Sabtu, 14 November 2015

CONTOH MATRIK SWOT

PERUSAHAAN GARMEN PT. XXX
   

Contoh ANALISIS SWOT SARANA PRASARANA PROGDI ADMINISTRASI NEGARA UNSA

A.    ANALISIS SWOT SARANA PRASARANA PROGDI ADMINISTRASI NEGARA UNSA

    B. ISU-ISU TENTANG  SARANA DAN PRASARANA PROGDI ADMINISTRASI NEGARA UNSA

      1.      Kualifikasi yang baik dari semua progdi merupakan modal utama untuk mendapatkan bantuan dari Dikti
      2.      Sarana dan prasarana yang lengkap dan milik sendiri merupakan nilai tambah untuk mendapatkan bantuan dari Pemda
     3.      Bantuan-bantuan yang didapat dari Dikti mauoun Pemda dipergunakan untuk melengkapi sarana dan prasarana laboratorium
    4.      Gedung dan sarana prasarana yang lengkap mrupakan modal untuk bersaing dengan perguruan tinggi
     5.      Semua progdi mempunyai kualifikasi yang sehingga dapat lolos evaluasi
     6.      Penyelenggaraan  koordinasi secara kontinu semua Progdi

 C. ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS TENTANG SARANA DAN PRASARANA PROGDIADMINISTRASI NEGARA UNSA


















Apakah Dana Alokas Umum (DAU) ke Daerah-daerah di Sesuaikan dengan Kebutuhan Daerah Setiap tahun

Pada saat ini tidak diketahui persis, apakah porsi DAU dalam APBN (yaitu minimum  25% dari total penerimaan domestik) dapat dianggap cukup untuk membiayai fungsi-fungsi yang diberikan kepada daerah. Yang pasti, jumlah total DAU yang ada sekarang sesungguhnya merupakan produk “negosiasi” antara pemerintah (dalam hal ini Menteri Keuangan) dengan DPR. Artinya, angka total tersebut merupakan “kompromi” politik ketimbang hasil perhitungan obyektif terhadap kebutuhan yang mungkin muncul. Dari jumlah total itu, sebanyak 10% dialokasikan untuk pemerintah propinsi, dan 90% sisanya dialokasikan kepada pemerintah kabupaten dan kota.
Pertanyaan lain yang relevan dengan isu ini adalah berkaitan dengan kemungkinan terjadinya pemekaran dan penciutan wilayah. Penciutan wilayah akan menyebabkan jumlah total untuk DAU bisa menjadi terlalu besar, sementara pemekaran wilayah akan menambah secara drastis jumlah total dana DAU - karena beban fungsi dasar yang harus disediakan. Dalam kasus terakhir, angka total 25% terhadap total penerimaan domestik menjadi tidak terlalu memadai.
Metode pembagian dana alokasi umum (DAU) yang dikembangkan,  memasukkan faktor potensi dan kebutuhan daerah secara bersama-sama atau dalam satu persamaan dengan pertimbangan bahwa transfer dana dari pusat ke daerah tidak dapat disederhanakan dengan hanya mencari selisih antara potensi daerah dan kebutuhan daerah.
Dengan memasukkan potensi dan kebutuhan daerah dalam satu persamaan maka aturan yang berlaku adalah daerah yang sudah mempunyai potensi ekonomi tinggi akan menerima kompensasi dalam jumlah yang kecil dan sebaliknya untuk yang berpotensi rendah akan menerima kompensasi dalam jumlah yang besar. Sedangkan untuk daerah yang tingkat kebutuhannya tinggi akan menerima kompensasi yang besar dan yang tingkat kebutuhannya rendah akan menerima kompensasi yang kecil.
Prinsip mendasar yang pertama adalah prinsip kecukupan. Sebagai suatu bentuk penerimaan, sistem DAU harus memberikan sejumlah dana yang cukup kepada daerah. Dalam hal ini, perkataan cukup harus diartikan dalam kaitannya dengan beban fungsi. Sebagaimana diketahui, beban finansial dalam menjalankan fungsi tidaklah statis, melainkan cenderung meningkat karena satu atau berbagai faktor. Oleh karena itulah maka penerimaan pun seharusnya naik sehingga pemerintah daerah mampu membiayai beban anggarannya. Bila alokasi DAU mampu berespon terhadap kenaikan beban anggaran yang relevan, maka sistem DAU dikatakan memenuhi prinsip kecukupan.
Pertanyaan terpenting yang berkaitan dengan isu pemerataan ini adalah: apa yang ingin diratakan lewat instrumen DAU? Umumnya orang berpendapat DAU harus bertujuan untuk meratakan pendapatan antar daerah (entah dalam pengertian nominal ataupun dalam pengertian perkapita). Walaupun ini adalah tujuan yang menarik, namun secara konseptual dan praktis tujuan tersebut bukanlah tujuan yang secara langsung dapat dicapai oleh instrumen DAU, tujuan pemerataan pendapatan antar daerah hanya baik untuk dipakai sebagai referensi ideal (atau, tujuan pemerataan yang sifatnya primer) tapi bukan tujuan yang bisa dicapai secara fungsional. Karena bila transfer DAU ditujukan langsung untuk menyamakan pendapatan perkapita, maka implikasinya adalah bahwa desain transfer DAU harus mengacu pada perbedaan dalam tingkat pendapatan antar daerah. Maksudnya, daerah yang berpendapatan tinggi harus diberikan sedikit dana sementara daerah yang berpendapatan rendah harus diberikan dana yang lebih besar. Tapi bila ini yang dilakukan maka itu berarti pemerintah pusat mem-penalti daerah yang berpendapatan tinggi dan memberi insentif agar daerah tetap “tertinggal”. Struktur insentif seperti ini memiliki dampak negatif terhadap stimulasi pembangunan daerah. Sehingga, alokasiyang ditujukan langsung untuk memeratakan pendapatan perkapita akan berpotensi mempenalti daerah-daerah yang telah berupaya keras untuk meningkatkan PAD-nya.
Berkaitan dengan konsep ini, ada dua elemen yang perlu dipertimbangkan. Pertama, biaya penyediaan jasa layanan/biaya pembangunan infrastruktur bervariasi antar daerah. Suatu daerah mungkin memerlukan sejumlah anggaran yang lebih besar untuk membangun infrastruktur yang berkualitas sama atau untuk menyediakan jasa layanan yang sifatnya standar. Hal ini bisa terjadi karena volume pelayanan yang harus disediakan besar (misalnya jumlah penduduknya besar atau jumlah anak usia sekolah besar), atau karena biaya konstruksi infrastruktur dan biaya transportasi lebih besar karena faktor luas wilayah dan kondisi wilayah, atau karena densitas penduduk sangat kecil (penduduk terpencar dalam wilayah luas). Kedua, sumberdaya keuangan pemerintah daerah pun bervariasi antar daerah. Bila yang diinginkan adalah variasi beban perpajakan yang tidak besar (lihat paragraf dalam Pendahuluan), maka tarif pajak dan retribusi harus kurang lebih sama. Bila itu harus terjadi maka suatu daerah mungkin memperoleh PAD yang kecil karena jumlah perkantoran, pabrik, dan aktivitas ekonomi masyarakat (atau dikenal dengan istilah basis pajak) didalam wilayah tersebut relative kecil.

Untuk mencapai tujuan pemerataan sebagaimana dimaksud dalam UU No.25/1999 maka alokasi DAU harus memasukkan kedua faktor ini dalam perhitungannya. Tanpa perlakuan yang eksplisit terhadap kedua faktor ini maka keleluasaan (diskresi) yang diberikan kepada daerah dalam penggunaan DAU akan kehilangan makna. Sebab, bila suatu daerah memiliki tingkat kebutuhan yang besar sementara potensi ekonominya kecil, daerah tersebut akan terpaksa menaikkan tarif pajak untuk mencapai standar jasa layanan yang sama dengan daerah lainnya.

Dampak Krisis Ekonomi Eropa Terhadap Rakyat Kecil Di Indonesia

Krisis utang Eropa berasal dari Yunani, yang kemudian merembet ke Irlandia dan Portugal. Ketiga negara tersebut memiliki utang yang lebih besar dari GDP-nya, dan juga sempat mengalami defisit (pengeluaran negara lebih besar dari GDP). Krisis mulai terasa pada akhir tahun 2009, dan semakin seru dibicarakan pada pertengahan tahun 2010. Pada tanggal 2 Mei 2010, IMF akhirnya menyetujui paket bail out (pinjaman) sebesar €110 milyar untuk Yunani, €85 milyar untuk Irlandia, dan €78 milyar untuk Portugal. Kemudian kekhawatiran akan terjadinya krisis pun berhenti sejenak. Efek dari krisis Eropa ini cukup berdampak kepada IHSG, yang ketika itu anjlok besar-besaran dari posisi 2,971 ke posisi 2,514.
            Krisis keuangan Eropa telah mengancam perekonomian dunia. Krisis yang menakutkan dunia itu berakar pada kegagalan zona euro untuk memperbaiki perbankan. Gejolak zona euro sebagai salah satu faktor asing yang telah membantu memperlambat perekonomian dunia. Sebenarnya perekonomian Eropa belum sepenuhnya sembuh kembali dari krisis 2007 dan tidak pernah sepenuhnya menangani semua tantangan yang dihadapi sistem perbankan mereka. Salah satu faktor penting Krisis Eropa adalah faktor krisis utang di negara Yunani.
Saat ini sedang diperparah dengan apa yang terjadi di Yunani. Jadi mereka akan melalui krisis keuangan yang menakutkan dunia. Dan, mereka berusaha untuk mengambil tindakan yang bertanggung jawab, namun tindakan tersebut tidak cukup secepat yang mereka perlukan. Saham Eropa dan AS naik pada Senin dengan spekulasi dana bail out lebih ambisius untuk zona euro dan default (gagal bayar) teratur Yunani meskipun kurangnya rincian dan penolakan oleh pejabat terus membuat perdagangan bergejolak. Namun, Jerman menembak jatuh langkah untuk meningkatkan dana penyelamatan utang Eropa, dan Yunani merana tanpa tanggal untuk kembalinya auditor yang memblokir pinjaman yang mereka butuhkan untuk menghindari default.
Krisis utang Eropa yang terus berlanjut hingga ke Italia dan Spanyol dampaknya terhadap perekonomian Indonesia lebih mengkhawatirkan dibandingkan krisis utang Amerika Serikat terhadap Indonesia. Merembetnya krisis utang ke Italia dan Spanyol lebih disebabkan kurang seriusnya otoritas Eropa menyelesaikan permasalahan tersebut. Hal ini ini terlihat dari penanganan krisis Yunani yang penyelesaiannya tidak konkret, sehingga membuat Yunani tetap negatif dalam menyelesaikan permasalahan utangnya.
Dengan demikian jika krisis membesar, maka investor akan mengeluarkan dananya dari negara-negara Eropa ke negara lain. Jika pemain pasar terus menghentikan investasinya termasuk ke aset negara-negara emerging market, penularannya juga akan sampai ke Indonesia. Selain itu dampak yang lebih terlihat akibat krisis keuangan eropa adalah harga unit link di Asuransi menurun. Para investor yang mengharapkan keuntungan dari kenaikan harga saham, reksadana dan unit link mengalami banyak kerugian.
Selain dampak dalam sektor keuangan, krisis keuangan global juga mempengaruhi sektor riil di Indonesia dan, sudah terasa sampai rakyat bawah Indonesia. Misalnya :
  • Ekspor barang-barang kerajinan di Yogyakarta ke Amerika berkurang kapasitasnya, dampaknya para buruh pekerja di Industri kerajinan berkurang atau kehilangan lapangan pekerjaannya.
  • Harga barang-barang bekas / rosokan juga menurun tajam, sehingga pendapatan pengepul dan pemulung barang bekas juga merosot tajam.
  • Ekspor gaplek/singkong kering dari GunungKidul ke Amerika merosot, mempengaruhi nasib petani di GunungKidul

Selain itu, krisis ekonomi eropa itu mengakibatkan banyaknya pengangguran dan kurangnya lapangan kerja tingginya angka pengangguran merupakan salah satu dampak dari krisis finansial dan strategi penghematan ekonomi yang diterapkan petinggi Eropa. Seluruh negara yang dilanda krisis di Eropa menghadapi masalah pengangguran yang serius. Bedanya hanya terletak pada tingkat pengangguran yang tak sama. Sementara itu, rata-rata pengangguran di Uni Eropa berdasarkan laporan lembaga statistik organisasi ini sekitar 10,8 persen. Angka ini tercatat paling tinggi sejak dua dekade lalu. Menurut data ini, sekitat 23 juta orang di 27 negara anggota Uni Eropa menganggur dan 17 juta di antaranya berada di Zona Euro. Kebijakan penghematan ekonomi yang diterapkan pemerintah mendorong resesi ekonomi dan kebangkrutan perusahaan serta akhirnya menambah jumlah pengangguran.

Makalah Perencanaan dan Pengendalian

MAKALAH
“PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN”
DOSEN : DRA. NENDEN DEWI PURNAMA, M. SI

NAMA : RETNO KURNIA IMSANY
  NIM : 201011019

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
JURUSAN ILMU ADMINISTRASI NEGARA
UNIVERSITAS SURAKARTA
TAHUN 2012


KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Saya juga bersyukur atas berkat rezeki dan kesehatan yang diberikan kepada saya sehingga saya dapat mengumpulkan bahan – bahan materi makalah ini dari internet. Saya telah berusaha semampu saya untuk mengumpulkan berbagai macam bahan tentang sosial politik.
Saya sadar bahwa makalah yang saya buat ini masih jauh dari sempurna, karena itu saya mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk menyempurnakan makalah ini menjadi lebih baik lagi. Oleh karena itu saya mohon bantuan dari dosen pembimbing.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat dan merupakan alternative bacaan yang berguna bagi pembaca lainnya. Kepada sumber yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini penulis mengucapkan terima kasih.
Demikianlah makalah ini saya buat, apabila ada kesalahan dalam penulisan, saya mohon maaf yang sebesarnya dan sebelumnya saya mengucapkan terima kasih.


Surakarta, juli 2012
                                                                                                                                       Penulis   

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................1
DAFTAR ISI........................................................................................................................2
BAB 1 PENDAHULUAN...................................................................................................3
a. LatarBelakang........................................................................................................3
b. Rumusan Masalah.................................................................................................4
c. Tujuan Penulisan...................................................................................................5
d. Manfaat Penulisan.................................................................................................5
BAB 2 PEMBAHASAN.....................................................................................................6
a.    struktur sistem pengendalian manajemen ………………………....……………6
b.   perencanaan dan pengendalian produksi dalam aktivitas produksi……………11
BAB 3 PENUTUP.............................................................................................................14
a. Kesimpulan........................................................................................................14
b. Saran..................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………16

 BAB I
PENDAHULUAN
1.1              LATAR BELAKANG
Era globalisasi ekonomi sekarang ini, perusahaan memasuki lingkungan bisnis yang sangat berbeda dengan lingkungan bisnis sebelumnya. Pasar tidak lagi hanya dimasuki oleh pesaing-pesaing domestik, namun telah didatangi oleh pesaing-pesaing mancanegara yang membawa produk dan jasa yang sarat dengan kandungan persaingan. Selain membawa perubahan yang kita secara nilai secara postif, globalisasi ekonomi ternyata membawa permasalahan yaitu perusahaan-perusahaan yang tidak mempunyai struktur sistem pengendalian manajemen yang baik akan tersisih, banyak sistem manajemen perusahaan yang tidak mampu beradaptasi dengan arus perubahan dalam globalisasi ekonomi.
Sistem pengendalian manajemen pada dasarnya suatu sistem yang digunakan oleh manajemen untuk membangun masa depan organisasi. untuk membangun masa depan organisasi, perlu ditentukan lebih dahulu dalam bisnis apa organisasi akan berusaha. Jabawan atas pertanyaan tersebut merupakan misi organisasi dengan demikian misi organisasi merupakan the chosen track untuk membawa organisasi mewujudkan masa depannya. Diharapkan dengan dilaksanakannnya struktur sistem manajemen akan tercipta visi dan misi organisasi perusahaan kemudian mengimplementasikannya.
Permasalahan yang timbul dalam implementasi struktur sistem pengendalian manajemen yang dapat diidentifikasikan sekarang ini adalah terletak pada kelemahan struktur dan kelemahan proses. Sistem pengendalian manajemen tidak dapat mewujudkan tujuan sistem kemungkinan karena strukturnya tidak pas dengan lingkungan yang dihadapi perusahaan, dapat juga terjadi tujuan sistem pengendalian manajemen tidak tercapai karena proses sistem pengendalian manajemennya lemah.
Dampak yang timbul dikarenakan perusahaan tidak memberlakukan struktur sistem pengendalian manajemen antara lain organisasi perusahaan akan kesulitan menghadapi berbagai perubahan tajam radikal, konstan, pesat, serentak sehingga roda organisasi tidak akan jalan dan tidak dapat membuat berbagai perencanaan, tidak dapat memprediksi target organisasi ke depannya.
Untuk menghadapinya diperlukan struktur sistem pengendalian manajemen dimulai dari pengamatan dan pengindetifikasian memacu perubahan (change drivers) yang berdampak terhadap karakteristik lingkungan yang akan dimasuki perusahaan.) Struktur sistem merupakan komponen-komponen yang berkaitan erat satu dengan lainnya yang secara bersama-sama digunakan untuk mewujudkan tujuan sistem seperti yang dikatakan Mulyadi, Johny (2001 : 8) bahwa struktur pengendalian manajemen terdiri dari tiga komponen yaitu Struktur organisasi, Jejaring informasi dan Sistem penghargaan. Rerangka pendesainan struktur sistem pendesainan pengendalian manajemen mempergunakan pendekatan contigency approach dan human resource leverage.
Permasalahan struktur sistem pengendalian manajemen penting untuk dikaji karena memberikan harapan yaitu kemampuan bagi manajemen perusahaan untuk memetakan secara komprehensif lingkungan bisnis yang akan dimasuki oleh organisasi perusahaan di masa depan, melakukan perubahan dengan cepat peta perjalanan tersebut sesuai dengan tuntutan perubahan yang diperkirakan akan terjadi dan melipatgandakan kinerja perusahaan sebagai institusi pencipta kekayaan, sehingga perusahaan memiliki kemampuan yang luar biasa besarnya untuk senantiasa melakukan perubahan yang diperlukan.
1.2              RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang diatas dapat dirumuskan beberapa masalah antara lain sebagai berikut:
a.       Bagaimanakah struktur sistem pengendalian manajemen
b.      Bagaimana perencanaan dan pengendalian produksi dalam aktivitas produksi
1.3       TUJUAN  PENULISAN
Tujuan penulisan dari Latar belakang dan Rumusan masalah diatas sebagai berikut:
a.       Memenuhi tugas mata kuliah perencanaan dan pengendalian
b.      Menjelaskan struktur sistem pengendalian manajemen
c.       Menjelaskan perencanaan dan pengendalian produksi dalam aktivitas produksi
1.4       MANFAAT PENULISAN
Hasil dari penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada semua pihak, khususnya kepada mahasiswa untuk menambah pengetahuan dan wawasan dalam perencanaan dan pengendalian serta fungi perencanaa dan pengendalian produksi dalam aktivitas produksi. Manfaat lain dari penulisan makalah ini adalah dengan adanya penulisan makalah ini diharapkan dapat dijadikan acuan didalam pembuatan makalah selanjutnya bagi mahasiswa yang membutuhkannya.
 BAB II
PEMBAHASAN
            2.1       STRUKTUR SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN
            Struktur sistem pengendalian manajemen merupakan komponen-komponen yang berkaitan dengan lainnya yang secara bersama-sama membentuk sistem. Setiap komponen dalam struktur memiliki fungsi tertentu untuk mencapai tujuan sistem. Struktur yang sehat adalah struktur sistem yang setiap komponennya didesain sesuai dengan tuntutan lingkungan bisnis yang akan diterapi sistem tersebut.
Dalam membangun struktur organisasi dibangun berdasarkan fungsi yang dituntut dari organisasi yang bersangkutan, jika organisasi dibangun untuk memasuki lingkungan bisnis yang menuntut kecepatan pengambilan keputusan yang di dalamnya costumer memegang kendali bisnis dan yang mempekerjakan knowlegde workes, struktur organisasi yang pas dengan fungsi organisasi tersebut adalah yang memiliki karakteristik, cepat respon, fleksibel dan inovatif.
Struktur sistem pengendalian manajemen diperlukan oleh organisasi perusahaan karena menuntut semua perusahaan yang memasukil lingkungan tersebut memiliki kekuatan lebih untuk bersaing. Agar dapat dipilih oleh costumer, produk dan jasa perusahaan harus memiliki keunggulan tidak akan bertahan lama, karena pesaing akan mencari berbagai cara untuk menghasilkan value terbaik bagi costumer. Oleh karena itu, untuk tetap bertahan dan bertumbuh di lingkungan bisnis yang kompetitif, perusahaan dituntut untuk secara berkelanjutan menemukan kembali keunggulan daya saing.
Untuk dapat bertahan dan bertumbuh dalam lingkungan bisnis yang kompetitif, organisasi perusahaan tidak cukup hanya mampu menjadi pencipta kekayaan (wealth-creating institution) namun, dituntut untuk memiliki kemampuan jauh lebih dari itu, perusahaan dituntut untuk menjadi institusi pelipatgandaan kekayaan (wealth-multiplying institution) untuk membangun kemampuan perusahaan sebagai pelipat gandaan kekayaan,
manajemen perlu memanfaatkan sistem manajemen yang khusus didesain untuk tujuan pelipatgandaan kekayaan.
Sistem pengendalian yang efektif adalah sistem yang diarahkan kepada dua penyebab, diperlukannya pengendalian ketidakmampuan personel dalam mencapai tujuan organisasi melalui perilaku yang diharapkan, ketidak mampuan personel di dalam mencapai tujuan dapat dtingkatkan melalui pendidikan dan pelatihan, serta penyediaan teknologi memadai, ketidak mampuan personel dalam mencapai tujuan organisasi melalui prilaku yang diharapkan dapat dikurangi atau dihilangkan melalui :
1.Perumusan Misi, visi, keyakinan dasar dan nilai dasar organisasi secara jelas.
2.Pengkomunikasian misi, visi, keyakinan dasar dan nilai dasar organisasi kepada personel perusahaan melalui  personal behaviors para leaders organisasi dan operational behavior.
Melalui proses internalisasi, misi, visi, keyakinan dasar dan nilai dasar organisasi dapat tertanam di dalam diri seluruh personel menjadi shared mission, shared vision, shared beliefs dan shared values.Shared mission, shared vision, shared belief dan shared values menjadikan karyawan berdaya untuk mengendalikan perilakunya sesuai dengan yang diharapkan di dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Sistem pengendalian manajemen juga menyediakan berbagai sistem untuk melaksanakan proses perencanaan dan implementasi rencana. Melalaui sistem pengendalian manajemen, keseluruhan kegiatan utama untuk menjadikan perusahaan sebagai institusi pencipta kekayaan dapat dilaksanakan secara terstruktur, terkoordinasi, terjadwal dan terpadu sehingga menjanjikan tercapainya tujuan perusahaan-perusahaan bertambahnya kekayaan dalam jumlah yang memadai
Proses Struktur Sistem Pengendalian Manajemen
Proses sistem pengendalian manajemen terdiri dari enam tahap utama berikut ini :
1.Perumusan Strategi
Tahap perumusan strategi adalah tahap yang sangat menentukan kelangsungan hidup dan pertumbuhan organisasi. Dalam tahap ini dilakukan pengamatan terhadap tren perubahan lingkungan makro dan lingkungan industri. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap tren tersebut dilakukan perumusan, misi, visi, tujuan, keyakinan dasar, dan nilai organisasi.
2.Perencanaan Strategi
Setelah perusahaan merumuskan tentang strategi yang dipilih untuk mewujudkan visi dan misi melalui organisasi, strategi tersebut kemudian perlu diimplementasikan. Langkah pertama adalah melaksanakan perencanaan strategik, dalam langkah ini strategi yang telah dirumuskan diterjemahkan ke dalam neraca strategik yang komprehensif dan koheren, yang terdiri dari tiga komponen : sasaran strategik, target, inisiatif strategic
3.Penyusun Program
Penyusunan program adalah proses penyusunan rencana jangka panjang untuk menjabarkan inisiatif strategik yang dipilih untuk mewujudkan sasaran strategik. Pelaksanaan inisiatif strategik memerlukan perencanaan sistematik langkah-langkah yang akan ditempuh oleh perusahaan dalam jangka panjang ke depan beserta taksiran sumber daya yang diperlukan untuk program, suatu rencana jangka panjang yang berisi langkah-langkah strategik yang dipilih untuk mewujudkan sasaran strategik tertentu beserta taksiran sumberdaya yang diperlukan.
4.Penyusunan Anggaran
Penyusunan program adalah proses penyusunan rencana jangka panjang untuk menjabarkan inisiatif strategik yang dipilih untuk mewujudkan sasaran strategik. Pelaksanaan inisiatif strategik memerlukan perencanan sistematik langkah-langkah yang akan ditempuh oleh perusahaan dalam jangka panjang ke depan beserta taksiran sumberdaya yang diperlukan untuk menjalankan langkah-langkah tersebut. penyusunan program menghasilkan program, suatu rencana jangka panjang yang berisi langkah-langkah strategik yang dipilih untuk mewujudkan sasaran strategik tertentu beserta taksiran sumberdaya yang diperlukan untuk itu.
Penyusunan anggaran adalah proses penyusunan rencana jangka pendek (biasanya untuk jangka waktu satu tahun) yang berisi langkah-langkah yang ditempuh oleh perusahaan dalam melaksanakan sebagian dari program dalam penyusunan anggaran dijabarkan program tertentu ke dalam rencana kegiatan yang akan dilaksanakan dalam tahun anggaran, ditunjukkan manajer dan karyawan yang bertanggung jawab dan dialokasikan sumberdaya untuk melaksanakan kegiatan tersebut.
5.Implementasi
Setelah rencana menyeluruh selesai disusun, langkah berikutnya adalah implementasi rencana. Dalam tahap implementasi rencana ini, manajemen dan karyawan melaksanakan rencana yang tercantum dalam anggaran ke dalam kegiatan nyata. Oleh karena anggaran adalah bagian dari program, dan program merupakan penjabaran sasaran strategik dipilih sebagai penjabaran strategi yang dirumuskan, maka dalam implementasi rencana, manajemen dan karyawan harus senantiasa menyadari keterkaitan erat diantara implementasi, anggaran, program, inisiatif, sasaran strategik dan strategi. Kesadaran demikian akan mempertahankan langkah-langkah rinci yang dilaksanakan dalam tahap implementasi tetap dalam rerangka yang dipilih untuk mewujudkan visi organisasi.
6.Pemantauan
Implementasi rencana memerlukan pemantauan, hasil setiap langkah yang direncanakan perlu diukur untuk memerlukan umpan balik bagi pemantauan pelaksanaan anggaran, program, dan inisiatif strategik. Hasil implementasi rencana juga digunakan untuk memberikan informasi bagi pelaksana tentang seberapa jauh target telah berhasil dicapai, sasaran strategik telah berhasil diwujudkan dan visi organisasi dapat dicapai.

2.2       PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI DALAM AKTIVITAS PRODUKSI
Perencanaan dan pengendalian produksi merupakan salah satu fungsi yang terpenting dalam usaha mencapai tujuan perusahaan. Yang dimaksud dengan perencanaan dan pengendalian produksi yaitu merencanakan kegiatan-kegiatan produksi, agar apa yang telah direncanakan dapat terlaksana dengan baik. Perencanaan produksi adalah aktivitas untuk menetapkan produk yang diproduksi, jumlah yang dibutuhkan, kapan produk tersebut harus selesai dan sumber-sumber yang dibutuhkan. Pengendalian produksi adalah aktivitas yang menetapkan kemampuan sumber-sumber yang digunakan dalam memenuhi rencana, kemampuan produksi berjalan sesuai rencana, melakukan perbaikan rencana. Tujuan utamanya adalah memaksimumkan pelayanan bagi konsumen, meminimumkan investasi pada persediaan, perencanaan kapasitas, pengesahan produksi dan pengesahan pengendalian produksi, persediaan dan kapasitas, penyimpanan dan pergerakan material, peralatan, routing dan proses planning, dan sebagainya.
B. Tujuan dan Fungsi Perencanaan dan Pengendalian Produksi
1. Tujuan perencanaan dan pengendalian produksi
Tujuan perencanaan dan pengendalian produksi adalah sebagai berikut:
a.       Mengusahakan agar perusahaan dapat berproduksi secara efisien dan efektif.
b.      Mengusahakan agar perusahaan dapat menggunakan modal seoptimal mungkin.
c.       Mengusahakan agar pabrik dapat menguasai pasar yang luas
d.      Untuk dapat memperoleh keuntungan yang cukup bagi perusahaan.
2. Fungsi perencanaan dan pengendalian produksi
Fungsi dari perencanaan dan pengendalian produksi adalah:
a. Meramalkan permintaan produk yang dinyatakan dalam jumlah produk sebagai fungsi dari waktu.
b. Memonitor permintaan yang aktual, membandingkannya dengan ramalan permintaan
sebelumnya dan melakukan revisi atas ramalan tersebut jika terjadi penyimpangan.
c. Menetapkan ukuran pemesanan barang yang ekonomis atas bahan baku yang akan dibeli.
d. Menetapkan sistem persediaan yang ekonomis.
e. Menetapkan kebutuhan produksi dan tingkat persediaan pada saat tertentu.
f. Memonitor tingkat persediaan, membandingkannya dengan rencana persediaan, dan melakukan revisi rencana produksi pada saat yang ditentukan.
g. Membuat jadwal produksi, penugasan, serta pembebanan mesin dan tenaga kerja yang terperinci.
C. Tingkatan Perencanaan dan Pengendalian Produksi
Sistem pengendalian dan perencanaan produksi terbagi ke dalam tiga tingkatan:
1. Perencanaan jangka panjang (long range planning)
Perencanaan ini meliputi kegiatan peramalan usaha, perencanaan jumlah produk dan penjualan, perencanaan produksi, perencanaan kebutuhan bahan, dan perencanaan financial.

2. Perencanaan jangka menengah (medium range planning)
Perencanaan jangka menengah meliputi kegiatan berupa perencanaan kebutuhan kapasitas (capacity reqiurement planning), perencanaan kebutuhan material (material requirement planning), jadwal induk produksi (master production schedule), dan perencanaan kebutuhan distribusi (distribution requirement planning).
3. Perencanaan jangka pendek (short range planning)
Perencanaan jangka pendek berupa kegiatan penjadwalan perakitan produk akhir (final assembly schedule), perencanaan dan pengendalian input-output, pengendalian kegiatan produksi, perencanaan dan pengendalian purchase, dan manajemen proyek.
 BAB III
PENUTUP
3.1  KESIMPULAN
Sebagaimana diketahui bersama bahwa perusahaan manufaktur yang memproduksi suatu barang sudah selayaknya melakukan perencanaan dan pengendalian produksi. Perencanaan berkaitan dengan berapa barang yang harus diproduksi. Sedangkan pengendalian berkaitan dengan pemantauan dan pengawasan sejak bahan baku dating, kemudian diproses sampai menjadi barang jadi. Agar lebih jelas mengenai perencanaan dan pengendalian produksi, ada baiknya kita kemukakan pendapat dari ahli. Assauri (1993:161) memberikan definisi atau pengertian perencanaan dan pengendalian produksi adalah penentuan dan penetapan kegiatan-kegiatan produksi yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan perusahaan pabrik tersebut, dan mengawasi kegiatan pelaksanaan dari proses dan basil produksi, agar apa yang telah direncanakan dapat terlaksana dan tujuan yang diharapkan dapat tercapai.
Jadi perencanaan dan pengendalian produksi merupakan kegiatan pengkoordinasian dari bagian-bagian yang ada dalam melakukan proses produksi. Fungsi perencanaan dan pengendalian produksi ini adalah untuk merencanakan dan mengendalikan proses produksi sehingga dapat mencapai produk yang kuantitas dan kualitasnya sesuai dengan yang direncanakan. Perlu diketahui bahwa aspek perencanaan produksi ini berkaitan erat dengan masalah target produksi yang telah ditetapkan untuk suatu jangka tertentu yang dapat dicapai oleh mesin atau peralatan pabrik yang ada. Agar perencanaan dan proses produksi dapat berjalan dengan baik diperlukan adanya suatu pengendalian atas operasi produksinya.
Ada beberapa jenis pengendalian operasi pabrik secara umumnya yaitu pengendalian produksi baik untuk kuantitas maupun kualitasnya, pengendalian tingkat keandalan pabrik untuk mencapai hasil operasi sesuai dengan yang direncanakan dan pengendalian pemakaian bahan. Dalam pengendalian produksi, kegiatan-kegiatan produksi yang dilakukan dibandingkan dengan apa yang telah ditetapkan dalam rencana, sehingga dapat dilakukan pengkoordinasian agar kuantitas dan kualitas produk serta waktu pengerjaan yang telah ditetapkan dapat dicapai.
Setiap jenis sistem produksi memerlukan proses perencanaan dan pengendalian yang berbeda. Setiap jenis sistem manufaktur mempunyai kelebihan dan kekurangan. Perencanaan dan pengendalian produksi bertujuan agar aktivitas produksi berjalan seefektif dan seefisien mungkin. Sistem manufaktur mempunyai pengertian yang lebih luas daripada sistem produksi.
Tujuan dari perencanaan dan pengendalian produksi adalah merencanakan dan mengendalikan aliran material kedalam, di dalam, dan keluar pabrik sehingga posisi keuntungan optimal yang merupakan tujuan perusahaan dapat dicapai. Pengendalian produksi dimaksudkan untuk mendayagunakan sumber daya produksi yang terbatas secara efektif, terutama dalam usaha memenuhi kebutuhan konsumen dan menciptakan keuntungan bagi perusahaan. Oleh karena itu perencanaan dan pengendalian mengevaluasi permintaan konsumen, posisi modal, kapasitas produksi, tenaga kerja, dan lain sebagainya.
3.2  SARAN
Dalam penulisan ini penulis meminta kritik dan saran bagi pembaca terutama pada dosen mata pelajaran, karena di dalam penulisan makalah ini penulis masih merasa banyak terdapat kekurangan dan kekeliruan. Bak kata pepatah ‘tidak ada gading yang tidak retak’. Oleh karena saran dan kritik sangat diperlukan untuk kemajuan penulis dalam menulis makalah selanjutnya.



DAFTAR PUSTAKA
            Kusuma, hendra. 2002. Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Yogyakarta: Andi
Konsep Perencanaan dan Pengendalian (Online), http://ariszeko.blogspot.com/2011/11/perencanaan-dan-pengendalian-manajemen.html, diakses tanggal 3 juli 2012
Perencanaan dan Pengendalian (Online)http://id.shvoong.com/business-management/technology-operations-management/. Diakses tanggal 1 juli 2012



Tugas & Kewajiban Pengurus Koperasi

A.    Pengurus Koperasi
         Pengurus koperasi adalah orang-orang yang dipilih untuk masa jabatan paling lama lima tahun sesuai dengan anggaran koperasi. Sepertiga anggota pengurus koperasi dapat dipilih dari orang-orang yang bukan anggota koperasi, sedangkan sisanya sebesar dua pertiga adalah harus benar-benar berasal dari anggota koprasi.
         Pengurus koprasi bertanggung jawab langsung kepada rapat anggota. Tugas dan kewajiban pengurus koperasi adalah memimpin organisasi dan usaha koperasi serta mewakilinya di muka dan di luar pengadilan sesuai dengan keputusan-keputusan rapat anggota.
Pengurus Koperasi Antara lain :

1.      Pengurus Harian :

§  Ketua
Tugas dan Tanggung Jawab :
v  Mengendalikan seluruh kegiatan koperasi
v  Memimpin, mengkoordinir, dan mengontrol jalannya aktifitas koperasi dan bagian-bagian yang ada di dalamnya
v  Menerima laporan atas kegiatan yang dikerjaan masing-masing
v  Menandatangani surat penting
v  Memipmin rapat anggota tahunan dan melaporkan laporan pertanggung jawaban akhir tahun pada anggota
v  Megambil keputusan atas hal-hal yang dianggap penting bagi kelancaran kegiatan koperasi

§  Sekretaris
Tugas dan Tanggung Jawab :
v  Membantu Ketua dalam melaksanakan kerja
v  Menyelenggarakan kegiatan surat menyurat dan ketatausahaan koperasi
v  Mencatat tentang kemajuan dan kelemahan yang terjadi pada koperasi
v  Menyampaikan hal-hal yang penting pada ketua
v  Membuat pendataan koperasi

§  Bendahara
Tugas dan Tanggung Jawab :
v  Merencanakan anggaran belanja dan pendapatan koperasi
v  Memelihara semua harta kekayaan koperasi
v  Membukukan transaksi ke Supplier > Rp 1 Juta
v  Pengisian saldo
v  Melakukan Cash Opname yang ada di kasir

2.      Pengurus Lengkap

§  Humas
Tugas dan Tanggung Jawab :
v  Menyusun strategi dan kebijakan pengelolaan SDM dan Koperasi
v  Mengkoordinasi dan mengontrol pelaksanaan fungsi SDM diseluruh koperasi untuk memastikan semuanya sesuai dengan strategi kebijakan system dan rencana kerja yang telah disusun
v  Mengkoordinasi dan mengontrol pelaksanaan program pelatihan  dan pengembangan untuk memastikan tercapaianya target tingkat kemampuan dan kopetensi setiap karyawan
v  Menyusun system manajemen kerja, serta mengkoordinasi dan mengontrol pelaksanaan siklus manajemen kerja

§  Administrasi
Tugas dan Tanggung Jawab :
v  Mengatur surat menyurat yang ada di Koperasi
v  Mengasirpkan dokumen-dokumen penting koperasi
v  Memonitor kebutuhan rumah tangga dan ATK Koperasi
v  Mempersiapkan rapat-rapar di Koperasi
v  Menjadwalkan kegiatan-kegiatan yang dilakukan di Koperasi
   
§  Akuntan
Tugas dan Tanggung Jawab :
v  Bertanggung jawab dalam pencatatan penerimaan dan pengeluaran kas
v  Bertanggung jawab atas pembuatan laporan keuangan, neraca, laporan rugi laba, arus kas, dan lain-lain
v  Bertanggung jawab atas Rekonsiliasi Bank

§  Kasir
Tugas dan Tanggung Jawab :
v  Membuat bukti keluar masuknya uang yang ada di koperasi
v  Bertanggung jawab atas dana kas kecil
v  Bertanggung jawab atas keluar masuknya uang
v  Bertanggung jawab membuat laporan harian

Tugas dan Kewajiban Pengurus (Pasal 23, AD 27/PAD/XVI.37/2008)

(1)  Menyelenggarakan dan mengendalikan usaha Koperasi
(2)  Melakukan seluruh perbuatan hukum atas nama Koperasi
(3)  Mewakili Koperasi di dalam dan di luar Pengadilan
(4)  Mengajukan Rencana Kerja, Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Koperasi
(5)  Menyelenggarakan Rapat Anggota serta mepertanggungjawabkan pelaksanaan tugas kepengurusannya
(6) Memutuskan penerimaan anggota baru, penolakan anggota serta pemberhentian anggota
(7) Membantu pelaksanaan tugas pengawasan dengan memberikan keterangan dan memperlihatakan bukti-bukti yang diperlukan
(8)   Memberikan penjelasan dan keterangan kepada anggota mengenai jalannya organisasi dari usaha Koperasi
(9)   Memelihara kerukunan diantara anggota dan mencegah segala hal yang menyebabkan perselisihan
(10) Menanggung kerugian Koperasi sebagai akibat karena kelalaiannya, dengan ketentuan yang berlaku
(11) Meminta jasa audit kepada Koperasi Jasa Audit dan atau Akuntan Publik yang biayanya ditanggung oleh Koperasi dan biaya audit tersebut dimasukan dalam Anggaran Biaya Koperasi
(12) Menyusun ketentuan mengenai tugas, wewenang dan tanggung jawab anggota Pengurus serta ketentuan mengenai pelayanan terhadap anggota
(13) Pengurus atau salah seorang yang ditunjuk berdasarkan ketentuan yang berlaku dapat melakukan tindakan hukum yang bersifat pengurusan dan pemilikan dalam batas-batas tertentu berdasarkan persetujuan tertulis dari Keputusan Rapat Pengurus dan Pengawas Koperasi.

B.     Badan Pemeriksa Koperasi atau Pengawas

1. Pengawas bertugas :
Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan dan pengelolaan koperasi.

2. Kewajiban Pengawas (Pasal 28, AD 27/PAD/XVI.37/2008)
(1)  Melakukan pengawasan dan pemeriksaan terhadap pelaksanaan kebijakan dan pengelolaan Koperasi
(2)  Meneliti catatan dan pembukuan yang ada pada koperasi
(3)  Memberikan koreksi, sara teguran dan peringatan kepada Pengurus
(4)  Membuat laporan tertulis tentang hasil pelaksanaan tugas pengawasan kepada Rapat Anggota

C.     Manajer atau Pengelola
Pengelola ( Manajer ) koperasi adalah mereka yang diangkat dan diperhentikan oleh pengurus untuk mengembangkan koperasi secara efisien dan profesional.
Kedudukan pengelola adalah sebagai karyawan / pegawai yang diberi kuasa dan weweang oleh pengurus.

Tugas dan tanggung jawan pengelola :
- Membantu memberikan usulan kepada pengurus dalam menyusun perencanaan.
-Merumuskan pola pelaksanaan kebijaksanaan pengurus secara efektif dan efisien.
-Membantu pegurus dalam menyusun uraian tugas bawahannya.
- Menentukan standart kualifikasi dalam pemilihan dan promosi pegawai.