PERUSAHAAN GARMEN PT. XXX
Retno Kurnia Imsany
Sabtu, 14 November 2015
Contoh ANALISIS SWOT SARANA PRASARANA PROGDI ADMINISTRASI NEGARA UNSA
A.
ANALISIS SWOT SARANA PRASARANA PROGDI ADMINISTRASI
NEGARA UNSA
B. ISU-ISU TENTANG
SARANA DAN PRASARANA PROGDI ADMINISTRASI NEGARA UNSA
1.
Kualifikasi yang
baik dari semua progdi merupakan modal utama untuk mendapatkan bantuan dari
Dikti
2.
Sarana dan
prasarana yang lengkap dan milik sendiri merupakan nilai tambah untuk
mendapatkan bantuan dari Pemda
3.
Bantuan-bantuan
yang didapat dari Dikti mauoun Pemda dipergunakan untuk melengkapi sarana dan
prasarana laboratorium
4.
Gedung dan
sarana prasarana yang lengkap mrupakan modal untuk bersaing dengan perguruan
tinggi
5.
Semua progdi
mempunyai kualifikasi yang sehingga dapat lolos evaluasi
6.
Penyelenggaraan koordinasi secara kontinu semua Progdi
C. ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS TENTANG SARANA DAN
PRASARANA PROGDIADMINISTRASI NEGARA UNSA
Apakah Dana Alokas Umum (DAU) ke Daerah-daerah di Sesuaikan dengan Kebutuhan Daerah Setiap tahun
Pada saat ini tidak diketahui persis, apakah porsi
DAU dalam APBN (yaitu minimum 25% dari
total penerimaan domestik) dapat dianggap cukup untuk membiayai fungsi-fungsi
yang diberikan kepada daerah. Yang pasti, jumlah total DAU yang ada sekarang
sesungguhnya merupakan produk “negosiasi” antara pemerintah (dalam hal ini
Menteri Keuangan) dengan DPR. Artinya, angka total tersebut merupakan
“kompromi” politik ketimbang hasil perhitungan obyektif terhadap kebutuhan yang
mungkin muncul. Dari jumlah total itu, sebanyak 10% dialokasikan untuk
pemerintah propinsi, dan 90% sisanya dialokasikan kepada pemerintah kabupaten
dan kota.
Pertanyaan lain yang relevan dengan isu ini adalah
berkaitan dengan kemungkinan terjadinya pemekaran dan penciutan wilayah.
Penciutan wilayah akan menyebabkan jumlah total untuk DAU bisa menjadi terlalu
besar, sementara pemekaran wilayah akan menambah secara drastis jumlah total
dana DAU - karena beban fungsi dasar yang harus disediakan. Dalam kasus
terakhir, angka total 25% terhadap total penerimaan domestik menjadi tidak
terlalu memadai.
Metode pembagian dana alokasi umum (DAU) yang
dikembangkan, memasukkan faktor potensi
dan kebutuhan daerah secara bersama-sama atau dalam satu persamaan dengan
pertimbangan bahwa transfer dana dari pusat ke daerah tidak dapat
disederhanakan dengan hanya mencari selisih antara potensi daerah dan kebutuhan
daerah.
Dengan memasukkan potensi dan kebutuhan daerah dalam
satu persamaan maka aturan yang berlaku adalah daerah yang sudah mempunyai
potensi ekonomi tinggi akan menerima kompensasi dalam jumlah yang kecil dan
sebaliknya untuk yang berpotensi rendah akan menerima kompensasi dalam jumlah
yang besar. Sedangkan untuk daerah yang tingkat kebutuhannya tinggi akan
menerima kompensasi yang besar dan yang tingkat kebutuhannya rendah akan
menerima kompensasi yang kecil.
Prinsip mendasar yang pertama adalah prinsip
kecukupan. Sebagai suatu bentuk penerimaan, sistem DAU harus memberikan
sejumlah dana yang cukup kepada daerah. Dalam hal ini, perkataan cukup harus
diartikan dalam kaitannya dengan beban fungsi. Sebagaimana diketahui, beban
finansial dalam menjalankan fungsi tidaklah statis, melainkan cenderung meningkat
karena satu atau berbagai faktor. Oleh karena itulah maka penerimaan pun
seharusnya naik sehingga pemerintah daerah mampu membiayai beban anggarannya.
Bila alokasi DAU mampu berespon terhadap kenaikan beban anggaran yang relevan,
maka sistem DAU dikatakan memenuhi prinsip kecukupan.
Pertanyaan terpenting yang berkaitan dengan isu
pemerataan ini adalah: apa yang ingin diratakan lewat instrumen DAU? Umumnya
orang berpendapat DAU harus bertujuan untuk meratakan pendapatan antar daerah
(entah dalam pengertian nominal ataupun dalam pengertian perkapita). Walaupun
ini adalah tujuan yang menarik, namun secara konseptual dan praktis tujuan
tersebut bukanlah tujuan yang secara langsung dapat dicapai oleh instrumen DAU,
tujuan pemerataan pendapatan antar daerah hanya baik untuk dipakai sebagai
referensi ideal (atau, tujuan pemerataan yang sifatnya primer) tapi bukan
tujuan yang bisa dicapai secara fungsional. Karena bila transfer DAU ditujukan
langsung untuk menyamakan pendapatan perkapita, maka implikasinya adalah bahwa
desain transfer DAU harus mengacu pada perbedaan dalam tingkat pendapatan antar
daerah. Maksudnya, daerah yang berpendapatan tinggi harus diberikan sedikit
dana sementara daerah yang berpendapatan rendah harus diberikan dana yang lebih
besar.
Tapi
bila ini yang dilakukan maka itu berarti pemerintah pusat mem-penalti daerah yang
berpendapatan tinggi dan memberi insentif agar daerah tetap “tertinggal”.
Struktur insentif seperti ini memiliki dampak negatif terhadap stimulasi
pembangunan daerah. Sehingga, alokasiyang ditujukan langsung untuk memeratakan
pendapatan perkapita akan berpotensi mempenalti daerah-daerah yang telah
berupaya keras untuk meningkatkan PAD-nya.
Berkaitan dengan konsep ini, ada dua elemen yang
perlu dipertimbangkan. Pertama, biaya penyediaan jasa layanan/biaya
pembangunan infrastruktur bervariasi antar daerah. Suatu daerah mungkin
memerlukan sejumlah anggaran yang lebih besar untuk membangun infrastruktur
yang berkualitas sama atau untuk menyediakan jasa layanan yang sifatnya
standar. Hal ini bisa terjadi karena volume pelayanan yang harus disediakan
besar (misalnya jumlah penduduknya besar atau jumlah anak usia sekolah besar),
atau karena biaya konstruksi infrastruktur dan biaya transportasi lebih besar karena
faktor luas wilayah dan kondisi wilayah, atau karena densitas penduduk sangat kecil
(penduduk terpencar dalam wilayah luas). Kedua, sumberdaya keuangan pemerintah
daerah pun bervariasi antar daerah. Bila yang diinginkan adalah variasi beban perpajakan
yang tidak besar (lihat paragraf dalam Pendahuluan), maka tarif pajak dan retribusi
harus kurang lebih sama. Bila itu harus terjadi maka suatu daerah mungkin memperoleh
PAD yang kecil karena jumlah perkantoran, pabrik, dan aktivitas ekonomi masyarakat
(atau dikenal dengan istilah basis pajak) didalam wilayah tersebut relative kecil.
Untuk mencapai tujuan pemerataan sebagaimana
dimaksud dalam UU No.25/1999 maka alokasi DAU harus memasukkan kedua faktor ini
dalam perhitungannya. Tanpa perlakuan yang eksplisit terhadap kedua faktor ini maka
keleluasaan (diskresi) yang diberikan kepada daerah dalam penggunaan DAU akan
kehilangan makna. Sebab, bila suatu daerah memiliki tingkat kebutuhan yang
besar sementara potensi ekonominya kecil, daerah tersebut akan terpaksa
menaikkan tarif pajak untuk mencapai standar jasa layanan yang sama dengan
daerah lainnya.
Dampak Krisis Ekonomi Eropa Terhadap Rakyat Kecil Di Indonesia
Krisis
utang Eropa berasal dari Yunani, yang kemudian merembet ke Irlandia
dan Portugal. Ketiga negara tersebut memiliki utang yang lebih besar dari
GDP-nya, dan juga sempat mengalami defisit (pengeluaran negara lebih besar
dari GDP). Krisis mulai terasa pada akhir tahun 2009, dan semakin seru
dibicarakan pada pertengahan tahun 2010. Pada tanggal 2 Mei 2010, IMF
akhirnya menyetujui paket bail out (pinjaman) sebesar €110 milyar untuk
Yunani, €85 milyar untuk Irlandia, dan €78 milyar untuk Portugal. Kemudian
kekhawatiran akan terjadinya krisis pun berhenti sejenak. Efek dari krisis
Eropa ini cukup berdampak kepada IHSG, yang ketika itu anjlok
besar-besaran dari posisi 2,971 ke posisi 2,514.
Krisis
keuangan Eropa telah mengancam perekonomian dunia. Krisis yang menakutkan dunia
itu berakar pada kegagalan zona euro untuk memperbaiki perbankan. Gejolak zona
euro sebagai salah satu faktor asing yang telah membantu memperlambat
perekonomian dunia. Sebenarnya perekonomian Eropa belum sepenuhnya sembuh
kembali dari krisis 2007 dan tidak pernah sepenuhnya menangani semua tantangan
yang dihadapi sistem perbankan mereka. Salah satu faktor penting Krisis Eropa
adalah faktor krisis utang di negara Yunani.
Saat ini sedang
diperparah dengan apa yang terjadi di Yunani. Jadi mereka akan melalui krisis
keuangan yang menakutkan dunia. Dan, mereka berusaha untuk mengambil tindakan
yang bertanggung jawab, namun tindakan tersebut tidak cukup secepat yang mereka
perlukan. Saham Eropa dan AS naik pada Senin dengan spekulasi dana bail out
lebih ambisius untuk zona euro dan default (gagal bayar) teratur Yunani
meskipun kurangnya rincian dan penolakan oleh pejabat terus membuat perdagangan
bergejolak. Namun, Jerman menembak jatuh langkah untuk meningkatkan dana
penyelamatan utang Eropa, dan Yunani merana tanpa tanggal untuk kembalinya
auditor yang memblokir pinjaman yang mereka butuhkan untuk menghindari default.
Krisis
utang Eropa yang terus berlanjut hingga ke Italia dan Spanyol dampaknya
terhadap perekonomian Indonesia lebih mengkhawatirkan dibandingkan krisis utang
Amerika Serikat terhadap Indonesia. Merembetnya krisis utang ke Italia dan
Spanyol lebih disebabkan kurang seriusnya otoritas Eropa menyelesaikan
permasalahan tersebut. Hal ini ini terlihat dari penanganan krisis Yunani yang
penyelesaiannya tidak konkret, sehingga membuat Yunani tetap negatif dalam
menyelesaikan permasalahan utangnya.
Dengan
demikian jika krisis membesar, maka investor akan mengeluarkan dananya dari
negara-negara Eropa ke negara lain. Jika pemain pasar terus menghentikan
investasinya termasuk ke aset negara-negara emerging market, penularannya juga
akan sampai ke Indonesia. Selain itu dampak yang lebih terlihat akibat krisis
keuangan eropa adalah harga unit link di Asuransi menurun. Para investor yang
mengharapkan keuntungan dari kenaikan harga saham, reksadana dan unit link
mengalami banyak kerugian.
Selain dampak dalam sektor keuangan, krisis keuangan global
juga mempengaruhi sektor riil di Indonesia dan, sudah terasa sampai rakyat
bawah Indonesia. Misalnya :
- Ekspor
barang-barang kerajinan di Yogyakarta ke Amerika berkurang kapasitasnya,
dampaknya para buruh pekerja di Industri kerajinan berkurang atau
kehilangan lapangan pekerjaannya.
- Harga
barang-barang bekas / rosokan juga menurun tajam, sehingga pendapatan
pengepul dan pemulung barang bekas juga merosot tajam.
- Ekspor
gaplek/singkong kering dari GunungKidul ke Amerika merosot, mempengaruhi
nasib petani di GunungKidul
Selain
itu, krisis ekonomi eropa itu mengakibatkan banyaknya pengangguran dan
kurangnya lapangan kerja tingginya angka pengangguran merupakan salah satu
dampak dari krisis finansial dan strategi penghematan ekonomi yang diterapkan
petinggi Eropa. Seluruh negara yang dilanda krisis di Eropa menghadapi masalah
pengangguran yang serius. Bedanya hanya terletak pada tingkat pengangguran yang
tak sama. Sementara itu, rata-rata pengangguran di Uni Eropa berdasarkan
laporan lembaga statistik organisasi ini sekitar 10,8 persen. Angka ini tercatat
paling tinggi sejak dua dekade lalu. Menurut data ini, sekitat 23 juta orang di
27 negara anggota Uni Eropa menganggur dan 17 juta di antaranya berada di Zona
Euro. Kebijakan penghematan ekonomi yang diterapkan pemerintah mendorong resesi
ekonomi dan kebangkrutan perusahaan serta akhirnya menambah jumlah pengangguran.
Makalah Perencanaan dan Pengendalian
MAKALAH
“PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN”
DOSEN : DRA. NENDEN DEWI PURNAMA,
M. SI
NAMA : RETNO
KURNIA IMSANY
NIM : 201011019
FAKULTAS ILMU
SOSIAL DAN ILMU POLITIK
JURUSAN ILMU
ADMINISTRASI NEGARA
UNIVERSITAS
SURAKARTA
TAHUN 2012
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa,
karena berkat rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan tugas makalah
ini. Saya juga bersyukur atas berkat rezeki dan kesehatan yang diberikan kepada
saya sehingga saya dapat mengumpulkan bahan – bahan materi makalah ini dari
internet. Saya telah berusaha semampu saya untuk mengumpulkan berbagai macam
bahan tentang sosial politik.
Saya sadar bahwa makalah yang saya buat ini masih jauh dari
sempurna, karena itu saya mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk
menyempurnakan makalah ini menjadi lebih baik lagi. Oleh karena itu saya mohon
bantuan dari dosen pembimbing.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat dan
merupakan alternative bacaan yang berguna bagi pembaca lainnya. Kepada sumber
yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini penulis mengucapkan terima
kasih.
Demikianlah makalah ini saya buat, apabila ada kesalahan
dalam penulisan, saya mohon maaf yang sebesarnya dan sebelumnya saya
mengucapkan terima kasih.
Surakarta, juli 2012
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................1
DAFTAR ISI........................................................................................................................2
BAB 1 PENDAHULUAN...................................................................................................3
a. LatarBelakang........................................................................................................3
b. Rumusan Masalah.................................................................................................4
c. Tujuan Penulisan...................................................................................................5
d. Manfaat Penulisan.................................................................................................5
BAB 2 PEMBAHASAN.....................................................................................................6
a.
struktur sistem pengendalian manajemen ………………………....……………6
b.
perencanaan dan pengendalian produksi dalam aktivitas
produksi……………11
BAB 3 PENUTUP.............................................................................................................14
a. Kesimpulan........................................................................................................14
b. Saran..................................................................................................................15
DAFTAR
PUSTAKA……………………………………………………………………16
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Era globalisasi ekonomi
sekarang ini, perusahaan memasuki lingkungan bisnis yang sangat berbeda dengan
lingkungan bisnis sebelumnya. Pasar tidak lagi hanya dimasuki oleh
pesaing-pesaing domestik, namun telah didatangi oleh pesaing-pesaing
mancanegara yang membawa produk dan jasa yang sarat dengan kandungan persaingan.
Selain membawa perubahan yang kita secara nilai secara postif, globalisasi
ekonomi ternyata membawa permasalahan yaitu perusahaan-perusahaan yang tidak
mempunyai struktur sistem pengendalian manajemen yang baik akan tersisih,
banyak sistem manajemen perusahaan yang tidak mampu beradaptasi dengan arus
perubahan dalam globalisasi ekonomi.
Sistem pengendalian
manajemen pada dasarnya suatu sistem yang digunakan oleh manajemen untuk
membangun masa depan organisasi. untuk membangun masa depan organisasi, perlu
ditentukan lebih dahulu dalam bisnis apa organisasi akan berusaha. Jabawan atas
pertanyaan tersebut merupakan misi organisasi dengan demikian misi organisasi
merupakan the chosen track untuk membawa organisasi mewujudkan masa depannya.
Diharapkan dengan dilaksanakannnya struktur sistem manajemen akan tercipta visi
dan misi organisasi perusahaan kemudian mengimplementasikannya.
Permasalahan yang
timbul dalam implementasi struktur sistem pengendalian manajemen yang dapat
diidentifikasikan sekarang ini adalah terletak pada kelemahan struktur dan
kelemahan proses. Sistem pengendalian manajemen tidak dapat mewujudkan tujuan
sistem kemungkinan karena strukturnya tidak pas dengan lingkungan yang dihadapi
perusahaan, dapat juga terjadi tujuan sistem pengendalian manajemen tidak
tercapai karena proses sistem pengendalian manajemennya lemah.
Dampak yang timbul
dikarenakan perusahaan tidak memberlakukan struktur sistem pengendalian
manajemen antara lain organisasi perusahaan akan kesulitan menghadapi berbagai
perubahan tajam radikal, konstan, pesat, serentak sehingga roda organisasi
tidak akan jalan dan tidak dapat membuat berbagai perencanaan, tidak dapat
memprediksi target organisasi ke depannya.
Untuk menghadapinya
diperlukan struktur sistem pengendalian manajemen dimulai dari pengamatan dan
pengindetifikasian memacu perubahan (change drivers) yang berdampak terhadap
karakteristik lingkungan yang akan dimasuki perusahaan.) Struktur sistem
merupakan komponen-komponen yang berkaitan erat satu dengan lainnya yang secara
bersama-sama digunakan untuk mewujudkan tujuan sistem seperti yang dikatakan
Mulyadi, Johny (2001 : 8) bahwa struktur pengendalian manajemen terdiri dari
tiga komponen yaitu Struktur organisasi, Jejaring informasi dan Sistem
penghargaan. Rerangka pendesainan struktur sistem pendesainan pengendalian
manajemen mempergunakan pendekatan contigency approach dan human resource
leverage.
Permasalahan struktur
sistem pengendalian manajemen penting untuk dikaji karena memberikan harapan
yaitu kemampuan bagi manajemen perusahaan untuk memetakan secara komprehensif
lingkungan bisnis yang akan dimasuki oleh organisasi perusahaan di masa depan,
melakukan perubahan dengan cepat peta perjalanan tersebut sesuai dengan
tuntutan perubahan yang diperkirakan akan terjadi dan melipatgandakan kinerja
perusahaan sebagai institusi pencipta kekayaan, sehingga perusahaan memiliki
kemampuan yang luar biasa besarnya untuk senantiasa melakukan perubahan yang
diperlukan.
1.2
RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang diatas dapat dirumuskan beberapa masalah
antara lain sebagai berikut:
a.
Bagaimanakah struktur sistem pengendalian manajemen
b.
Bagaimana perencanaan dan pengendalian produksi dalam
aktivitas produksi
1.3 TUJUAN
PENULISAN
Tujuan penulisan dari Latar belakang dan Rumusan masalah
diatas sebagai berikut:
a. Memenuhi
tugas mata kuliah perencanaan dan pengendalian
b. Menjelaskan struktur sistem
pengendalian manajemen
c. Menjelaskan
perencanaan dan pengendalian produksi dalam aktivitas produksi
1.4 MANFAAT PENULISAN
Hasil dari penulisan ini diharapkan dapat
memberikan manfaat kepada semua pihak, khususnya kepada mahasiswa untuk
menambah pengetahuan dan wawasan dalam perencanaan dan pengendalian serta fungi
perencanaa dan pengendalian produksi dalam aktivitas produksi. Manfaat lain
dari penulisan makalah ini adalah dengan adanya penulisan makalah ini
diharapkan dapat dijadikan acuan didalam pembuatan makalah selanjutnya bagi
mahasiswa yang membutuhkannya.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 STRUKTUR SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN
Struktur sistem pengendalian
manajemen merupakan komponen-komponen yang berkaitan dengan lainnya yang secara
bersama-sama membentuk sistem. Setiap komponen dalam struktur memiliki fungsi
tertentu untuk mencapai tujuan sistem. Struktur yang sehat adalah struktur
sistem yang setiap komponennya didesain sesuai dengan tuntutan lingkungan
bisnis yang akan diterapi sistem tersebut.
Dalam
membangun struktur organisasi dibangun berdasarkan fungsi yang dituntut dari
organisasi yang bersangkutan, jika organisasi dibangun untuk memasuki
lingkungan bisnis yang menuntut kecepatan pengambilan keputusan yang di
dalamnya costumer memegang kendali bisnis dan yang mempekerjakan knowlegde
workes, struktur organisasi yang pas dengan fungsi organisasi tersebut adalah
yang memiliki karakteristik, cepat respon, fleksibel dan inovatif.
Struktur
sistem pengendalian manajemen diperlukan oleh organisasi perusahaan karena
menuntut semua perusahaan yang memasukil lingkungan tersebut memiliki kekuatan
lebih untuk bersaing. Agar dapat dipilih oleh costumer, produk dan jasa
perusahaan harus memiliki keunggulan tidak akan bertahan lama, karena pesaing
akan mencari berbagai cara untuk menghasilkan value terbaik bagi costumer. Oleh
karena itu, untuk tetap bertahan dan bertumbuh di lingkungan bisnis yang kompetitif,
perusahaan dituntut untuk secara berkelanjutan menemukan kembali keunggulan
daya saing.
Untuk
dapat bertahan dan bertumbuh dalam lingkungan bisnis yang kompetitif,
organisasi perusahaan tidak cukup hanya mampu menjadi pencipta kekayaan
(wealth-creating institution) namun, dituntut untuk memiliki kemampuan jauh
lebih dari itu, perusahaan dituntut untuk menjadi institusi pelipatgandaan
kekayaan (wealth-multiplying institution) untuk membangun kemampuan perusahaan
sebagai pelipat gandaan kekayaan,
manajemen perlu memanfaatkan sistem manajemen yang khusus didesain untuk tujuan pelipatgandaan kekayaan.
manajemen perlu memanfaatkan sistem manajemen yang khusus didesain untuk tujuan pelipatgandaan kekayaan.
Sistem
pengendalian yang efektif adalah sistem yang diarahkan kepada dua penyebab,
diperlukannya pengendalian ketidakmampuan personel dalam mencapai tujuan organisasi
melalui perilaku yang diharapkan, ketidak mampuan personel di dalam mencapai
tujuan dapat dtingkatkan melalui pendidikan dan pelatihan, serta penyediaan
teknologi memadai, ketidak mampuan personel dalam mencapai tujuan organisasi
melalui prilaku yang diharapkan dapat dikurangi atau dihilangkan melalui :
1.Perumusan
Misi, visi, keyakinan dasar dan nilai dasar organisasi secara jelas.
2.Pengkomunikasian
misi, visi, keyakinan dasar dan nilai dasar organisasi kepada personel
perusahaan melalui personal behaviors
para leaders organisasi dan operational behavior.
Melalui
proses internalisasi, misi, visi, keyakinan dasar dan nilai dasar organisasi
dapat tertanam di dalam diri seluruh personel menjadi shared mission, shared
vision, shared beliefs dan shared values.Shared mission, shared vision, shared
belief dan shared values menjadikan karyawan berdaya untuk mengendalikan
perilakunya sesuai dengan yang diharapkan di dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
Sistem
pengendalian manajemen juga menyediakan berbagai sistem untuk melaksanakan
proses perencanaan dan implementasi rencana. Melalaui sistem pengendalian
manajemen, keseluruhan kegiatan utama untuk menjadikan perusahaan sebagai
institusi pencipta kekayaan dapat dilaksanakan secara terstruktur,
terkoordinasi, terjadwal dan terpadu sehingga menjanjikan tercapainya tujuan
perusahaan-perusahaan bertambahnya kekayaan dalam jumlah yang memadai
Proses
Struktur Sistem Pengendalian Manajemen
Proses
sistem pengendalian manajemen terdiri dari enam tahap utama berikut ini :
1.Perumusan
Strategi
Tahap
perumusan strategi adalah tahap yang sangat menentukan kelangsungan hidup dan
pertumbuhan organisasi. Dalam tahap ini dilakukan pengamatan terhadap tren
perubahan lingkungan makro dan lingkungan industri. Berdasarkan hasil
pengamatan terhadap tren tersebut dilakukan perumusan, misi, visi, tujuan,
keyakinan dasar, dan nilai organisasi.
2.Perencanaan Strategi
2.Perencanaan Strategi
Setelah
perusahaan merumuskan tentang strategi yang dipilih untuk mewujudkan visi dan
misi melalui organisasi, strategi tersebut kemudian perlu diimplementasikan.
Langkah pertama adalah melaksanakan perencanaan strategik, dalam langkah ini
strategi yang telah dirumuskan diterjemahkan ke dalam neraca strategik yang
komprehensif dan koheren, yang terdiri dari tiga komponen : sasaran strategik,
target, inisiatif strategic
3.Penyusun
Program
Penyusunan
program adalah proses penyusunan rencana jangka panjang untuk menjabarkan
inisiatif strategik yang dipilih untuk mewujudkan sasaran strategik.
Pelaksanaan inisiatif strategik memerlukan perencanaan sistematik
langkah-langkah yang akan ditempuh oleh perusahaan dalam jangka panjang ke
depan beserta taksiran sumber daya yang diperlukan untuk program, suatu rencana
jangka panjang yang berisi langkah-langkah strategik yang dipilih untuk
mewujudkan sasaran strategik tertentu beserta taksiran sumberdaya yang
diperlukan.
4.Penyusunan
Anggaran
Penyusunan
program adalah proses penyusunan rencana jangka panjang untuk menjabarkan
inisiatif strategik yang dipilih untuk mewujudkan sasaran strategik.
Pelaksanaan inisiatif strategik memerlukan perencanan sistematik
langkah-langkah yang akan ditempuh oleh perusahaan dalam jangka panjang ke
depan beserta taksiran sumberdaya yang diperlukan untuk menjalankan
langkah-langkah tersebut. penyusunan program menghasilkan program, suatu
rencana jangka panjang yang berisi langkah-langkah strategik yang dipilih untuk
mewujudkan sasaran strategik tertentu beserta taksiran sumberdaya yang
diperlukan untuk itu.
Penyusunan
anggaran adalah proses penyusunan rencana jangka pendek (biasanya untuk jangka
waktu satu tahun) yang berisi langkah-langkah yang ditempuh oleh perusahaan
dalam melaksanakan sebagian dari program dalam penyusunan anggaran dijabarkan
program tertentu ke dalam rencana kegiatan yang akan dilaksanakan dalam tahun
anggaran, ditunjukkan manajer dan karyawan yang bertanggung jawab dan
dialokasikan sumberdaya untuk melaksanakan kegiatan tersebut.
5.Implementasi
Setelah
rencana menyeluruh selesai disusun, langkah berikutnya adalah implementasi
rencana. Dalam tahap implementasi rencana ini, manajemen dan karyawan
melaksanakan rencana yang tercantum dalam anggaran ke dalam kegiatan nyata.
Oleh karena anggaran adalah bagian dari program, dan program merupakan
penjabaran sasaran strategik dipilih sebagai penjabaran strategi yang
dirumuskan, maka dalam implementasi rencana, manajemen dan karyawan harus
senantiasa menyadari keterkaitan erat diantara implementasi, anggaran, program,
inisiatif, sasaran strategik dan strategi. Kesadaran demikian akan mempertahankan
langkah-langkah rinci yang dilaksanakan dalam tahap implementasi tetap dalam
rerangka yang dipilih untuk mewujudkan visi organisasi.
6.Pemantauan
Implementasi
rencana memerlukan pemantauan, hasil setiap langkah yang direncanakan perlu
diukur untuk memerlukan umpan balik bagi pemantauan pelaksanaan anggaran,
program, dan inisiatif strategik. Hasil implementasi rencana juga digunakan
untuk memberikan informasi bagi pelaksana tentang seberapa jauh target telah
berhasil dicapai, sasaran strategik telah berhasil diwujudkan dan visi
organisasi dapat dicapai.
2.2 PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI DALAM
AKTIVITAS PRODUKSI
Perencanaan dan pengendalian produksi merupakan
salah satu fungsi yang terpenting dalam usaha mencapai tujuan perusahaan. Yang dimaksud
dengan perencanaan dan pengendalian produksi yaitu merencanakan
kegiatan-kegiatan produksi, agar apa yang telah direncanakan dapat terlaksana
dengan baik. Perencanaan produksi adalah aktivitas untuk menetapkan produk yang
diproduksi, jumlah yang dibutuhkan, kapan produk tersebut harus selesai dan
sumber-sumber yang dibutuhkan. Pengendalian produksi adalah aktivitas yang
menetapkan kemampuan sumber-sumber yang digunakan dalam memenuhi rencana,
kemampuan produksi berjalan sesuai rencana, melakukan perbaikan rencana. Tujuan
utamanya adalah memaksimumkan pelayanan bagi konsumen, meminimumkan investasi
pada persediaan, perencanaan kapasitas, pengesahan produksi dan pengesahan
pengendalian produksi, persediaan dan kapasitas, penyimpanan dan pergerakan material,
peralatan, routing dan proses planning, dan sebagainya.
B. Tujuan dan Fungsi Perencanaan dan Pengendalian
Produksi
1.
Tujuan perencanaan dan pengendalian produksi
Tujuan
perencanaan dan pengendalian produksi adalah sebagai berikut:
a.
Mengusahakan agar perusahaan dapat berproduksi secara
efisien dan efektif.
b.
Mengusahakan agar perusahaan dapat menggunakan modal
seoptimal mungkin.
c.
Mengusahakan agar pabrik dapat menguasai pasar yang
luas
d.
Untuk dapat memperoleh keuntungan yang cukup bagi
perusahaan.
2. Fungsi perencanaan dan pengendalian produksi
Fungsi dari perencanaan dan pengendalian produksi
adalah:
a. Meramalkan permintaan produk yang dinyatakan
dalam jumlah produk sebagai fungsi dari waktu.
b. Memonitor permintaan yang aktual,
membandingkannya dengan ramalan permintaan
sebelumnya dan melakukan revisi atas ramalan
tersebut jika terjadi penyimpangan.
c. Menetapkan ukuran pemesanan barang yang ekonomis
atas bahan baku yang akan dibeli.
d. Menetapkan sistem persediaan yang ekonomis.
e. Menetapkan kebutuhan produksi dan tingkat
persediaan pada saat tertentu.
f. Memonitor tingkat persediaan, membandingkannya
dengan rencana persediaan, dan melakukan revisi rencana produksi pada saat yang
ditentukan.
g. Membuat jadwal produksi, penugasan, serta
pembebanan mesin dan tenaga kerja yang terperinci.
C. Tingkatan Perencanaan dan Pengendalian Produksi
Sistem pengendalian dan perencanaan produksi terbagi
ke dalam tiga tingkatan:
1. Perencanaan jangka panjang (long range planning)
1. Perencanaan jangka panjang (long range planning)
Perencanaan ini meliputi kegiatan peramalan usaha,
perencanaan jumlah produk dan penjualan, perencanaan produksi, perencanaan
kebutuhan bahan, dan perencanaan financial.
2. Perencanaan jangka menengah (medium range
planning)
Perencanaan jangka menengah meliputi kegiatan berupa
perencanaan kebutuhan kapasitas (capacity reqiurement planning), perencanaan
kebutuhan material (material requirement planning), jadwal induk produksi
(master production schedule), dan perencanaan kebutuhan distribusi
(distribution requirement planning).
3. Perencanaan jangka pendek (short range planning)
Perencanaan jangka pendek berupa kegiatan
penjadwalan perakitan produk akhir (final assembly schedule), perencanaan dan
pengendalian input-output, pengendalian kegiatan produksi, perencanaan dan
pengendalian purchase, dan manajemen proyek.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Sebagaimana diketahui bersama bahwa
perusahaan manufaktur yang memproduksi suatu barang sudah selayaknya melakukan
perencanaan dan pengendalian produksi. Perencanaan berkaitan dengan berapa
barang yang harus diproduksi. Sedangkan pengendalian berkaitan dengan
pemantauan dan pengawasan sejak bahan baku dating, kemudian diproses sampai
menjadi barang jadi. Agar lebih jelas mengenai perencanaan dan pengendalian
produksi, ada baiknya kita kemukakan pendapat dari ahli. Assauri (1993:161)
memberikan definisi atau pengertian perencanaan dan pengendalian produksi
adalah penentuan dan penetapan kegiatan-kegiatan produksi yang akan dilakukan
untuk mencapai tujuan perusahaan pabrik tersebut, dan mengawasi kegiatan
pelaksanaan dari proses dan basil produksi, agar apa yang telah direncanakan
dapat terlaksana dan tujuan yang diharapkan dapat tercapai.
Jadi perencanaan dan pengendalian produksi
merupakan kegiatan pengkoordinasian dari bagian-bagian yang ada dalam melakukan
proses produksi. Fungsi perencanaan dan pengendalian produksi ini adalah untuk
merencanakan dan mengendalikan proses produksi sehingga dapat mencapai produk
yang kuantitas dan kualitasnya sesuai dengan yang direncanakan. Perlu diketahui
bahwa aspek perencanaan produksi ini berkaitan erat dengan masalah target
produksi yang telah ditetapkan untuk suatu jangka tertentu yang dapat dicapai
oleh mesin atau peralatan pabrik yang ada. Agar perencanaan dan proses produksi
dapat berjalan dengan baik diperlukan adanya suatu pengendalian atas operasi
produksinya.
Ada beberapa jenis pengendalian operasi
pabrik secara umumnya yaitu pengendalian produksi baik untuk kuantitas maupun
kualitasnya, pengendalian tingkat keandalan pabrik untuk mencapai hasil operasi
sesuai dengan yang direncanakan dan pengendalian pemakaian bahan. Dalam
pengendalian produksi, kegiatan-kegiatan produksi yang dilakukan dibandingkan
dengan apa yang telah ditetapkan dalam rencana, sehingga dapat dilakukan
pengkoordinasian agar kuantitas dan kualitas produk serta waktu pengerjaan yang
telah ditetapkan dapat dicapai.
Setiap jenis sistem produksi memerlukan
proses perencanaan dan pengendalian yang berbeda. Setiap jenis sistem manufaktur mempunyai
kelebihan dan kekurangan. Perencanaan dan pengendalian produksi bertujuan agar
aktivitas produksi berjalan seefektif dan seefisien mungkin. Sistem manufaktur
mempunyai pengertian yang lebih luas daripada sistem produksi.
Tujuan dari perencanaan
dan pengendalian produksi adalah merencanakan dan mengendalikan aliran material
kedalam, di dalam, dan keluar pabrik sehingga posisi keuntungan optimal yang
merupakan tujuan perusahaan dapat dicapai. Pengendalian produksi dimaksudkan
untuk mendayagunakan sumber daya produksi yang terbatas secara efektif,
terutama dalam usaha memenuhi kebutuhan konsumen dan menciptakan keuntungan
bagi perusahaan. Oleh karena itu perencanaan dan pengendalian mengevaluasi
permintaan konsumen, posisi modal, kapasitas produksi, tenaga kerja, dan lain
sebagainya.
3.2 SARAN
Dalam penulisan ini penulis meminta kritik dan saran bagi pembaca terutama
pada dosen mata pelajaran, karena di dalam penulisan makalah ini penulis masih
merasa banyak terdapat kekurangan dan kekeliruan. Bak kata pepatah ‘tidak
ada gading yang tidak retak’. Oleh karena saran dan kritik sangat
diperlukan untuk kemajuan penulis dalam menulis makalah selanjutnya.
DAFTAR
PUSTAKA
http://www.scribd.com/doc/34051482/PERENCANAAN-DAN-PENGENDALIAN-PRODUKSI, diakses tanggal 4 juli 2012
Kusuma,
hendra. 2002. Perencanaan dan
Pengendalian Produksi. Yogyakarta: Andi
Konsep
Perencanaan dan Pengendalian (Online), http://ariszeko.blogspot.com/2011/11/perencanaan-dan-pengendalian-manajemen.html, diakses tanggal 3 juli 2012
Perencanaan dan
Pengendalian (Online)http://id.shvoong.com/business-management/technology-operations-management/. Diakses tanggal 1 juli 2012
Tugas & Kewajiban Pengurus Koperasi
A.
Pengurus Koperasi
•
Pengurus koperasi
adalah orang-orang yang dipilih untuk masa jabatan paling lama lima tahun
sesuai dengan anggaran koperasi. Sepertiga anggota pengurus koperasi dapat
dipilih dari orang-orang yang bukan anggota koperasi, sedangkan sisanya sebesar
dua pertiga adalah harus benar-benar berasal dari anggota koprasi.
•
Pengurus koprasi
bertanggung jawab langsung kepada rapat anggota. Tugas dan kewajiban
pengurus koperasi adalah memimpin organisasi dan usaha koperasi serta
mewakilinya di muka dan di luar pengadilan sesuai dengan keputusan-keputusan
rapat anggota.
Pengurus
Koperasi Antara lain :
1.
Pengurus Harian :
§
Ketua
Tugas dan Tanggung Jawab :
v
Mengendalikan
seluruh kegiatan koperasi
v
Memimpin,
mengkoordinir, dan mengontrol jalannya aktifitas koperasi dan bagian-bagian
yang ada di dalamnya
v
Menerima laporan
atas kegiatan yang dikerjaan masing-masing
v
Menandatangani surat
penting
v
Memipmin rapat
anggota tahunan dan melaporkan laporan pertanggung jawaban akhir tahun pada
anggota
§
Sekretaris
Tugas dan Tanggung Jawab :
v
Membantu Ketua dalam
melaksanakan kerja
v
Menyelenggarakan
kegiatan surat menyurat dan ketatausahaan koperasi
v
Mencatat tentang kemajuan
dan kelemahan yang terjadi pada koperasi
v
Menyampaikan hal-hal
yang penting pada ketua
v
Membuat pendataan
koperasi
§
Bendahara
Tugas dan Tanggung Jawab :
v
Merencanakan
anggaran belanja dan pendapatan koperasi
v
Memelihara semua
harta kekayaan koperasi
v
Membukukan transaksi
ke Supplier > Rp 1 Juta
v
Pengisian saldo
v
Melakukan Cash
Opname yang ada di kasir
2.
Pengurus Lengkap
§
Humas
Tugas dan Tanggung Jawab :
v
Menyusun strategi
dan kebijakan pengelolaan SDM dan Koperasi
v
Mengkoordinasi dan
mengontrol pelaksanaan fungsi SDM diseluruh koperasi untuk memastikan semuanya
sesuai dengan strategi kebijakan system dan rencana kerja yang telah disusun
v
Mengkoordinasi dan
mengontrol pelaksanaan program pelatihan
dan pengembangan untuk memastikan tercapaianya target tingkat kemampuan
dan kopetensi setiap karyawan
v
Menyusun system
manajemen kerja, serta mengkoordinasi dan mengontrol pelaksanaan siklus
manajemen kerja
§
Administrasi
Tugas dan Tanggung Jawab :
v
Mengatur surat
menyurat yang ada di Koperasi
v
Mengasirpkan
dokumen-dokumen penting koperasi
v
Memonitor kebutuhan
rumah tangga dan ATK Koperasi
v
Mempersiapkan
rapat-rapar di Koperasi
v
Menjadwalkan
kegiatan-kegiatan yang dilakukan di Koperasi
§
Akuntan
Tugas dan Tanggung Jawab :
v
Bertanggung jawab
dalam pencatatan penerimaan dan pengeluaran kas
v
Bertanggung jawab
atas pembuatan laporan keuangan, neraca, laporan rugi laba, arus kas, dan
lain-lain
v
Bertanggung jawab
atas Rekonsiliasi Bank
§
Kasir
Tugas dan Tanggung Jawab :
v
Membuat bukti keluar
masuknya uang yang ada di koperasi
v
Bertanggung jawab
atas dana kas kecil
v
Bertanggung jawab
atas keluar masuknya uang
v
Bertanggung jawab
membuat laporan harian
Tugas dan Kewajiban
Pengurus (Pasal 23, AD 27/PAD/XVI.37/2008)
(2) Melakukan seluruh
perbuatan hukum atas nama Koperasi
(3) Mewakili Koperasi di
dalam dan di luar Pengadilan
(4) Mengajukan Rencana Kerja, Rencana Anggaran Pendapatan
dan Belanja Koperasi
(5) Menyelenggarakan
Rapat Anggota serta mepertanggungjawabkan pelaksanaan tugas kepengurusannya
(7) Membantu
pelaksanaan tugas pengawasan dengan memberikan keterangan dan memperlihatakan
bukti-bukti yang diperlukan
(8) Memberikan
penjelasan dan keterangan kepada anggota mengenai jalannya organisasi dari
usaha Koperasi
(9) Memelihara
kerukunan diantara anggota dan mencegah segala hal yang menyebabkan
perselisihan
(10) Menanggung
kerugian Koperasi sebagai akibat karena kelalaiannya, dengan ketentuan yang berlaku
(11) Meminta jasa
audit kepada Koperasi Jasa Audit dan atau Akuntan Publik yang biayanya
ditanggung oleh Koperasi dan biaya audit tersebut dimasukan dalam Anggaran
Biaya Koperasi
(12) Menyusun
ketentuan mengenai tugas, wewenang dan tanggung jawab anggota Pengurus serta
ketentuan mengenai pelayanan terhadap anggota
(13) Pengurus atau
salah seorang yang ditunjuk berdasarkan ketentuan yang berlaku dapat melakukan
tindakan hukum yang bersifat pengurusan dan pemilikan dalam batas-batas
tertentu berdasarkan persetujuan tertulis dari Keputusan Rapat Pengurus dan
Pengawas Koperasi.
B.
Badan Pemeriksa Koperasi atau Pengawas
1.
Pengawas bertugas :
Melakukan pengawasan
terhadap pelaksanaan kebijakan dan pengelolaan koperasi.
2. Kewajiban Pengawas (Pasal 28, AD 27/PAD/XVI.37/2008)
(1) Melakukan
pengawasan dan pemeriksaan terhadap pelaksanaan kebijakan dan pengelolaan
Koperasi
(2) Meneliti catatan dan pembukuan yang ada pada
koperasi
(3) Memberikan
koreksi, sara teguran dan peringatan kepada Pengurus
(4) Membuat
laporan tertulis tentang hasil pelaksanaan tugas pengawasan kepada Rapat
Anggota
C.
Manajer atau
Pengelola
Pengelola ( Manajer ) koperasi adalah mereka yang
diangkat dan diperhentikan oleh pengurus untuk mengembangkan koperasi secara
efisien dan profesional.
Kedudukan pengelola adalah sebagai karyawan / pegawai
yang diberi kuasa dan weweang oleh pengurus.
Tugas dan tanggung jawan pengelola :
- Membantu memberikan usulan kepada pengurus dalam
menyusun perencanaan.
-Merumuskan pola pelaksanaan kebijaksanaan pengurus
secara efektif dan efisien.
-Membantu pegurus dalam menyusun uraian tugas bawahannya.
- Menentukan standart kualifikasi dalam pemilihan dan
promosi pegawai.
Langganan:
Postingan (Atom)