USULAN PENELITIAN
ANALISIS KINERJA PEGAWAI DISPENDUKCAPIL
DALAM MELAYANI PEMBUATAN AKTA KELAHIRAN DI KOTA SURAKARTA
OLEH
RETNO KURNIA IMSANY
NIM : 201011019
FAKULTAS ILMU
SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS
SURAKARTA
2014
USULAN
PENELITIAN
Judul
Penelitian : Analisis Kinerja
Pegawai Dispendukcapil dalam Melayani Pembuatan
Akta Kelahiran di Kota Surakarta
Ruang Lingkup Ilmu :
Manajemen Sumber Daya Manusia
Pelaksanaan
Penelitian
Nama peneliti : Retno Kurnia Imsany
NIM : 201011019
NIRM :
Pekerjaan : Mahasiswa
Kegunaan Penelitian :
Sebagai persyaratan menyelesaikan studi program S-1, Jurusan Ilmu Administrasi
Negara, Program Studi Administrasi Negara
Lokasi Peneletian :
Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
Jangka waktu penelitian :
3 (tiga) bulan
Pembimbimg Penelitian :
Drs. Djoko Sutanto, M. Si
Surakarta, Februari 2014
Peneliti
Retno Kurnia
imsany
201011019
DAFTAR
ISI
Halaman
Judul...........................................................................................
i
Halaman
persetujuan.................................................................................
ii
Daftar
isi....................................................................................................
iii
Halaman
persetujuan.................................................................................
iv
A. Latar Belakang
Masalah.......................................................................
1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 7
C. Tujuan penelitian...................................................................................
7
D. Manfaat Penelitian................................................................................
8
E.
Kerangka Pemikiran dan Tinjauan Pustaka..........................................
9
1.
Kerangka Pemikiran........................................................................
9
2.
Tinjauan Pustaka.............................................................................
12
a.
Konsep Kinerja.........................................................................
12
b.
Konsep Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil..................... 16
c.
Konsep Akta Kelahiran............................................................
19
d.
Konsep Motivasi.......................................................................
23
e.
Konsep Teori X dan Y..............................................................
24
F.
Definisi
Konsepsional dan Operasional................................................
33
G. Metode Penelitian.................................................................................
35
Daftar
Pustaka...........................................................................................
41
Lampiran-lampiran
a. Lembar Konsultasi
Skripsi
PERSETUJUAN
Proposal Penelitian ini telah disetujui
oleh dosen pembimbing skripsi. Pada program
Studi Administrasi Negara, Jurusan Ilmu Administrasi Negara, Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Surakarta.
Hari :
Tanggal
:
Pembimbing
Drs.
Djoko Sutanto, M.Si
A.
JUDUL PENENELITIAN
Analisis Kinerja Pegawai Dispendukcapil
dalam Melayani Pembuatan Akta Kelahiran di Kota Surakarta
B.
LATAR BELAKANG MASALAH
Negara Indonesia adalah Negara hukum, didalamnya
terdapat aturan-aturan yang memiliki fungsi berdasarkan tujuannya
masing-masing. Selain itu juga terdapat beberapa instansi dan lembaga-lembaga
yang mengaturnya. Mulai dari pemeritah pusat sampai kepada pemerintah daerah.
Sebelum terbentunya Negara Indonesia yang demokratis, semua aturan dan
kewenangan diatur oleh pemerintah pusat, hal ini disebut dengan Sentralisasi.
Ada dampak positif dan negatif yang terkandung didalamnya, salah satu dampak
positifnya adalah pemerintah dapat secara langsung berinteraksi kepada
daerah-daerah. Selain itu ternyata dampak negative lebih dominan dibandingkan
dampak positifnya, seperti kurangnya berkembangnya suatu daerah karena diatur
langsung oleh pusat dan munculnya ketidakpuasan dikarenakan banyak aspirasi
yang tidak sampai ke pusat.
Pada tanggal 1 januari 2001 muncul suatu kebijakan
yang disebut dengan Otonomi Daerah. Semua aturan, kewenangan, dan kebijakan
diatur oleh daerah itu sendiri, inilah yang disebut dengan Desentralisasi.
Setiap daerah memiliki hak sendiri-sendiri untuk mengatur, mengelola, dan
memajukan daerahnya, baik dalam bidang sosial, ekonomi, dan budaya. Selain itu
disetiap daerah terdapat dinas atau instansi terkait yang memiliki kepentingan
masing-masing. Tetapi setiap dinas atau instansi itu memiliki kualitas pelayan
dan kinerja kerja yang berbeda-beda.
Realitas kinerja pegawai di lingkungan Pemerintah
daerah sejak dimekarkan pada tahun 2004 belum seperti yang diharapkan hal ini
terlihat dari kemampuan pegawai yang kurang memahami tugas pokok dan fungsi hal
ini diakibatkan oleh ketidaksesuaian latar belakang pendidikan dengan
pekerjaaan yang dilakukan misalnya seorang pegawai yang berlatarbelakang
pendidikan STM tetapi pekerjaanya
mengarsip surat dan secara nyata dapat dilihat dari kondisi-kondisi yang
ditemukan sebagai berikut: prosedur
administrasi belum berjalan sebagaimana mestinya, penerapan prosedur
administrasi proyek yang kurang sesuai dengan ketentuan yang berlaku, pemberian
tugas tidak sesuai dengan latar belakang yang dimiliki pegawai, jadwal
pelaksanaan proyek pembangunan yang tidak tepat waktu, adanya keengganan
pegawai untuk bekerja lebih optimal, sifat pegawai yang terlalu feodalistik,
kadangkala masih ditemukannya tindakan pegawai yang tidak terpuji dimasyarakat
seperti bemain judi, minum-minuman keras.
Dalam suatu organisasi terdapat hubungan kinerja
perorangan (individual performance)
dengan kinerja organisasi (organization
performance). Dalam organisasi pemerintah maupun swasta dalam mencapai
tujuan yang telah ditetapkan harus melalui kegiatan-kegiatan yang digerakkan
oleh orang atau sekelompok orang, yang aktif berperan sebagai pelaku, dengan
kata lain tercapainya tujuan organisasi karena adanya upaya yang dilakukan oleh
orang dalam organisasi tersebut.
Kinerja organisasi sangat ditentukan oleh unsur
pegawainya karena itu dalam mengukur kinerja suatu organisasi sebaiknya diukur
dalam tampilan kerja dari pegawainya. Seperti pengertian kinerja, yang
dikemukakan oleh Agus Dharma dalam bukunya Manajemen Prestasi “Kinerja pegawai
adalah sesuatu yang dicapai oleh pegawai, prestasi kerja yang diperhatikan oleh
pegawai, kemampuan kerja berkaitan dengan penggunaan peralatan kantor”.
(Dharma,1991:105).
Bermacam-macam pendapat dari ahli pikir yang berbeda
tentang kinerja dikarenakan beda dalam penelitian, beda kegunaanya dan beda
situasai dan kondisi, dapat ditafsirkan bahwa kinerja pegawai erat kaitannya
dengan hasil pekerjaan seseorang dalam suatu organisasi, hasil pekerjaan
tersebut dapat menyangkut kualitas, kuantitas, dan ketepatan waktu. Sedangkan
kinerja pegawai dipengaruhi oleh faktor-faktor kemampuan atau pedidikan,
motivasi, lingkungan, teladan pimpinan, disiplin, peraturan dan sebagainya oleh
karena itu permasalan kinerja dalam suatu organisasi merupakan masalah
yang kompleks.
Kinerja pegawai dispendukcapil merupakan upaya
pelaksanaan kegiatan yang berhubungan dengan pemberian pelayanan yang
berlangsung dalam proses penyelenggaraan kegiatan pemerintahan antara dinas
kependudukan catatan sipil.
Dinas kependudukan dan catatan sipil kota surakarta
merupakan salah satu instansi pemerintah yang mempunyai tugas dan tanggung
jawab dalam rangka mencapai tujuan nasional. Untuk menjalan tugas dan tanggung
jawab diperlukan adanya suatu peraturan dan kebijaksanaan yang digunakan untuk
mengatur proses kegiatan dalam instansi tersebut.
Berdasarkan pengamatan sementara ternyata
pelaksanaan yang dilakukan pada dispendukcapil kota surakarta masih mengalami
kekurangan dalam proses pelaksanaannya. Hal ini terlihat bahwa terkadang dalam
pelaksanaan tugas atau kegiatan pegawai dalam memberikan pelayanan melakukan
tugasnya dengan semaunya, sehingga akan menghambat tujuan yang akan hendak
dicapai. Lagi pula sebagian pegawai yang melaksanakan aktifitas tinggi atau
memberikan pelayanan yang baik. Sedangkan dalam proses penyelenggaraan kegiatan
pegawai Dispendukcapil sangat banyak maka diperlukan adanya peningkatan
kualitas pelayanan yang diberikan oleh pegawai di Dinas Kependudukan Catatan
Sipil Kota Surakarta.
Efektifitas dan
wewenang Dispendukcapil kota surakarta merupakan proses peningkatan kinerja
yang dilaksanakan dalam memberikan pelayanan sehingga memiliki ketepatan
pelaksana serta tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian diperlukan para
pegawai untuk mematuhi aturan-aturan yang berlaku sesuai dengan Peraturan
Pemerintah nomor Nomor 46 tahun 2011 tentang penilaian prestasi kerja pegawai
negeri sipil. Dengan adanya pelaksanaan peraturan tersebut maka diharapkan agar
sesuatu pekerjaan dapat dilakukan dengan efektif.
Dinas kependudukan dan catatan sipil adalah salah
satu dinas yang mengatur dalam hal pembuatan KTP, pembuatan Akta Kelahiran, dan
lain sebagainya. Dari kesemua tugas-tugas dinas ini, salah satu tugas yang
paling menonjol dan memiliki pro dan kontra serta mendapat pandangan yang
menonjol dari masyarakat adalah Pembuatan Akta Kelahiran. Sebagai
warga negara sebuah akte kelahiran
mempunyai manfaat yang besar serta kegunaan dari sebuah akte kelahiran ini di
kemudian hari. Bagi para orang tua mengetahui bagaimana cara mengurus akte kelahiran ataupun cara membuat akte kelahiran
juga penting. Walaupun di negara kita satu hal yang tak bisa dipungkiri calo
pengurusan akte semacam ini juga banyak. Tetapi bila kita orang tua mengurus
pembuatan akte kelahiran adalah hal yang mudah dan tidaklah sulit bila
dilakukan sendiri.
Dalam pembuatan akta kelahiran ini, walaupun syarat dan ketentuan telah
dipenuhi oleh masyarakat yang ingin membuatnya, tetap saja masyarakat masih
mengeluhkan kinerja para pegawainya. Salah satu hal yang sering dikeluhkan oleh
masyarakat adalah waktu pembuatan akta kelahiran yang cukup lama, padahal telah
ditetapkan untuk pembuatan akta kelahiran waktu yang dibutuhkan lebih kurang
satu minggu. Tetapi dalam kenyataanya waktu yang dibutuhkan lebih dari dua
minggu dan ada juga yang berbulan-bulan. Ternyata kasus seperti ini tidak hanya
terjadi di satu daerah melainkan terdapat juga di daerah-daerah lain. Jika
dilihat dari sarana prasana untuk pembuatan akta itu dapat dikatakan sudah
lengkap, namun jika di tinjau dari masalah waktu yang cukup lama itu disebabkan
karena kelalaian para pegawai dalam melaksanakan tugas dan kewajiban serta
kurangnya kontrol dari atasan kepada bawahannya.
Pegawai Negeri Sipil (PNS )
baik pusat maupun daerah merupakan pilar tertinggi dalam pelaksanaan
tugas-tugas pemerintahan dan pembangunan disamping pilar kelembagaan
(organisasi) dan ketatalaksanaan (mekanisme atau prosedur). Dengan kata lain PNS atau Birokrat sesungguhnya menjadi penyangga
bagi berjalannya suatu pemerintahan. Adanya birokrasi yang cenderung lambat dan
berbelit-belit, suka memperlambat orang dan membuat persoalan yang mudah
menjadi sulit akan menjadikan penyelenggaraan pemerintah menjadi tidak
berkualitas (Tjokromidjojo, 2003).
Jika terjadi demikian, maka suka atau tidak suka para pegawai sebagai pilar
utama penyelenggaraan pemerintahan hasurlah sesuai dengan kompetensi dan
dikelola sebaik mungkin, akan tetapi potret para pegawai saat ini menunjukkan
gambaran yang belum memberikan dampak positif yang lebih karena tingkat
profesioinalisme kinerja pegawai itu masih rendah dan belum optimal. Selain itu
masih ada yang lain seperti rendahnya tingkat reabilitas, asuransi, empati, dan
responsivitas, tidak memiliki tingkat integritas sebagai pegawai pemerintahan
atau pegawai daerah sehingga mengakibatkan tidak tidak mempunyai daya ikat
emosional dengan instansi dan tugas-tugasnya, tingginya penyalahgunaan wewenang
sehingga kondisi ini berdampak pada rendahnya kinerja dalam melaksanakan tugas
dan kewajiban dalam melayani masyarakat.
C.
RUMUSAN
MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan
diatas, dapat
dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut:
1.
Apakah
kinerja pegawai Dinas kependudukan dan Catatan sipil sudah sesuai dengan
aturan yang berlaku?
2.
Faktor-faktor apa saja yang mendorong
dan yang menghambat tingkat kinerja pegawai Dinas kependudukan dan Catatan
sipil?
3.
Bagaimana pelayanan pegawai Dinas
Kependudukan Catatan Sipil melayani masyarakat dalam pembuatan akta kelahiran?
D.
TUJUAN
PENELITIAN
Berdasarkan
rumusan masalah diatas dapat
disimpulkan tujuan dari penelitian ini adalah :
1.
Tujuan
Fungsional :
a.
untuk
mengetahui kinerja pegawai pada
Dinas kependudukan kota Surakarta dalam pembuatan Akta Kelahiran
b.
untuk mengetahui faktor-faktor pendorong
dan penghambat kinerja pegawai Dinas kependudukan dan Catatan sipil dalam
pembuatan akta kelahiran
2.
Tujuan Istitusional :
a.
Sebagai bahan evaluasi agar tercipta
kinerja yang optimal serta para pegawai dapat bekerja secara profesional dalam
melayani masyarakat dalam pembuatan akte kelahiran
b.
Sebagai acuan untuk kedepannya dalam
meningkatkan kinerja pegawai sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku
c.
Untuk menemukan solusi agar bisa
meningkatkan kualitas serta kinerja pegawai dalam melayani masyarakat yang
mencari akte kelahiran
3.
Tujuan
Individual
a.
Untuk memperoleh
data sebagai bahan penyusun penulis untuk memenuhi sebagian persyaratan guna
mencapai derajat sarjana S1 Program Studi Ilmu Administrasi Negara fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Surakarta
b.
Untuk mengetahui
berbagai teori yang telah penulis terima dibangku kuliah
E. MANFAAT
PENELITIAN
Berdasarkan uraian dari penelitian diatas dapat diperoleh
beberapa manfaat :
1.
Manfaat Teoritis : Harapan peneliti
terhadap penelitian adalah sebagai berikut :
a.
Menambah wawasan keilmuan dalam hal yang
berkaitan dengan kinerja pegawai
b.
Sebagai bahan acuan bagi peneliti
selanjutnya yang membahas mengenai kinerja pegawai
2.
Manfaat Praktis : Manfaat penelitian
terhadap institusi yang diteliti adalah sebagai berikut:
a.
Sebagai bentuk penerapan/aplikasi dari
ilmu pengetahuan yang telah diperoleh di dalam bangku perkuliahan
b.
Memeperoleh atau mencari kebenaran
terhadap kinerja pegawai Dispendukcapil
c.
Untuk menemukan solusi dari permasalahan
kinerja pegawai Dispendukcapil dalam melayani masyarakat
F.
KERANGKA PEMIKIRAN DAN TINJAUAN
PUSTAKA
1.
Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran memberikan gambaran awal tentang
langkah-langkah yang akan dijalankan dalam penelitian, yang mana penekanannya
terletak pada sifat kesementaraan. Akan tetapi, selanjutnya langkah-langkah
metodelogi ini akan ditetapkan selama proses pengumpulan data di lapangan
sesuai dengan perkembangan pemikiran yang terjadi di lapangan.
Kerangka pemikiran ini digunakan sebagai dasar untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian yang diangkat, atau bisa diartikan
sebagai mengalirkan jalan pikiran menurut kerangka logis (construct logic) atau
kerangka konseptual yang relevan untuk menjawab penyebab terjadinya masalah.
Untuk membuktikan kecermatan penelitian, dasar dari teori tersebut perlu
diperkuat hasil-hasil penelitian terdahulu yang relevan.
Dalam rangka mengoptimalkan kelancaran penyelenggaraan pemerintah agar
berdaya guna untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, pemerintah mengeluarkan
Undang Undang No. 25 Tahun 2009 yang mengatur tentang pelayanan publik. Baik
tidaknya pelayanan itu dapat dinilai dan dapat diamati. Terlebih lagi dengan
adanya Peraturan Pemerintah No. 1 Tahun 1979 tentang Penilaian Kinerja Pegawai
Negeri Sipil. Salah satu penyelenggaraan pemerintah yang dilakukan oleh Pegawai
Negeri Sipil dalam memenuhi dan melayani kebutuhan masyarakat adalah
penyelenggaraan pendaftaran penduduk dan akta kelahiran yang tercantum dalam
Perda Kota Surakarta No. 6 tahun 2002.
Kegiatan pendaftaran penduduk dan pencatatan akta kelahiran dijalankan
oleh instansi terkait yaitu Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil kota Surakarta
dimana setiap daerah memiliki tugas, tujuan, dan fungsi masing-masing. Dari
tata aturan mulai dari peraturan perundang undangan sampai dengan peraturan
peraturan daerah dan kemudian berlanjut ke Discapil memunculkan kinerja pegawai
Discapil itu sendiri.
Kinerja dapat juga dilihat dari perilaku individu atau perilaku para
pegawai dalam menjalankan tugasnya. Selain itu dapat juga dilihat dari faktor-faktor
yang dapat mempenaruhi seperti faktor pendukung dan faktor penghambat. Selain
kedua faktor tersebut motivasi juga salah satu yang dapat mempengaruhi kinerja.
Motivasi yang dilakukan adalah dengan memberikan penghargaan atau hukuman
kepada para pegawai dan juga memberikan promosi agar kinerja yang dihasilkan
efektif, efisien, dan optimal.
Salah satu unsur
penting dan memiliki peranan besar dalam penelitian adalah teori, karena dengan
teori inilah peneliti mencoba menerangkan fenomena sosial atau fenomena alami
yang menjadi pusat perhatian (Effendi dan Singarimbun, 1995). Pada dasarnya
kerangka teori atau kerangka pemikiran merupakan suatu uraian yang menjelaskan
variabel dan hubungan antar variabel yang dipergunakan untuk penelitian menurut
teori yang sudah ada.
Menurut Bahri (2008:30)
pengertian konsep adalah satuan arti yang mewakili sejumlah objek yang
mempunyai ciri yang sama. Orang yang memiliki konsep mampu mengadakan abstraksi
terhadap objek-objek yang dihadapi, sehingga objek-objek ditempatkan dalam
golongan tertentu. Objek-objek dihadirkan dalam kesadaran orang dalam bentuk
representasi mental tak berperaga. Konsep sendiri pun dapat dilambangkan dalam
bentuk suatu kata (lambang bahasa).
a.
Konsep Kinerja
Kinerja
adalah penentuan secara periodik efektivitas operasional
organisasi, bagian organisasi dan karyawannya berdasarkan sasaran, standar dan
kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya (Srimindarti, 2006).
Beberapa teori menerangkan tentang faktor-faktor
yang memengaruhi kinerja seorang baik sebagai individu atau sebagai individu
yang ada dan bekerja dalam suatu lingkungan. Sebagai individu setiap orang
mempunyai ciri dan karakteristik yang bersifat fisik maupun non fisik. Dan
manusia yang berada dalam lingkungan maka keberadaan serta perilakunya tidak
dapat dilepaskan dari lingkungan tempat tinggal maupun tempat kerjanya.
Menurut Gibson yang dikutip oleh
Ilyas (2001), secara teoritis ada tiga kelompok variabel yang memengaruhi
perilaku kerja dan kinerja, yaitu: variabel individu, variabel organisasi dan
variabel psikologis. Ketiga kelompok variabel tersebut memengaruhi kelompok
kerja yang pada akhirnya memengaruhi kinerja personel. Perilaku yang
berhubungan dengan kinerja adalah yang berkaitan dengan tugas-tugas pekerjaan yang
harus diselesaikan untuk mencapai sasaran suatu jabatan atau tugas.
Diagram teori perilaku dan kinerja digambarkan sebagai berikut:
Variabel
individu dikelompokkan pada sub-variabel kemampuan dan keterampilan, latar
belakang dan demografis. Sub-variabel kemampuan dan keterampilan merupakan
faktor utama yang memengaruhi perilaku dan kinerja individu. Variabel
demografis mempunyai efek tidak langsung pada perilaku dan kinerja individu.
Variabel
psikologik terdiri dari sub-variabel persepsi, sikap, kepribadian, belajar dan
motivasi. Variabel ini menurut Gibson (1987), banyak dipengaruhi oleh keluarga,
tingkat sosial, pengalaman kerja sebelumnya dan variabel demografis. Variabel
psikologis seperti persepsi, sikap, kepribadian dan belajar merupakan hal yang
komplek dan sulit untuk diukur, juga menyatakan sukar mencapai kesepakatan
tentang pengertian dari variabel tersebut, karena seorang individu masuk dan
bergabung dalam organisasi kerja pada usia, etnis, latar belakang budaya dan
keterampilan berbeda satu dengan yang lainnya.
Variabel
organisasi, menurut Gibson (1987) berefek tidak langsung terhadap perilaku dan
kinerja individu. Variabel organisasi digolongkan dalam sub-variabel sumber
daya, kepemimpinan, imbalan, struktur dan desain pekerjaan.
Menurut
Kapolmen yang dikutip oleh Ilyas (2001), ada empat determinan utama dalam
produktifitas organisasi termasuk didalamnya adalah prestasi kerja. Faktor
determinan tersebut adalah lingkungan, karakteristik organisasi, karakteristik
kerja dan karakteristik individu. Karakteristik kerja dan karakteristik
organisasi akan memengaruhi karakteristik individu seperti imbalan, penetapan tujuan
akan meningkatkan motivasi kerja, sedangkan prosedur seleksi tenaga kerja serta
latihan dan program pengembangan akan meningkatkan pengetahuan, keterampilan
dan kemampuan dari individu. Selanjutnya variabel karakteristik kerja yang
meliputi penilaian pekerjaan akan meningkatkan motivasi individu untuk mencapai
prestasi kerja yang tinggi.
Menurut
Stoner yang dikutip oleh Adiono (2002), mengemukakan bahwa prestasi individu
disamping dipengaruhi oleh motivasi dan pengetahuan juga dipengaruhi oleh
faktor persepsi peran yaitu pemahaman individu tentang perilaku apa yang
diperlukan untuk mencapai prestasi individu. Kemampuan (ability)
menunjukkan kemampuan seseorang untuk melakukan pekerjaan dan tugas.
Sedangkan
menurut Notoatmodjo (2002), ada teori yang mengemukakan tentang faktor-faktor
yang memengaruhi kinerja yang disingkat menjadi “ACHIEVE” yang artinya Ability
(kemampuan pembawaan), Capacity (kemampuan yang dapat dikembangkan),
Help (bantuan untuk terwujudnya kinerja), Incentive (insentif
material maupun non material), Environment (lingkungan tempat kerja
karyawan), Validity (pedoman/petunjuk dan uraian kerja), dan Evaluation
(adanya umpan balik hasil kerja).
Menurut
Davies (1989) yang dikutip oleh Adiono (2002), juga mengatakan bahwa faktor
yang memengaruhi pencapaian kinerja adalah faktor kemampuan (ability) dan
faktor motivasi (motivation). Faktor kemampuan secara psikologik terdiri
dari kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan reality, yang artinya karyawan
yang memiliki diatas rata-rata dengan pendidikan yang memadai untuk jabatannya
dan keterampilan dalam mengerjakan tugas sehari-hari maka ia akan lebih mudah
mencapai kinerja yang diharapkan.
Menurut
teori Atribusi atau Expectancy Theory, dikemukakan oleh Heider,
pendekatan atribusi mengenai kinerja dirumuskan sebagai berikut: K= M x A,
yaitu K adalah kinerja, M adalah motivasi, dan A adalah ability. Konsep
ini menjadi sangat populer dan sering kali diikuti oleh ahli-ahli lain, menurut
teori ini, kinerja adalah interaksi antara motivasi dengan ability (kemampuan
dasar).
Dengan
demikian orang yang tinggi motivasinya tetapi memiliki kemampuan yang rendah
akan menghasilkan kinerja yang rendah, begitu pula orang yang berkemampuan
tinggi tetapi rendah motivasinya. Motivasi merupakan faktor penting dalam
mendorong setiap karyawan untuk bekerja secara produktif, sehingga berdampak
pada kinerja karyawan (Siagian, 1995).
b.
Konsep Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
Pencatatan sipil adalah institusi publik yang diselenggarakan negara untuk
melayani masyarakat umum dan individu dengan jalan mengumpulkan, menyeleksi,
mendokumentasikan, menyimpan, membetulkan, memperbarui, mengeluarkan sertifikat
untuk hal- hal yang berkaitan dengan terjadinya peristiwa-peristiwa penting dan
karakteristik peristiwa itu sebagaimana kaitannya dengan status sipil individu
dan sebagaimana peristiwa-peristiwa penting berpengaruh pada individu dan
keluarganya dengan jalan memberikan catatan resmi tentang keberadaan,
identitas dan situasi pribadi dan keluarga.
Tujuannya adalah untuk menyimpan, menjaga dan mendapatkan informasi tentang
peristiwa-peristiwa penting kapanpun dibutuhkan untuk keperluan hukum,
administrasi, statistik dan tujuan- tujuan lainnya. Pencatatan sipil kadang-
kadang memainkan peranan dalam penciptaan catatan status sipil tertentu,
seperti upacara pernikahan, kumpulan data pencatatan sipil akan menghasilkan
vital statistik.
Pencatatan sipil merupakan sumber utama untuk pengumpulan data untuk
membuat sistem vital statitik yang andal, berkelanjutan, permanen dan
berkualitas di suatu Negara. Informasi yang tersimpan dalam sistem pencatatan
sipil merupakan dasar bagi sistem vital statistik. Sumber data lain yang
memberikan vital statistik seperti sample survey dan sensus penduduk dianggap
sebagai teknis tak langsung atau suplementer yang dapat diadopsi berdasarkan
ketentuan saat sistem pencatatan sipil yang komprehensif masih dalam taraf
perkenalan atau sebagai alat bantu dalam menilai tingkat liputan sistem
pencatatan yang ada sekarang.
Secara umum peranan
lembaga masyarakat tercermin pada fungsi dari lembaga kemasyarakatan itu
sendiri, yaitu :
1)
Memberikan
pedoman pada anggota masyarakat, bagaimana mereka harus betingkah laku atau
bersikap di dalam mengahadapi masalah-masalah dalam masyarakat terutama yang
menyangkut kebutuhan-kebutuhan
2)
Menjaga keutuhan
masyarakat
3)
Memberikan
pegangan kepada masyarakat untuk mengadakan sistem pengendalian sosial.
Artinya, sistem pengawasan masyarakat terhadap anggota-anggotanya (Soekanto,
2000)
Kedudukan, Tugas, dan
Fungsi Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil dalam
melaksanakan tugas dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berkedudukan di
bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah. Dinas
Kependudukan Dan Pencatatan Sipil mempunyai tugas menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang kependudukan dan pencatatan sipil. Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud,
Dinas Kependudukan dan Pecatatan Sipil menyelenggarakan fungsi:
1) Penyelenggaraan
kesekretariatan dinas
2) Penyusunan
rencana program, pengendalian, evaluasi dan Pelaporan
3) Pengelolaan
data dan statistic
4) Pengelolaan
administrasi kependudukan
5) Pencatatan
dengan penerbitan akta-akta kependudukan dan pencatatan sipil
6) Pengelolaan
dan pelayanan dokumen
7) Penyelenggaraan
sosialisasi
8) Pembinaan
jabatan fungsional
c.
Konsep
Akta Kelahiran
Akta
Kelahiran adalah Bukti Sah mengenai Status dan Peristiwa Kelahiran Seseorang
yang dikeluarkan oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil. Bayi yang
dilaporkan kelahirannya akan terdaftar dalam Kartu Keluarga dan diberi Nomor
Induk Kependudukan (NIK) sebagai Dasar untuk Memperoleh Pelayanan Masyarakat
Lainnya.
1)
Manfaat Akta
Kelahiran
a)
Identitas Anak
b)
Administrasi Kependudukan : KTP, KK
c)
Untuk Keperluan Sekolah
d)
Untuk Pendaftaran Pernikahan di KUA
e)
Mendaftar Pekerjaan
f)
Persyaratan Pembuatan Paspor
g)
Untuk Mengurus Hak Ahli Waris
h)
Mengurus Asuransi
i)
Mengurus Tunjangan Keluarga
j)
Mengurus Hak Dana Pensiun
k)
Untuk Melaksanakan Ibadah Haji
Berdasarkan
Undang-undang Administrasi Kependudukan No 23 Tahun 2006, pada Pasal 27 ayat 1
dan 2 di jelaskan bahwa Setiap
kelahiran wajib dilaporkan oleh penduduk kepada Instansi Pelaksana di tempat
terjadinya peristiwa kelahiran paling lambat 60 (enam puluh) hari sejak kelahiran.
dan berdasarkan laporan tersebut, Pejabat Pencatatan Sipil mencatat pada
Register Akta Kelahiran dan menerbitkan Kutipan Akta Kelahiran. Artinya,
kepemilikan Akta Kelahiran adalah hak setiap warganegara dan negara melalui
pegawai catatan sipilnya berkewajiban menjamin terlaksananya hak tersebut. Ini
sesuai dengan yang ditetapkan dalam Konvensi Hak Anak yang telah diratifikasi
negara kita pada tahun 1990 melalui Keputusan Presiden nomor 36, dalam pasal 7
dinyatakan bahwa anak akan didaftarkan segera setelah kelahiran dan sejak lahir
berhak atas sebuah nama, berhak memperoleh kewarganegaraan dan sejauh
memungkinkan, berhak mengetahui dan dipelihara oleh orangtuanya. Merupakan
kewajiban negaralah untuk menjamin pelaksanaan hak-hak ini sesuai dengan hukum nasional.
2)
Batas waktu Pencatatan Akta Kelahiran
Dalam UU No 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan (ADMINDUK) di
disebutkan bahwa:
a)
Jika selama 60 (enam puluh) hari sejak terjadi
peristiwa kelahiran, namun anda belum mencatatkan peristiwa tersebut maka anda
akan diberi batas waktu toleransi sampai dengan 1 (satu) tahun sejak tanggal
kelahiran, pencatatan tersebut dilaksanakan setelah mendapatkan persetujuan
Kepala Instansi Pelaksana setempat. (Pasal 32 ayat 1)
b)
Sedangkan pencatatan kelahiran yang melampaui batas
waktu 1 (satu) tahun, dapat dilaksanakan berdasarkan penetapan pengadilan
negeri tempat peristiwa kelahiran.(Pasal 32 ayat 2)
c)
Pencatatan peristiwa kelahiran yang terjadi diluar
wilayah Republik Indonesia wajib dilaporkan kepada Instansi Pelaksana paling
lambat 30 (tiga puluh) hari sejak Warga Negara Indonesia yang bersangkutan
kembali ke Indonesia. (Pasal 29)
d)
Pencatatan peristiwa kelahiran yang terjadi di atas
kapal laut atau pesawat terbang wajib dilaporkan oleh penduduk kepada Instansi
Pelaksana paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak Warga Negara Indonesia yang
bersangkutan kembali ke Indonesia.(Pasal 30)
3)
Akta Kelahiran
Kolektif
Akta kelahiran kolektif adalah pembuatan akta kelahiran secara
bersama-sama. Ada dua cara pembuatan akta kelahiran kolektif ini yaitu :
a)
Akta Kolektif Swadaya, dimana
suatu daerah menunjuk seseorang atau tim kepanitiaan untuk mengurus permohonan
pembuatan akta kelahiran secara bersama-sama. Tim atau orang tersebut datang ke
KCS di Ibukota Kabupaten
b)
Akta Kolektif Jemput Bola, artinya
pembuatan akta kelahiran di suatu daerah secara bersama-sama, dengan cara para
pemohon akta kelahiran cukup datang ke kantor kelurahan setempat dimana para
petugas dari KCS datang ke kantor kelurahan tersebut dan membuka pelayanan
permohonan akta kelahiran.
Pembuatan akta kelahiran secara kolektif ini dilakukan untuk mengatasi
masalah jauhnya tempat pengurusan akta kelahiran dari tempat tinggal pemohon.
4)
Beda Akta Kelahiran Dengan Surat Kenal Lahir
a.
Akta kelahiran adalah akta
otentik, diterbitkan oleh KCS, berlaku seumur hidup bagi pemegangnya dan
memiliki kekuatan pembuktian sempurna
b.
Surat Kenal Lahir adalah
surat keterangan bermaterai, diterbitkan oleh kantor kelurahan, berlaku seumur
hidup dan berkekuatan pembuktian tidak sempurna. Surat Kenal Lahir biasanya
diberikan oleh kantor kelurahan karena orang tua anak terlambat mengurus akta
kelahiran.
d.
Konsep Motivasi
Istilah motivasi berasal dari bahasa latin yaitu movere yang berarti
bergerak atau menggerakkan. Motivasi diartikan juga sebagai suatu kekuatan
sumber daya yang menggerakkan dan mengendalikan perilaku manusia. Motivasi
sebagai upaya yang dapat memberikan dorongan kepada seseorang untuk mengambil
suatu tindakan yang dikehendaki, sedangkan motif sebagai daya gerak seseorang
untuk berbuat. Karena perilaku seseorang cenderung berorientasi pada tujuan dan
didorong oleh keinginan untuk mencapai tujuan tertentu.
Dalam konteks pekerjaan, motivasi merupakan salah satu faktor penting dalam
mendorong seorang karyawan untuk bekerja. Motivasi adalah kesediaan individu
untuk mengeluarkan upaya yang tinggi untuk mencapai tujuan organisasi (Stephen
P. Robbins, 2001). Ada tiga elemen kunci dalam motivasi yaitu upaya, tujuan
organisasi dan kebutuhan. Upaya merupakan ukuran intensitas. Bila seseorang
termotivasi maka ia akan berupaya sekuat tenaga untuk mencapai tujuan, namun
belum tentu upaya yang tinggi akan menghasilkan kinerja yang tinggi. Oleh
karena itu, diperlukan intensitas dan kualitas dari upaya tersebut serta difokuskan
pada tujuan organisasi. Kebutuhan adalah kondisi internal yang menimbulkan
dorongan, dimana kebutuhan yang tidak terpuaskan akan menimbulkan tegangan yang
merangsang dorongan dari dalam diri individu. Dorongan ini menimbulkan perilaku
pencarian untuk menemukan tujuan, tertentu. Apabila ternyata terjadi pemenuhan
kebutuhan, maka akan terjadi pengurangan tegangan. Pada dasarnya, karyawan yang
termotivasi berada dalam kondisi tegang dan berupaya mengurangi ketegangan
dengan mengeluarkan upaya.
Pada umumnya kinerja yang tinggi dihubungkan dengan motivasi yang tinggi.
Sebaliknya, motivasi yang rendah dihubungkan dengan kinerja yang rendah.
Kinerja seseorang kadang-kadang tidak berhubungan dengan kompetensi yang
dimiliki, karena terdapat faktor diri dan lingkungan kerja yang mempengaruhi
kinerja.
Kinerja yang tinggi adalah fungsi dan interaksi antara motivasi, kompetensi
dan peluang sumber daya pendukung, sehingga kinerja dapat dirumuskan sebagai
berikut:
Kinerja
= f ( Motivasi x Kompetensi x Kesempatan
)
|
e.
Teori X dan Teori Y
McGregor mengemukakan dua model yang menjelaskan motivasi karyawan yang
bekerja yaitu teori X dan teori Y.
1)
Teori X menganggap bahwa:
a)
Karyawan tidak suka bekerja dan cenderung untuk
menghindari kerja
b)
Karyawan harus diawasi dengan ketat dan diancam agar
mau bekerja dengan baik
c)
Prosedur dan disiplin yang keras lebih diutamakan
dalam bekerja
d)
Uang bukan satu-satunya faktor yang memotivasi kerja
e)
Karyawan tidak perlu diberikan kesempatan untuk
mengembangkan diri.
2)
Teori Y menganggap bahwa:
a)
Karyawan senang bekerja, sehingga pengawasan dan
hukuman tidak diperlukan oleh karyawan
b)
Karyawan akan memiliki komitmen terhadap pekerjaan dan
organisasi jika merasa memuaskan
c)
Manusia cenderung ingin belajar
d)
Kreatifitas dan Imajinasi digunakan untuk memecahkan
masalah.
Teori X dan Teori Y ialah teori motivasi manusia yang diciptakan dan dibangunkan oleh Douglas
McGregor pada 1960-an. Teori ini mengemukakan strategi kepemimpinan efektif
dengan menggunakan konsep pengurusan berpenyertaan. Konsep ini terkenal dengan
menggunakan anggapan-anggapan sifat dasar manusia. Pemimpin yang menyukai teori
X cenderung menyukai gaya kepemimpinan melalui kuasa dan sebaliknya, seorang
pemimpin yang menyukai teori Y lebih menyukai gaya kepemimpinan demokratik.
Sebagai contoh, karyawan yang memiliki jenis teori X adalah karyawan dengan
sifat yang tidak akan bekerja tanpa perintah, sebaliknya karyawan yang memiliki
jenis teori Y akan bekerja dengan sendirinya tanpa perintah atau pengawasan
dari atasannya. Jenis Y ini adalah jenis yang sudah menyedari tugas dan
tanggungjawab pekerjaannya.
Teori perilaku ialah teori yang menjelaskan bahawa suatu perilaku
tertentu dapat membezakan pemimpin dan bukan pemimpin pada setiap manusia.
Konsep teori X dan Y dikemukakan oleh Douglas McGregor dalam buku The Human
Side Enterprise di mana para pengurus/pemimpin organisasi syarikat memiliki
dua jenis pandangan terhadap para pegawai / karyawan iaitu teori x atau teori
y.
Teori prilaku adalah teori yang menjelaskan bahwa suatu perilaku
tertentu dapat membedakan pemimpin dan bukan pemimpin pada orang-orang. Konsep
teori X dan Y dikemukakan oleh Douglas McGregor dalam buku The Human Side
Enterprise di mana para manajer / pemimpin organisasi perusahaan memiliki dua
jenis pandangan terhadap para pegawai / karyawan yaitu teori x atau teori y.
Teori X menyatakan bahawa pada dasarnya manusia adalah makhluk pemalas yang
tidak suka bekerja serta senang menghindar dari pekerjaan dan tanggungjawab
yang diberikan kepadanya. Pekerja memiliki cita-cita yang kecil untuk mencapai
tujuan syarikat namun menginginkan balas jasa serta jaminan hidup yang tinggi.
Dalam bekerja para pekerja harus terus diawasi, diancam serta diarahkan agar
dapat bekerja sesuai dengan yang diinginkan syarikat.
Teori Y memiliki
anggapan bahwa kerja adalah kudrat manusia seperti halnya kegiatan sehari-hari.
Pekerja tidak perlu terlalu diawasi dan diancam secara ketat kerana mereka
memiliki pengendalian serta pengerahan diri untuk bekerja sesuai tujuan
syarikat. Pekerja memiliki kemampuan kreatif, imaginasi, kepandaian serta
memahami tanggungjawab dan prestasi atas pencapaian tujuan bekerja. Pekerja
juga tidak harus mengerahkan segala potensi diri yang dimiliki dalam bekerja.
Menurut McGregor organisasi tradisional dengan ciri-cirinya yang sentralisasi
dalam pengambilan keputusan, terumuskan dalam dua model yang dia namakan Theori
X dan Theori Y. Teori X menyatakan bahwa sebagian besar orang-orang ini lebih
suka diperintah, dan tidak tertarik akan rasa tanggung jawab serta menginginkan
keamanan atas segalanya. Teori ini juga menyatakan bahwa pada dasarnya manusia
adalah makhluk pemalas yang tidak suka bekerja serta senang menghindar dari
pekerjaan dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Pekerja memiliki ambisi
yang kecil untuk mencapai tujuan perusahaan namun menginginkan balas jasa serta
jaminan hidup yang tinggi. Dalam bekerja para pekerja harus terus diawasi,
diancam serta diarahkan agar dapat bekerja sesuai dengan yang diinginkan
perusahaan.
Lebih lanjut menurut asumís teori X dari McGregor ini bahwa orang-orang
ini pada hakekatnya adalah:
a.
Tidak menyukai bekerja
b.
Tidak menyukai kemauan dan ambisi
untuk bertanggung jawab, dan lebih menyukai diarahkan atau diperintah
c.
Mempunyai kemampuan yang kecil
untuk berkreasi mengatasi masalah-masalahorganisasi
d.
Hanya membutuhkan motivasi
fisiologis dan keamanan saja
e.
Harus diawasi secara ketat dan
sering dipaksa untuk mncapai tujuan organisasi
Untuk menyadari kelemahan dari asumí teori X itu maka McGregor
memberikan alternatif teori lain yang dinamakan teori Y. asumís teori Y ini
menyatakan bahwa orang-orang pada hakekatnya tidak malas dan dapat dipercaya,
tidak seperti yang diduga oleh teori X. Teori ini memiliki anggapan bahwa kerja
adalah kodrat manusia seperti halnya kegiatan sehari-hari lainnya.
Pekerja tidak perlu terlalu diawasi dan diancam secara ketat karena
mereka memiliki pengendalian serta pengerahan diri untuk bekerja sesuai tujuan
perusahaan. Pekerja memiliki kemampuan kreativitas, imajinasi, kepandaian serta
memahami tanggung jawab dan prestasi atas pencapaian tujuan kerja. Pekerja juga
tidak harus mengerahkan segala potensi diri yang dimiliki dalam bekerja.
Secara keseluruhan asumís teori Y mengenai manusia adalah sebagai
berikut:
a.
Pekerjaan itu pada hakekatnya
seperti bermain dapat memberikan kepuasan lepada orang. Keduanya bekerja dan
bermain merupakan aktiva-aktiva fisik dan mental. Sehingga di antara keduanya
tidak ada perbedaan, jira keadaan sama-sama menyenangkan
b.
Manusia dapat mengawasi diri
sendiri, dan hal itu tidak bisa dihindari dalam rangka mencapai tujuan-tujuan
organisasi
c.
Kemampuan untuk berkreativitas di
dalam memecahkan persoalan-persoalan organisasi secara luas didistribusikan
kepada seluruh karyawan
d.
Motivasi tidak saja berlaku pada
kebutuhan-kebutuhan social, penghargaan dan aktualisasi diri tetapi juga pada
tingkat kebutuhan-kebutuhan fisiologi dan keamanan
e.
Orang-orang dapat mengendalikan
diri dan kreatif dalam bekerja jira dimotivasi secara tepat
Dengan memahami asumsi dasar teori Y ini, Mc Gregor menyatakan
selanjutnya bahwa merupakan tugas yang penting bagi menajemen untuk melepaskan
tali pengendali dengan memberikan desempatan mengembangkan potensi yang ada
pada masing-masing individu. Motivasi yang sesuai bagi orang-orang untuk
mencapai tujuannya sendiri sebaik mungkin, dengan memberikan pengarahan
usaha-usaha mereka untuk mencapai tujuan organisasi.
Menurut McGregor, manajemen ajaran ini didasarkan pada asumsi kurang
eksplisit tentang sifat manusia. Menurut McGregor, manajemen ajaran ini
didasarkan pada Asumsi kurang eksplisit tentang sifat manusia. Yang pertama dari
asumsi ini adalah bahwa individu tidak suka bekerja dan akan berubah jika ada
kemauan. Asumsi selanjutnya adalah bahwa manusia tidak ingin tanggung jawab dan
keinginan eksplisit arah. Selain itu, individu diasumsikan individu menempatkan
keprihatinan di atas bahwa organisasi tempat mereka bekerja dan untuk menolak
perubahan, keamanan menilai lebih dari pertimbangan-pertimbangan lain di tempat
kerja. Akhirnya, manusia diasumsikan mudah dimanipulasi dan dikendalikan.
McGregor berpendapat bahwa baik klasik dan pendekatan hubungan manusia
tergantung manajemen sama ini serangkaian asumsi. McGregor berpendapat bahwa
baik klasik dan pendekatan hubungan manusia tergantung manajemen sama ini
serangkaian asumsi. Gaya keras menyebabkan manajemen pembatasan output, saling
tidak percaya, unionism, dan bahkan sabotase. McGregor disebut gaya kedua
manajemen "lunak" dan mengidentifikasi metode-metode sebagai permisif
dan kebutuhan kepuasan. McGregor menyarankan bahwa gaya lembut manajemen sering
mengarah ke manajer 'kegagalan untuk melakukan peran manajerial mereka. levels.
Ia juga menunjukkan bahwa karyawan sering mengambil keuntungan dari manajer
yang terlalu permisif dengan menuntut lebih banyak, melainkan tampil di tingkat
yang lebih rendah.
Mc.Gregor tertarik pada karya Abraham Maslow (1908-1970) untuk
menjelaskan mengapa asumsi Teori X tidak efektif menyebabkan manajemen. Maslow
telah mengusulkan bahwa kebutuhan manusia diatur dalam tingkat, dengan
kebutuhan fisik dan keamanan di bagian bawah hierarki kebutuhan dan sosial,
ego, dan kebutuhan aktualisasi diri di tingkat atas hirarki.
Titik dasar Maslow adalah bahwa begitu suatu kebutuhan terpenuhi, itu
tidak lagi memotivasi perilaku; demikian, hanya tidak terpenuhi kebutuhan
motivasi. McGregor menyatakan bahwa sebagian besar karyawan sudah mempunyai dan
keselamatan fisik mereka pemenuhan kebutuhan dan motivasi bahwa penekanan telah
bergeser ke sosial, ego, dan kebutuhan aktualisasi diri. McGregor mengajukan
asumsi tersebut, yang ia percaya dapat menyebabkan lebih banyak manajemen yang
efektif dari orang-orang dalam organisasi, di bawah rubrik Teori Y. proposisi
utama dari Teori Y adalah sebagai berikut:
a.
Manajemen bertanggung jawab untuk
mengatur unsur-unsur dari usaha produktif-uang, bahan, peralatan, dan
orang-orang dalam kepentingan ekonomi berakhir
b.
Orang tidak dengan sifat pasif
atau resisten terhadap kebutuhan organisasi. Mereka telah menjadi begitu
sebagai hasil dari pengalaman dalam organisasi
c.
Motivasi, pengembangan potensi,
kapasitas untuk mengasumsikan tanggung jawab, dan kesiapan untuk mengarahkan
perilaku ke arah tujuan organisasi semuanya hadir dalam orang-manajemen tidak
menempatkan mereka di sana. Ini adalah tanggung jawab manajemen untuk
memungkinkan orang untuk mengenali dan mengembangkan karakteristik manusia ini
untuk diri mereka sendiri
d.
Tugas pokok manajemen adalah untuk
mengatur kondisi organisasi dan metode operasi agar orang dapat mencapai
tujuan-tujuan mereka sendiri dengan mengarahkan usaha mereka ke arah
tujuan-tujuan organisasi.
Dengan demikian, Teori Y pada intinya memiliki asumsi bahwa upaya fisik
dan mental yang terlibat dalam pekerjaan adalah wajar dan bahwa individu secara
aktif mencari untuk terlibat dalam pekerjaan. Ini juga menganggap bahwa
pengawasan yang ketat dan ancaman hukuman bukan satu-satunya alat atau bahkan
cara-cara terbaik untuk membujuk karyawan untuk mengerahkan usaha produktif.
Sebaliknya, jika diberi kesempatan, karyawan akan menampilkan motivasi diri
untuk mengajukan upaya yang diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi.
G.
DEFINISI
KONSEPSIONAL DAN OPERASIONAL
1. Definisi konseptual
a.
Kinerja adalah hasil kerja secara
kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai
dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan
kepadanya (Anwar
Prabu Mangkunegara, 2000 : 67).
b.
Dinas kependudukan dan Catatan Sipil
adalah Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil merupakan Salah Satu Organisasi Perangkat Daerah di kota
Surakarta yang memiliki kewenangan sebagai Penyelenggara Administrasi
Kependudukan, meliputi kegiatan pelayan pendaftaran penduduk dan pencatatan
sipil.
c.
Motivasi adalah proses yang menjelaskan intensitas,
arah, dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya.
d.
Teori X adalah adalahmanusia merupakan
makhluk pemalas yang tidak suka bekerja serta senang menghindar dari pekerjaan
dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya (Douglas McGregor).
e.
Teori Y adalah orang-orang yang pada hakekatnya tidak malas dan
dapat dipercaya (Douglas McGregor).
2. Definisi Operasional
a. Definisi
Operasional Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang
dicapai oleh seorang pegawai di Kantor Dispendukcapil Kota Surakarta dalam
melaksnakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diukur dari :
1) Faktor
motivasi
2) Faktor
lingkungan kerja Organisasi
3) Faktor
fasilitas
4) Faktor
kedisiplinan
b. Definisi
Operasional Dinas kependudukan dan Catatan Sipil dapat di ukur dari :
1)
Faktor Administrasi
2)
Faktor kualitas sumber daya manusia
3)
Faktor politisi
c.
Definisi
operasional motivasi dapat diukur dari :
1)
Psikologi
2)
Kesetiaan
3)
Kepribadian
4)
Kehadiran
5)
Inisiatif
d. Definisi
Operasional teori X adalah manusia merupakan makhluk pemalas yang tidak suka
bekerja serta senang menghindar dari pekerjaan dan tanggung jawab yang
diberikan kepadanya yang diukur dari:
1) Kemauan
2) Kepribadian
3) Kedisiplinan
4) Kemampuan
e. Definisi
Operasional adalah kudrat manusia seperti halnya kegiatan sehari-hari yang
diukur dari:
1) Kepribadian
2) Kemauan
3) Kedisiplinan
4) Motivasi
H. METODELOGI PENELITIAN
1.
Jenis
Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah
penelitian deskriptif yaitu penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan
apa-apa yang saat ini berlaku. Di dalamnya terdapat upaya mendeskripsikan,
mencatat, analisis dan menginterprestasikan kondisi-kondisi yang sekarang ini
terjadi atau ada.
Nazir (2005:54), metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti
status sekelompok manusia, suatu obyek, suatu set kondisi, suatu sistem
pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari
penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan
secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat
hubungan antarfenomena yang diselidiki.
2.
Lokasi
penelitian
Penelitian
yang dilakukan ini mengambil lokasi di Kantor Dinas Catatan Sipil kota
Surakarta atas dasar pertimbangan sebagai berikut:
a)
Bahwa dalam rangka peningkatan kinerja
pegawai dispendukcapil dalam pembuatan akte kelahiran di kota Surakarta
b)
Pertimbangan dari sudut geografis dan
praktis, yaitu waktu, biaya, dan tenaga yang dapat digunakan secara efektif dan
efisien
3.
Sumber
data
Sumber data terdiri atas data primer dan data
sekunder, data primer terdiri atas kinerja pegawai dan kepuasan masyarakat
dalam pembuatan akte kelahiran, data kinerja pegawai dapat diperoleh dengan
menggunakan metode pengamatan langsung terhadap kinerja kerja pegawai di Kantor
Dispendukcapil Surakarta, data kepuasan masyarakat diperoleh dengan wawancara
langsung.Data sekunder adalah data yang dikumpulkan dari catatan / laporan
dinas kependudukan tentang kunjungan masyarakat dalam pembutan akte kelahiran.
4.
Teknik
pengumpulan data
Adapaun teknik yang digunakan dalam mengumpulkan
data yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain :
a)
Untuk memperoleh data primer digunakan metode :
1)
Wawancara merupakan metode pengumpulan
data dengan jalan tanya jawab sepihak yang dilakukan secara sistematis dan
berlandaskan kepada tujuan penelitian (Lerbin,1992 dalam Hadi, 2007). Tanya
jawab ‘sepihak’ berarti bahwa pengumpul data yang aktif bertanya, sermentara
pihak yang ditanya aktif memberikan jawaban atau tanggapan. Dari definisi itu,
kita juga dapat mengetahuibahwa Tanya jawab dilakukan secara sistematis, telah
terencana, dan mengacu pada tujuan penelitian yang dilakukan.
2)
Observasi adalah Teknik pengumpulan data
dengan pengamatan langnsung baik formal maupun informal terhadap gejala yang
diselidiki. Tujuan ini digunakan untuk mendeskripsikan secara rinci terhadap
yang diamati, kegiatan yang terjadi, partisipan yang terlibat. Kegiatan
penelitian sedapat mungkin mengamati semua keadaan dan kegiatan, mendengarkan
apa yang dikatakan pertisipan dan berinteraksi dengan pertisipan.
b)
Untuk memperoleh data sekunder
dipergunakan metode :
Dokumentasi dalam penelitian ini juga dilakukan
pengumpulan data melalui
dokumentasi. Teknik dokumentasi akan dipergunakan untuk memperoleh seperangkat
informasi yang telah dibukukan atau didokumentasikan, dan studi kepustakaan
yaitu tehnik pengumpulan data dengan mempelajari buku-buku kepustakaan yang ada
hubungannya dengan materi penelitian serta mengumpulkkan datayang bersumber
dari arsip dan dukumen yang ada. Dokumentasi atau telaah dokumentasi dilakukan
untuk melengkapi pengetahuan secara lebih mendalam terhadap suatu kasus dan
memperkuat kesimpulan yang bisa ditarik penelitian itu, hal tersebut sangat
penting untuk memperoleh data sekunder yang diperlukan.
5.
Teknik
analisis data
Karena bentuk penelitian ini adalah penelitian
deskripitif, maka teknik analisa
data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif adalah suatu teknik analisis
data dengan memaparkan atau menuturkan, menafsirkan, dan menganalisa data yang
ada (Rakhmat, 1991).
Metode deskriptif dimaksudkan untuk menemukan
pengetahuan objek penelitian yang seluas-luasnya pada masa tertentu. Sedangkan
metode kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat
diamati.
Dengan demikian untuk memecahkan masalah dalam
penelitian ini dilakukan dengan cara menggambarkan atau melukiskan keadaan
subjek ataupun objek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang
tampak sebagaimana adanya. Dalam metode analisis ini dilakukan dengan melalui
beberapa tahap.
Model analisa data yang digunakan adalah model
analisa interaktif dari Mils Danh Huberman ( HB. Sutopo, 1988 : 31 ). Dalam
model analisa ini ada 3 komponen yang saling terjalin yaitu :
a.
Reduksi data ( Data Reduction )
Merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian pada
penyederhanaan, pengabstraan, dan tranformasi data “kasar” yang dihasilkan dari
catatan-catatan tertulis lapangan. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis
data yang menajmkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang data yang tidak
diperlukan, dan mengorganisir data dengan cara sedemikian rupa sehingga pada
akhirnya dapat ditarik kesimpulan dan diverifikasi.
b.
Penyajian data ( Data Display )
Tahap penyajian data merupakan aktivitas untuk
mengorganisir informasi sehingga akan informasi yang sistematis, terpadu, dan
terstruktur untuk dapat disajikan. Penyajian dalam penelitian ini dilakukan
dengan cara membuat kotak teks narasi maupun tabulasi.
c.
Penarikan kesimpulan ( Conclusion
Drawing )
Penarikan kesimpulan dalam hal ini
dilakukan setelah tahap reduksi data dan penyajian data selesai. Dalam
penarikan kesimpulan didasarkan pada teori yang digunakan dalam kerangka teori.
Disamping itu penarikan kesimpulan ini juga didasarkan pada fakta empiris hasil
temuan-temuan di lapangan. Teknik analisis data kualitatif yang digunakan dalam
penelitian ini adalah teknik analisis interaktif. Dengan teknik ini ketiga
komponen utama yaitu penyajian data, reduksi data, dan penarian kesimpulan
dilakukan secara serentak dengan proses pengumpulan data sehingga menjadi suatu
siklus ketika penelitian berlangsung.
BAGAN MODEL ANALISA DATA
DAFTAR
PUSTAKA
Danim, Sudarwan. 2002. Menjadi Peneliti Kualitatif, Bandung : Pustaka Setia.
P,
Sondang,. Siagin. 2004. Teori Motivasi Dan Aplikasi. Jakarta: PT Asdi Mahastya
Rakhmat, Jalaludin. 1991. Metode Penelitian Komunikasi,
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar