif adalah pembuatan akta kelahiran secara bersama-sama. Ada dua cara pembuatan akta kelahiran kolektif ini yaitu :
a)      Akta Kolektif Swadaya, dimana suatu daerah menunjuk seseorang atau tim kepanitiaan untuk mengurus permohonan pembuatan akta kelahiran secara bersama-sama. Tim atau orang tersebut datang ke KCS di Ibukota Kabupaten
b)      Akta Kolektif Jemput Bola, artinya pembuatan akta kelahiran di suatu daerah secara bersama-sama, dengan cara para pemohon akta kelahiran cukup datang ke kantor kelurahan setempat dimana para petugas dari KCS datang ke kantor kelurahan tersebut dan membuka pelayanan permohonan akta kelahiran.
Pembuatan akta kelahiran secara kolektif ini dilakukan untuk mengatasi masalah jauhnya tempat pengurusan akta kelahiran dari tempat tinggal pemohon.
4)        Beda Akta Kelahiran Dengan Surat Kenal Lahir
a.       Akta kelahiran adalah akta otentik, diterbitkan oleh KCS, berlaku seumur hidup bagi pemegangnya dan memiliki kekuatan pembuktian sempurna
b.      Surat Kenal Lahir adalah surat keterangan bermaterai, diterbitkan oleh kantor kelurahan, berlaku seumur hidup dan berkekuatan pembuktian tidak sempurna. Surat Kenal Lahir biasanya diberikan oleh kantor kelurahan karena orang tua anak terlambat mengurus akta kelahiran.
d.        Konsep Motivasi
Istilah motivasi berasal dari bahasa latin yaitu movere yang berarti bergerak atau menggerakkan. Motivasi diartikan juga sebagai suatu kekuatan sumber daya yang menggerakkan dan mengendalikan perilaku manusia. Motivasi sebagai upaya yang dapat memberikan dorongan kepada seseorang untuk mengambil suatu tindakan yang dikehendaki, sedangkan motif sebagai daya gerak seseorang untuk berbuat. Karena perilaku seseorang cenderung berorientasi pada tujuan dan didorong oleh keinginan untuk mencapai tujuan tertentu.
Dalam konteks pekerjaan, motivasi merupakan salah satu faktor penting dalam mendorong seorang karyawan untuk bekerja. Motivasi adalah kesediaan individu untuk mengeluarkan upaya yang tinggi untuk mencapai tujuan organisasi (Stephen P. Robbins, 2001). Ada tiga elemen kunci dalam motivasi yaitu upaya, tujuan organisasi dan kebutuhan. Upaya merupakan ukuran intensitas. Bila seseorang termotivasi maka ia akan berupaya sekuat tenaga untuk mencapai tujuan, namun belum tentu upaya yang tinggi akan menghasilkan kinerja yang tinggi. Oleh karena itu, diperlukan intensitas dan kualitas dari upaya tersebut serta difokuskan pada tujuan organisasi. Kebutuhan adalah kondisi internal yang menimbulkan dorongan, dimana kebutuhan yang tidak terpuaskan akan menimbulkan tegangan yang merangsang dorongan dari dalam diri individu. Dorongan ini menimbulkan perilaku pencarian untuk menemukan tujuan, tertentu. Apabila ternyata terjadi pemenuhan kebutuhan, maka akan terjadi pengurangan tegangan. Pada dasarnya, karyawan yang termotivasi berada dalam kondisi tegang dan berupaya mengurangi ketegangan dengan mengeluarkan upaya.
Pada umumnya kinerja yang tinggi dihubungkan dengan motivasi yang tinggi. Sebaliknya, motivasi yang rendah dihubungkan dengan kinerja yang rendah. Kinerja seseorang kadang-kadang tidak berhubungan dengan kompetensi yang dimiliki, karena terdapat faktor diri dan lingkungan kerja yang mempengaruhi kinerja.
Kinerja yang tinggi adalah fungsi dan interaksi antara motivasi, kompetensi dan peluang sumber daya pendukung, sehingga kinerja dapat dirumuskan sebagai berikut:
                 Kinerja = f ( Motivasi x Kompetensi x Kesempatan )

 e.       Teori X dan Teori Y
McGregor mengemukakan dua model yang menjelaskan motivasi karyawan yang bekerja yaitu teori X dan teori Y.
1)        Teori X menganggap bahwa:
a)        Karyawan tidak suka bekerja dan cenderung untuk menghindari kerja
b)        Karyawan harus diawasi dengan ketat dan diancam agar mau bekerja dengan baik
c)        Prosedur dan disiplin yang keras lebih diutamakan dalam bekerja
d)       Uang bukan satu-satunya faktor yang memotivasi kerja
e)        Karyawan tidak perlu diberikan kesempatan untuk mengembangkan diri.
2)        Teori Y menganggap bahwa:
a)        Karyawan senang bekerja, sehingga pengawasan dan hukuman tidak diperlukan oleh karyawan
b)        Karyawan akan memiliki komitmen terhadap pekerjaan dan organisasi jika merasa memuaskan
c)        Manusia cenderung ingin belajar
d)       Kreatifitas dan Imajinasi digunakan untuk memecahkan masalah.
Teori X dan Teori Y ialah teori motivasi manusia yang diciptakan  dan dibangunkan oleh Douglas McGregor pada 1960-an. Teori ini mengemukakan strategi kepemimpinan efektif dengan menggunakan konsep pengurusan berpenyertaan. Konsep ini terkenal dengan menggunakan anggapan-anggapan sifat dasar manusia. Pemimpin yang menyukai teori X cenderung menyukai gaya kepemimpinan melalui kuasa dan sebaliknya, seorang pemimpin yang menyukai teori Y lebih menyukai gaya kepemimpinan demokratik. Sebagai contoh, karyawan yang memiliki jenis teori X adalah karyawan dengan sifat yang tidak akan bekerja tanpa perintah, sebaliknya karyawan yang memiliki jenis teori Y akan bekerja dengan sendirinya tanpa perintah atau pengawasan dari atasannya. Jenis Y ini adalah jenis yang sudah menyedari tugas dan tanggungjawab pekerjaannya.
Teori perilaku ialah teori yang menjelaskan bahawa suatu perilaku tertentu dapat membezakan pemimpin dan bukan pemimpin pada setiap manusia. Konsep teori X dan Y dikemukakan oleh Douglas McGregor dalam buku The Human Side Enterprise di mana para pengurus/pemimpin organisasi syarikat memiliki dua jenis pandangan terhadap para pegawai / karyawan iaitu teori x atau teori y.
Teori prilaku adalah teori yang menjelaskan bahwa suatu perilaku tertentu dapat membedakan pemimpin dan bukan pemimpin pada orang-orang. Konsep teori X dan Y dikemukakan oleh Douglas McGregor dalam buku The Human Side Enterprise di mana para manajer / pemimpin organisasi perusahaan memiliki dua jenis pandangan terhadap para pegawai / karyawan yaitu teori x atau teori y.
Teori X menyatakan bahawa pada dasarnya manusia adalah makhluk pemalas yang tidak suka bekerja serta senang menghindar dari pekerjaan dan tanggungjawab yang diberikan kepadanya. Pekerja memiliki cita-cita yang kecil untuk mencapai tujuan syarikat namun menginginkan balas jasa serta jaminan hidup yang tinggi. Dalam bekerja para pekerja harus terus diawasi, diancam serta diarahkan agar dapat bekerja sesuai dengan yang diinginkan syarikat.
Teori Y memiliki anggapan bahwa kerja adalah kudrat manusia seperti halnya kegiatan sehari-hari. Pekerja tidak perlu terlalu diawasi dan diancam secara ketat kerana mereka memiliki pengendalian serta pengerahan diri untuk bekerja sesuai tujuan syarikat. Pekerja memiliki kemampuan kreatif, imaginasi, kepandaian serta memahami tanggungjawab dan prestasi atas pencapaian tujuan bekerja. Pekerja juga tidak harus mengerahkan segala potensi diri yang dimiliki dalam bekerja.
Menurut McGregor organisasi tradisional dengan ciri-cirinya yang sentralisasi dalam pengambilan keputusan, terumuskan dalam dua model yang dia namakan Theori X dan Theori Y. Teori X menyatakan bahwa sebagian besar orang-orang ini lebih suka diperintah, dan tidak tertarik akan rasa tanggung jawab serta menginginkan keamanan atas segalanya. Teori ini juga menyatakan bahwa pada dasarnya manusia adalah makhluk pemalas yang tidak suka bekerja serta senang menghindar dari pekerjaan dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Pekerja memiliki ambisi yang kecil untuk mencapai tujuan perusahaan namun menginginkan balas jasa serta jaminan hidup yang tinggi. Dalam bekerja para pekerja harus terus diawasi, diancam serta diarahkan agar dapat bekerja sesuai dengan yang diinginkan perusahaan.
Lebih lanjut menurut asumís teori X dari McGregor ini bahwa orang-orang ini pada hakekatnya adalah:
a.       Tidak menyukai bekerja
b.      Tidak menyukai kemauan dan ambisi untuk bertanggung jawab, dan lebih menyukai diarahkan atau diperintah
c.       Mempunyai kemampuan yang kecil untuk berkreasi mengatasi masalah-masalahorganisasi
d.      Hanya membutuhkan motivasi fisiologis dan keamanan saja
e.       Harus diawasi secara ketat dan sering dipaksa untuk mncapai tujuan organisasi
Untuk menyadari kelemahan dari asumí teori X itu maka McGregor memberikan alternatif teori lain yang dinamakan teori Y. asumís teori Y ini menyatakan bahwa orang-orang pada hakekatnya tidak malas dan dapat dipercaya, tidak seperti yang diduga oleh teori X. Teori ini memiliki anggapan bahwa kerja adalah kodrat manusia seperti halnya kegiatan sehari-hari lainnya.
Pekerja tidak perlu terlalu diawasi dan diancam secara ketat karena mereka memiliki pengendalian serta pengerahan diri untuk bekerja sesuai tujuan perusahaan. Pekerja memiliki kemampuan kreativitas, imajinasi, kepandaian serta memahami tanggung jawab dan prestasi atas pencapaian tujuan kerja. Pekerja juga tidak harus mengerahkan segala potensi diri yang dimiliki dalam bekerja.
Secara keseluruhan asumís teori Y mengenai manusia adalah sebagai berikut:
a.       Pekerjaan itu pada hakekatnya seperti bermain dapat memberikan kepuasan lepada orang. Keduanya bekerja dan bermain merupakan aktiva-aktiva fisik dan mental. Sehingga di antara keduanya tidak ada perbedaan, jira keadaan sama-sama menyenangkan
b.      Manusia dapat mengawasi diri sendiri, dan hal itu tidak bisa dihindari dalam rangka mencapai tujuan-tujuan organisasi
c.       Kemampuan untuk berkreativitas di dalam memecahkan persoalan-persoalan organisasi secara luas didistribusikan kepada seluruh karyawan
d.      Motivasi tidak saja berlaku pada kebutuhan-kebutuhan social, penghargaan dan aktualisasi diri tetapi juga pada tingkat kebutuhan-kebutuhan fisiologi dan keamanan
e.       Orang-orang dapat mengendalikan diri dan kreatif dalam bekerja jira dimotivasi secara tepat
Dengan memahami asumsi dasar teori Y ini, Mc Gregor menyatakan selanjutnya bahwa merupakan tugas yang penting bagi menajemen untuk melepaskan tali pengendali dengan memberikan desempatan mengembangkan potensi yang ada pada masing-masing individu. Motivasi yang sesuai bagi orang-orang untuk mencapai tujuannya sendiri sebaik mungkin, dengan memberikan pengarahan usaha-usaha mereka untuk mencapai tujuan organisasi.
Menurut McGregor, manajemen ajaran ini didasarkan pada asumsi kurang eksplisit tentang sifat manusia. Menurut McGregor, manajemen ajaran ini didasarkan pada Asumsi kurang eksplisit tentang sifat manusia. Yang pertama dari asumsi ini adalah bahwa individu tidak suka bekerja dan akan berubah jika ada kemauan. Asumsi selanjutnya adalah bahwa manusia tidak ingin tanggung jawab dan keinginan eksplisit arah. Selain itu, individu diasumsikan individu menempatkan keprihatinan di atas bahwa organisasi tempat mereka bekerja dan untuk menolak perubahan, keamanan menilai lebih dari pertimbangan-pertimbangan lain di tempat kerja. Akhirnya, manusia diasumsikan mudah dimanipulasi dan dikendalikan.
McGregor berpendapat bahwa baik klasik dan pendekatan hubungan manusia tergantung manajemen sama ini serangkaian asumsi. McGregor berpendapat bahwa baik klasik dan pendekatan hubungan manusia tergantung manajemen sama ini serangkaian asumsi. Gaya keras menyebabkan manajemen pembatasan output, saling tidak percaya, unionism, dan bahkan sabotase. McGregor disebut gaya kedua manajemen "lunak" dan mengidentifikasi metode-metode sebagai permisif dan kebutuhan kepuasan. McGregor menyarankan bahwa gaya lembut manajemen sering mengarah ke manajer 'kegagalan untuk melakukan peran manajerial mereka. levels. Ia juga menunjukkan bahwa karyawan sering mengambil keuntungan dari manajer yang terlalu permisif dengan menuntut lebih banyak, melainkan tampil di tingkat yang lebih rendah.
Mc.Gregor tertarik pada karya Abraham Maslow (1908-1970) untuk menjelaskan mengapa asumsi Teori X tidak efektif menyebabkan manajemen. Maslow telah mengusulkan bahwa kebutuhan manusia diatur dalam tingkat, dengan kebutuhan fisik dan keamanan di bagian bawah hierarki kebutuhan dan sosial, ego, dan kebutuhan aktualisasi diri di tingkat atas hirarki.
Titik dasar Maslow adalah bahwa begitu suatu kebutuhan terpenuhi, itu tidak lagi memotivasi perilaku; demikian, hanya tidak terpenuhi kebutuhan motivasi. McGregor menyatakan bahwa sebagian besar karyawan sudah mempunyai dan keselamatan fisik mereka pemenuhan kebutuhan dan motivasi bahwa penekanan telah bergeser ke sosial, ego, dan kebutuhan aktualisasi diri. McGregor mengajukan asumsi tersebut, yang ia percaya dapat menyebabkan lebih banyak manajemen yang efektif dari orang-orang dalam organisasi, di bawah rubrik Teori Y. proposisi utama dari Teori Y adalah sebagai berikut:
a.       Manajemen bertanggung jawab untuk mengatur unsur-unsur dari usaha produktif-uang, bahan, peralatan, dan orang-orang dalam kepentingan ekonomi berakhir
b.      Orang tidak dengan sifat pasif atau resisten terhadap kebutuhan organisasi. Mereka telah menjadi begitu sebagai hasil dari pengalaman dalam organisasi
c.       Motivasi, pengembangan potensi, kapasitas untuk mengasumsikan tanggung jawab, dan kesiapan untuk mengarahkan perilaku ke arah tujuan organisasi semuanya hadir dalam orang-manajemen tidak menempatkan mereka di sana. Ini adalah tanggung jawab manajemen untuk memungkinkan orang untuk mengenali dan mengembangkan karakteristik manusia ini untuk diri mereka sendiri
d.      Tugas pokok manajemen adalah untuk mengatur kondisi organisasi dan metode operasi agar orang dapat mencapai tujuan-tujuan mereka sendiri dengan mengarahkan usaha mereka ke arah tujuan-tujuan organisasi.
Dengan demikian, Teori Y pada intinya memiliki asumsi bahwa upaya fisik dan mental yang terlibat dalam pekerjaan adalah wajar dan bahwa individu secara aktif mencari untuk terlibat dalam pekerjaan. Ini juga menganggap bahwa pengawasan yang ketat dan ancaman hukuman bukan satu-satunya alat atau bahkan cara-cara terbaik untuk membujuk karyawan untuk mengerahkan usaha produktif. Sebaliknya, jika diberi kesempatan, karyawan akan menampilkan motivasi diri untuk mengajukan upaya yang diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi.

G.      DEFINISI KONSEPSIONAL DAN OPERASIONAL
1.      Definisi konseptual
a.       Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya (Anwar Prabu Mangkunegara, 2000 : 67).
b.      Dinas kependudukan dan Catatan Sipil adalah Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil merupakan Salah Satu Organisasi Perangkat Daerah di kota Surakarta yang memiliki kewenangan sebagai  Penyelenggara Administrasi Kependudukan, meliputi kegiatan pelayan pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil.
c.       Motivasi adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya.
d.      Teori X adalah adalahmanusia merupakan makhluk pemalas yang tidak suka bekerja serta senang menghindar dari pekerjaan dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya (Douglas McGregor).
e.       Teori Y adalah orang-orang yang pada hakekatnya tidak malas dan dapat dipercaya (Douglas McGregor).
2.      Definisi Operasional
a.       Definisi Operasional Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai di Kantor Dispendukcapil Kota Surakarta dalam melaksnakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diukur dari :
1)      Faktor motivasi
2)      Faktor lingkungan kerja Organisasi
3)      Faktor fasilitas
4)      Faktor kedisiplinan
b.      Definisi Operasional Dinas kependudukan dan Catatan Sipil dapat di ukur dari :
1)        Faktor Administrasi
2)        Faktor kualitas sumber daya manusia
3)        Faktor politisi
c.       Definisi operasional motivasi dapat diukur dari :
1)        Psikologi
2)        Kesetiaan
3)        Kepribadian
4)        Kehadiran
5)        Inisiatif
d.      Definisi Operasional teori X adalah manusia merupakan makhluk pemalas yang tidak suka bekerja serta senang menghindar dari pekerjaan dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya yang diukur dari:
1)      Kemauan
2)      Kepribadian
3)      Kedisiplinan
4)      Kemampuan
e.       Definisi Operasional adalah kudrat manusia seperti halnya kegiatan sehari-hari yang diukur dari:
1)      Kepribadian
2)      Kemauan
3)      Kedisiplinan
4)      Motivasi
H.    METODELOGI PENELITIAN
1.      Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah penelitian deskriptif yaitu penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan apa-apa yang saat ini berlaku. Di dalamnya terdapat upaya mendeskripsikan, mencatat, analisis dan menginterprestasikan kondisi-kondisi yang sekarang ini terjadi atau ada.
Nazir (2005:54), metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu obyek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat hubungan antarfenomena yang diselidiki.
2.      Lokasi penelitian
Penelitian yang dilakukan ini mengambil lokasi di Kantor Dinas Catatan Sipil kota Surakarta atas dasar pertimbangan sebagai berikut:
a)         Bahwa dalam rangka peningkatan kinerja pegawai dispendukcapil dalam pembuatan akte kelahiran di kota Surakarta
b)        Pertimbangan dari sudut geografis dan praktis, yaitu waktu, biaya, dan tenaga yang dapat digunakan secara efektif dan efisien
3.      Sumber data
Sumber data terdiri atas data primer dan data sekunder, data primer terdiri atas kinerja pegawai dan kepuasan masyarakat dalam pembuatan akte kelahiran, data kinerja pegawai dapat diperoleh dengan menggunakan metode pengamatan langsung terhadap kinerja kerja pegawai di Kantor Dispendukcapil Surakarta, data kepuasan masyarakat diperoleh dengan wawancara langsung.Data sekunder adalah data yang dikumpulkan dari catatan / laporan dinas kependudukan tentang kunjungan masyarakat dalam pembutan akte kelahiran.
4.      Teknik pengumpulan data
Adapaun teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain :
a)         Untuk memperoleh data primer digunakan metode :
1)        Wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan jalan tanya jawab sepihak yang dilakukan secara sistematis dan berlandaskan kepada tujuan penelitian (Lerbin,1992 dalam Hadi, 2007). Tanya jawab ‘sepihak’ berarti bahwa pengumpul data yang aktif bertanya, sermentara pihak yang ditanya aktif memberikan jawaban atau tanggapan. Dari definisi itu, kita juga dapat mengetahuibahwa Tanya jawab dilakukan secara sistematis, telah terencana, dan mengacu pada tujuan penelitian yang dilakukan.
2)        Observasi adalah Teknik pengumpulan data dengan pengamatan langnsung baik formal maupun informal terhadap gejala yang diselidiki. Tujuan ini digunakan untuk mendeskripsikan secara rinci terhadap yang diamati, kegiatan yang terjadi, partisipan yang terlibat. Kegiatan penelitian sedapat mungkin mengamati semua keadaan dan kegiatan, mendengarkan apa yang dikatakan pertisipan dan berinteraksi dengan pertisipan.
b)        Untuk memperoleh data sekunder dipergunakan metode :
Dokumentasi dalam penelitian ini juga dilakukan pengumpulan data melalui dokumentasi. Teknik dokumentasi akan dipergunakan untuk memperoleh seperangkat informasi yang telah dibukukan atau didokumentasikan, dan studi kepustakaan yaitu tehnik pengumpulan data dengan mempelajari buku-buku kepustakaan yang ada hubungannya dengan materi penelitian serta mengumpulkkan datayang bersumber dari arsip dan dukumen yang ada. Dokumentasi atau telaah dokumentasi dilakukan untuk melengkapi pengetahuan secara lebih mendalam terhadap suatu kasus dan memperkuat kesimpulan yang bisa ditarik penelitian itu, hal tersebut sangat penting untuk memperoleh data sekunder yang diperlukan. 
5.      Teknik analisis data
Karena bentuk penelitian ini adalah penelitian deskripitif, maka teknik analisa data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif adalah suatu teknik analisis data dengan memaparkan atau menuturkan, menafsirkan, dan menganalisa data yang ada (Rakhmat, 1991).
Metode deskriptif dimaksudkan untuk menemukan pengetahuan objek penelitian yang seluas-luasnya pada masa tertentu. Sedangkan metode kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.
Dengan demikian untuk memecahkan masalah dalam penelitian ini dilakukan dengan cara menggambarkan atau melukiskan keadaan subjek ataupun objek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak sebagaimana adanya. Dalam metode analisis ini dilakukan dengan melalui beberapa tahap.
Model analisa data yang digunakan adalah model analisa interaktif dari Mils Danh Huberman ( HB. Sutopo, 1988 : 31 ). Dalam model analisa ini ada 3 komponen yang saling terjalin yaitu :
a.         Reduksi data ( Data Reduction )
Merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstraan, dan tranformasi data “kasar” yang dihasilkan dari catatan-catatan tertulis lapangan. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis data yang menajmkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang data yang tidak diperlukan, dan mengorganisir data dengan cara sedemikian rupa sehingga pada akhirnya dapat ditarik kesimpulan dan diverifikasi.
b.         Penyajian data ( Data Display )
Tahap penyajian data merupakan aktivitas untuk mengorganisir informasi sehingga akan informasi yang sistematis, terpadu, dan terstruktur untuk dapat disajikan. Penyajian dalam penelitian ini dilakukan dengan cara membuat kotak teks narasi maupun tabulasi.
c.         Penarikan kesimpulan ( Conclusion Drawing )
Penarikan kesimpulan dalam hal ini dilakukan setelah tahap reduksi data dan penyajian data selesai. Dalam penarikan kesimpulan didasarkan pada teori yang digunakan dalam kerangka teori. Disamping itu penarikan kesimpulan ini juga didasarkan pada fakta empiris hasil temuan-temuan di lapangan. Teknik analisis data kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis interaktif. Dengan teknik ini ketiga komponen utama yaitu penyajian data, reduksi data, dan penarian kesimpulan dilakukan secara serentak dengan proses pengumpulan data sehingga menjadi suatu siklus ketika penelitian berlangsung. 
BAGAN MODEL ANALISA DATA



 DAFTAR PUSTAKA
Danim, Sudarwan. 2002. Menjadi Peneliti Kualitatif, Bandung : Pustaka Setia.
P, Sondang,. Siagin. 2004. Teori Motivasi Dan Aplikasi. Jakarta: PT Asdi Mahastya
Rakhmat, Jalaludin. 1991. Metode Penelitian Komunikasi, Bandung: Remaja Rosdakarya.
www.wikipedia_indonesia.teori-x-dan-teori-y-duglas.com  (diunggah tanggal 5 juni 2013).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar