KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Saya juga bersyukur atas berkat rezeki dan kesehatan yang diberikan kepada saya sehingga saya dapat mengumpulkan bahan – bahan materi makalah ini dari internet. Saya telah berusaha semampu saya untuk mengumpulkan berbagai macam bahan tentang sosial politik.
Saya sadar bahwa makalah yang saya buat ini masih jauh dari sempurna, karena itu saya mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk menyempurnakan makalah ini menjadi lebih baik lagi. Oleh karena itu saya mohon bantuan dari dosen pembimbing.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat dan merupakan alternative bacaan yang berguna bagi pembaca lainnya. Kepada sumber yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini penulis mengucapkan terima kasih.
Demikianlah makalah ini saya buat, apabila ada kesalahan dalam penulisan, saya mohon maaf yang sebesarnya dan sebelumnya saya mengucapkan terima kasih.
Surakarta, November 2011
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ………………………………………………………….. 1
DAFTAR ISI …………………………………………………………………… 2
BAB 1 PENDAHULUAN ……………………………………………………… 3
a. Kompleksitas Masalah…………………………………………………… 3
b. Latar Belakang….………………………………………………………... 4
c. Rumusan Masalah..………………………………………………………. 5
d. Tujuan Penulisan..………………………………………………………... 6
e. Manfaat Penulisan……………………………………………………….. 6
BAB 2 PEMBAHASAN………………………………………………………… 7
BAB 2 PEMBAHASAN………………………………………………………… 7
a. Bagaimana penanganan masalah yang berbasis masyarakat tersebut…… 7
b. Organisasi apa saja yang terlibat dalam hal tersebut……..……………… 8
c. Bagaimana Optimalisasi konstribusi dalam pelayanan masyarakat……… 9
BAB 3 PENUTUP………………………………………………………………... 11
a. Kesimpulan……………………………………………………………….. 11
b. Saran……………………………………………………………………… 13
DAFTAR PUSATAKA………………………………………………………….. 14
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Permasalahan
Studi masalah kemiskinan terkait dengan konsep standar hidup, pendapatan dan distribusi pendapatan. Kemiskinan kemungkinan berhubungan dengan konsep taraf hidup. Hal ini dijumpai dalam melakukan kegiatan pengukuran tingkat kemiskinan. Konsep taraf hidup tidak cukup dilihat dari sudut pendapatan, akan tetapi juga perlu dilihat dari faktor pendidikan, kesehatan, perumahan dan kondisi sosial yang lain. Kenyataan tersebut juga menyebabkan pendekatan yang digunakan dalam mengukur tingkat kemiskinana juga bervariasi.
Adanya variasi tersebut juga menyebabkan kemiskinan dapat dilihat secara absolute (tingkat kemiskinan diukur dengan standar tertentu sehingga kemudian mereka yang taraf hidupnya di bawah standar yang ditentukan tersebut dikatakan miskin sebaliknya, mereka yang derada di atas standar dinyatakan tidak miskin) dan relative (dilihat melalui gaya hidup, pola konsumsi serta perilaku lapisan masyarakat tertentu menjadi lebih transparan di dalam masyarakat lain, maka dari sini dapat ditentukan miskin tidaknya seseorang).
1.2 Latar Belakang Masalah
Untuk dapat mengetahui sumber masalah kemiskinan dan untuk menjawab siapa atau apa penyebab kemiskinan dapat diketahui dengan dua jawaban berbeda. Yang pertama menyatakan bahwa kemiskinan adalah kondisi yang disebabkan karena beberapa kekurangan dan kecacatan individual baik dalam bentuk kelemahan biologis , psikologis maupun kultural yang menghalangi seseorang memperoleh kemajuan dalam perubahannya. Jawaban kedua menunjuk factor structural menjadi penyebabnya.
Seseorang menjadi miskin karena berada di lingkungan masyarakat yang mempunyai karakteristik antara lain ; Distribusi penguasaan resources yang timpang , gagal dalam mewujudkan pemerataan kesempatan untuk memperoleh pendidikan, institusi sosial yang menimbulkan banyak diskriminasi, perkembangan industri dan teknologi yang kurang membuka lapangan kerja.
Dalam hal ini, Teori Sosial politik berperan serta dalam mengatasi kemiskinan, misalnya yaitu harus adanya perubahan atau pembangunan yang diakibatkan adanya dorongan berprestasi dari seseorang atau kelompok. Terlebih lagi kaitan dan hubungan sosial, politik, dan ekonomi sangatlah erat, sehingga jika diantara salah satunya mengalami keterpurukan maka akan berpengaruh ke bidang yang lainnya.
Harus disadari bahwa kemiskinan adalah masalah yang kronis dan kompleks. Karena itu, dalam menanggulangi kemiskinan, permasalahan yang dihadapi bukan hanya terbatas hal-hal yang menyangkut pemahaman hubungan sebab akibat timbulnya kemiskinan, melainkan juga melibatkan preferensi, nilai, dan politik. Hadiwigeno dan Pakpahan mengingatkan bahwa kemiskinan selalu berada dalam konteks sosial, maka interdepensi antarindividu atau antargolongan masyarakat merupakan karakteristik intern. Karena itu pula untuk menanggulangi kemiskinan, tidak terbatas pada masalah peningkatan produktivitas, tetapi lebih penting lagi menyangkut permasalahan perubahan dalam entitlement.
Baik terhadap sumber daya dalam arti fisik maupun dalam arti kesempatan untuk memperoleh share dari aliran manfaat. Kemiskinan juga merupakan akibat dari proses eksklusi dan peminggiran yang menyebabkan hilangnya partisipasi, keterpurukan, dan pada akhirnya menghilangkan akuntabilitas. Karena itu, kemiskinan tidak hanya merupakan akibat deprivasi kapabilitas, tapi juga karena masalah hubungan kekuasaan (power relationship) diantara masyarakat dan negara maupun antara masyarakat dengan kelompok masyarakat lainnya.
1.3 Rumusan Masalah
a. Bagaimana penanganan masalah yang berbasis masyarakat tersebut
b. Organisasi apa saja yang terlibat dalam hal tersebut
c. Bagaimana optimalisasi kontribusi dalam pelayanan masyarakat
1.4 Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
a. Mengetahui masalah apa saja yang terjadi di Negara kita yang ada kaitannya dengan masalah Sosial Politik
b. Mengetahui penyebab dari masalah yang muncul di Negara kita
c. Mengetahui apa saja solusi yang diperoleh dalam mengatasi masalah yang telah terjadi
1.5 Manfaat Penulisan
Hasil dari penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada semua pihak, khususnya kepada mahasiswa untuk menambah pengetahuan dan wawasan dalam mengetahui masalah apasaja yang telah terjadi di Negara kita terutama dalam bidang Sosial Politik. Manfaat lain dari penulisan makalah ini adalah dengan adanya penulisan makalah ini diharapkan dapat dijadikan acuan didalam pembuatan makalah selanjutnya bagi mahasiswa yang membutuhkannya.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Penanganan Masalah Berbasis Masyarakat
Sebagai pihak yang merasakan akibatnya, sebetulnya masyarakat tidak menginginkan adanya masalah sosial. Oleh sebab itu, keberadaanya akan mengundang respon yang merupakan reaksi masyarakat tehadap kondisi tersebut. Kelebihan respon oleh masyarakat sendiri terhadap keberadaan masalah sosial adalah karena tindakan kolektif tersebut pada umumnya berupa pola aktivitas yang sudah melembaga dalam masyarakat, sudah mengakar dalam kehidupan bersama, sehingga terintegrasi kedalam kehidupan keseharian didalam sistem sosialnya.
Penanganan masalah sosial oleh masyarakat sendiri juga dapat berkedudukan saling mengisi dan saling melengkapi tindakan penanganan yang dilakukan oleh institusi pemerintah. Respons masyarakat terhadap masalah sosial pada umumnya merupakan tindakan bersama yang diharapkan berdampak pada kondisi kehidupan yang lebih baik. Sebetulnya masyarakat mempunyai kapasitas paling tidak secara embrional untuk mengelola masalah sosial, memenuhi kebutuhan dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia atau memanfaatkan peluang yang terbuka.
Salah satu usaha yang dapat dilakukan adalah dengan Pemanfaatan institusi sosial. Sebetulnya dalam realitas kehidupan bermasyarakat dan bernegara di Indonesia, sudah cukup banyak dijumpai berbagai usaha kesejahteraan sosial yang bukan saja diselenggarakan oleh Negara, melainkan juga oleh masyarakat dan sector swasta. Bagi lapisan masyarakat tertentu pencapaian kondisi tersebut tidak banyak memperoleh hambatan.
Sementara pada lapiasan masyarakat lain realitanya berbeda, karena mereka menghadapi berbagai hambatan, bahkan untuk sekedar memenuhi kebutuhan dasar dan memperoleh jaminan dalam menghadapi persoalan yang tidak dapat diperhitungkan sebelumnya. Lapisan masyarakat yang terakhir tadi, disamping kondisi hidupnya dibawah standar, juga mempunyai tingkat kerentanan yang tinggi. Inilah masalah yang dihadapi pada Negara yang sedang berkembang.Tetapi dalm praktiknya juga banyak dijumpai adanya duplikasi pelayanan sosial yang derasal dari berbagai departemen sehingga menyebabkan menjadi tidak efektif.
2.2 Organisasi apa saja yang terlibat dalam penanganan masalah ini
Dalam masalah ini ada beberapa organisasi yang terlibat yaitu Organisasi masyarakat dan Organisasi swasta.
A. Organisasi Masyarakat
Secara garis besar organisasi yang melakukan usaha kesejahteraan sosial yang berasal dari masyarakat ini dapat dibedakan menjadi tiga yaitu ; institusi masyarakat local, organisasi yang bergerak atas dasar motivasi filantropi dan lembaga swadaya masyarakat. Melalui organisasi ini pula akan tumbuh dunia usaha karena pada dasarnya bersifat non-profit.
Organisasi masyarakat yang bersifat lokal dapat tumbuh sebagai bentuk aktualisasi berbagai pranata sosial yang ada dan tidak jarang pula didasarkan pada pengamalan dasar ajaran agama, dengan demikian juga didorong oleh factor religious.
B. Organisasi Swasta
Bidang usaha yang sangat memperhitungkan profit, oleh karena itu apabila dikaitkan dengan usaha kesejahteraan sosial, maka juga ditemukan organisasi swasta yang melakukan kegiatan atau usaha pelayanan sosial dalam bentuk orientasi profit.
Secara garis besar arah kebijakan sosial dalam rangka optimalisasi tersebut dapat dibedakan menjadi tiga ; (1. Yang bersifat umum dalam pengertian menciptakan iklim kondusif dalam masyarakat bagi terpeliharanya semangat kepedulian sosial dan solidaritas sosial. (2. Yang menyangkut pengembangan masing- masing jenis organisasi sosial. (3. Kemungkinan memperluas jaringan yang memberi peluang kerja sama dan hubungan kemitraan antar organisasi sosial.
2.3 Optimalisasi kontribusi dalam pelayanan masyarakat
Untuk mendorong perwujudan kegiatan organisasai sosial dibutuhkan adanya iklim yang kondusif pada masyarakat pada umumnya. Iklim kondusif tersebut dapat dibangun melalui semakin besarnya orientasi masyarakat poda nilai kemanusiaan yang universal yang dapat diturunkan pada nilai filantropi, solidaritas sosial dan ekonomi. Berbagai organisasi filantropi yang sudah terbukti kontribusinya dalam upaya kesejahteraan sosial perlu di kembangkan dengan diberi dukungan dana dan fasilitas. Selain itu adanya kerja sama dimana Dalam rangka optimalisasi kontribusi masing masing dan mewujudkan hubungan yang sinergis, perlu dilakukan berbagai kemungkinan kerjasama antar organisasi pelayanan masyarakat yang ada. Keberadaan semacam forum komunikasi akan sangat membantu dalam pertukaran informasi, membangun komitmen bersama dan meliohat hubungan sinergis dan saling mengisi.
Apabila dilihat sebagai institusi, maka forum tersebut semestinya lebih menitik beratkan pada proses intusionalisasi yang mengarah pada terlembagakannya aktivitas bersama penanganan masalah sosial sebagai hasil kerjasama dan sinergi antar pihak yang bergabung daripada penampakannya sebagai sebuah organisasi formal apalagi sekedar organisasi papan nama.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Apabila studi masalah sosial dianggap sebagai sauatu proses, maka penanganan kemiskinan sebagai salah satu bentuk masalah sosial selalu terkait dengan pemahaman tehadap latar belakang atau faktor-faktor yang dianggap sebagai sumber masalah. Apabila kemiskinan dilihat sebagai akibat dari kelemahan cacat dan individual, maka strategi yang digunakan untuk pemecahannya akan lebih ditekankan pada usaha untuk mengubah aspek manusia sebagai individu atau warga masyarakat. Dalam hal ini upaya pembangunan masyarakat akan lebih di titik beratkan pada peningkatan kualitas manusianya sehingga akan dapat berfungsi lebih efektif dalam upaya peningkatan taraf hidupnya.
Dengan peningkatan kualitas ini akan memungkinkan peningkatan kemampuan dalam mengantisipasi berbagai peluang ekonomi yang muncul disamping peningkatan kemampuan dan produktivitas kerja. Sementara itu, apabila kemiskinan dianggap merupakan akibat dari kelemahan struktur dan system, maka strategi penanganan kemiskinan lebih di titik beratkan pada perubahan system struktural. Melalui perubahan diharapkan akan dapat terwujud adanya distribusi penguasaan sumber daya yang lebih baik.
Berdasarkan analisis tentang berbagai factor yang yang melatarbelakangi dan dianggap sebagai sumber masalah kemiskinan tersebut, pada umumnya strategi penanganan kemiskinan yang bersifat nasional diusahakan menggunakan pendekatan yang komperensif dan berusaha mengakomodasi penanganan berbagai sumber masalahnya. Terlepas dari hal itu, Indonesia menggunakan beberapa strategi utama (Komite Penaggulangan Kemiskinan,2005:112).
Kelima strategi tersebut adalah ;
- Perluasan kesempatan kepada kelompok miskin dalam pemenuhan hak hak dasar dan peningkatan taraf hidup secara berkelanjutan.
- Pemberdayaan kelembagaan masyarakat guna lebih memungkinkan partisipasi kelompok miskin dalam pengambilan keputusan public
- Peningkatan kapasitas untuk mengembangkan kemampuan dasar dan kemampuan berusaha kelompok miskin agar dapat memenfaatkan perkembangan lingkungan.
- Perlindungan sosial dan rasa aman terutama bagi kelompok rentan.
- Penataan kemitraan global untuk menata ulang hubungan dan kerjasama dengan lembaga internasional.
3.2 Saran
Dalam penulisan makalah ini penulis meminta kritik dan saran bagi pembaca terutama pada dosen mata pelajaran, karena di dalam penulisan makalah ini penulis masih merasa banyak terdapat kekurangan dan kekeliruan. Bak kata pepatah ‘tidak ada gading yang tidak retak’. Oleh karena saran dan kritik sangat diperlukan untuk kemajuan penulis dalam menulis makalah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
elearning.gunadarma.ac.id/…/bab8 ilmu_pengetahuan_teknologi_dan_kemiskinan.pdf
http://community.gunadarma.ac.id.Makalah sosial politik tentang kemiskinan. Diakses tanggal 14 November 2011
Soerjono.Soekanto.2005. Sosiologi suatu pengantar . Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Soetomo. 2008. Masalah sosial dan upaya pemecahannya. Jakarta: Pustaka Pelajar
staff.undip.ac.id/sastra/mudjahirin/…/sosiologi-pedesaan/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar